Chap 10 - That Day Pt. 2

134 24 6
                                    



==//==




"Zara sa jhoom loon mein?*"
(*Bolehkah aku terhuyung-huyung sedikit?)


Rigel tiba-tiba bernyanyi ditengah langkahnya yang sempoyongan. Sebuah lagu ikonik yang tak ada seorangpun tak tahu kalau lagu tersebut berasal dari film Bollywood All Time Blockbuster, Dilwale Dulhania Le Jayenge. Cara jalan Rigel yang sulit lurus, menunjukkan bahwa dia cukup mabuk.


"Arre, na re na re na*."
(*Oh, Jangan jangan jangan.)


Suara bersahutan Perseus dan Orion sesuai lagu yang juga mereka hafal, membuat yang lain tertawa. 

Kelimanya kini berjalan beriringan di pinggir kota Saint Paul yang sepi karena waktu telah lewat dari pukul tiga pagi. Berbeda dengan Rigel, langkah keempat temannya terlihat baik-baik saja, mereka cukup bisa mengontrol alkohol yang dikonsumsi saat berpesta tadi. Hujan yang mereda dua jam lalu membuat rambut lepek mereka akhirnya kering dengan sendirinya, walau pakaian yang dikenakan masih terlihat basah sebagian. Untung saja mereka tidak masuk angin. Atau mungkin, belum.


"Zara Sa Ghoom Loon Mein?*"
(*Bolehkah aku berputar-putar sedikit?)


Rigel kembali bernyanyi, kini dia berputar di tempat seperti lirik yang lantunkan. Tapi saking mabuknya, laki-laki itu malah terselengkat kaki sendiri. Yang membuatnya limbung dan hampir saja mencium aspal jika Percy tak langsung menangkap tubuhnya.


"Arre, na re na re na..*"
(*Oh, Jangan jangan jangan..)


Orion melanjutkan lagu sambil tertawa kecil. 


"Aa tujhe choom loon mein..*"
(*Ayo, biarkan aku menciummu..)


Dengan tubuh yang masih berhadapan dan bertumpu pada Percy, Rigel kembali bernyanyi sembari menangkup wajah Percy dan memanyunkan bibir. Tiga temannya langsung terbahak melihat ekspresi jijik Percy. 

"Arre na re baba na!*" Ucap tegas Percy yang melanjutkan lagu sembari melepas tubuh Rigel dan mendorong dahinya menjauh. Membuat temannya yang sedang mabuk itu jatuh terduduk di trotoar. (*Oh tidak, nak tidak!)


Semua kembali tertawa melihat tingkah koyol dua laki-laki itu. Rigel yang memiliki kesabaran setipis tisu, kini malah tertawa paling besar. Tak sedikitpun marah, bahkan tak merasa bokongnya sakit saat beradu dengan trotoar.


"Up, idiot.." Cassiopeia meremat bagian belakang kerah jaket Rigel untuk membuatnya kembali berdiri. "Aa tujhe choom loon mein..*" Rigel mengulang liriknya sambil memajukan bibir pada si gadis. "Just shut up." Cassie membekap mulut Rigel.


"Gentle, Sist.." Ucap Orion pada Cassie, kemudian merangkul bahu Rigel. "Come on, Rig. Kita harus terus berjalan agar cepat mencapai kendaraan yang kita sembunyikan cukup jauh dari sini." Ia membuat Rigel kembali berjalan, walau sedikit bertumpu pada sang Kapten.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: May 01 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

BACKFIREWhere stories live. Discover now