Curhatan Weasley

428 45 2
                                    

CREDIT BELONGS TO JK. ROWLING

BAGIAN II       








TIDAK ada yang lebih membosankan ketika hanya kamu sendirilah yang sadar pada tengah malam, itu juga yang dirasakan oleh Ron, pemuda dengan tubuh tingga lumayan itu memandang langit-langit kamar yang tampak gelap, bayangkan, tiba-tiba listrik padam dan maksudnya, bagaimana bisa terjadi pemadaman listrik seperti ini?




"Harry." suaranya terdengar berbisik, bagaimana pun ia tak mau membangunkan Seamus, Neville ataupun Dean, itu hanya akan membuat kacau di beberapa jam mendatang. "Harry, aku memanggilmu, Harry Potter!"






Terdengar gumaman Harry, ia tahu benar, teman sekamarnya itu sangat susah dibangunkan, akan tetapi jika Harry sudah bermimpi buruk, bahkan lagu nina bobo sekalipun taakan membuat pemuda itu tertidur dengan nyenyak seperti ini. Ron menghembus nafasnya, mengingat beberapa tahun lalu yang sempat terjadi perang antar penyihir di Hogwarts, kejadian itu masih terus mengusik fikiran Ron, bagaimana tidak, dikejadian tersebut banyak sekali memuntahkan korban, salah satunya Freddie Weasly, kakak Ron. Meskipun begitu, Fred tidak meninggal dengan sia-sia, semua telah dibayar dengan lenyapnya kau-tahu-siapa.



Profesor Dumbledore pun tak luput menjadi korban, akan tetapi setelah mendengar cerita Harry, Ron tahu, itu semua sudah di rencanakan, agak lega rasanya tak ada pelajaran ramuan bersama Snape, meskipun Ron dan Harry membenci Snape setengah mati– mengingat betapa menjengkelkannya guru sekaligus kepala asrama Slytherin itu, belakangan ini ia dan Harry merindukannya, bahkan Neville sendiri mengakui terang-terangan kalau ia merasa ada yang kurang. Yah, semua telah berubah.





"Ron? kamu tadi memanggilku ya?" Ron memutar kedua matanya, payah sekali kau Potter, ada yang mengganggu pendengaranmu?. "Ron, kamu masih bangun apa tidak, sih?"





Ron menggumam kecil, bingung harus mulai dari mana. Harry yang tahu itu pun bangkit dari tidurnya duduk, keheningan menerjang mereka berdua, lampu yang pada tak kunjung menyala. Keduanya saling pandang ketika mendengar pintu asrama Gryffindor terbuka, tentu saja, suara Fat Lady terdengar jengkel, lagipula siapa yang baru masuk asrama selarut ini?





"apakah– eh, 'Mione jatuh cinta padaku, Harry?"





Harry tidak bisa menahan, ia tersedak, entah tersedak apa. Tatapan matanya mengarah ke Ron, meskipun keadaan pada saat itu gelap gulita, ia tahu Ron pasti memandang langit-langit dengan wajah meremang merah, Harry tahu, Ron jatuh cinta setengah mati pada gadis berambut semak– oh itu julukan si Malfoy untuk Hermione.





"aku tidak tahu, Ron. Jujur." Harry berkata pelan, "seharusnya kamu memberanikan diri mendekatinya dan menanyakannya, aku tahu susah membedakan sifat Hermione jika dia suka padamu atau tidak, yah, kamu tahu kita sudah berteman hampir– ah aku tidak bisa menghitungnya."





Ron mendesah kecil, hatinya bingung, kepalanya berputar-putar pusing. Sebuah fikiran mengerikan muncul di kepalanya. "bagaimana jika 'Mione jatuh cinta pada si Ferret Malfoy. Pangeran Shitherin, ah aku tidak bisa membayangkannya Harry. Menurutmu tidak mungkin 'kan?"





Harry terbahak, mendengar pertanyaan konyol itu. "Yah, Ron. Lihat saja Hermione setiap melihat Malfoy, seperti hendak memantrainya. Maksudku, Hermione dan Malfoy bisa saling membunuh."





Mereka berdua terdiam, tenggelam dalam fikiran masing-masing. Ron dengan perasaannya untuk Hermione dan Harry yang bingung memberitahu bahwa ia dan Ginny menjalin hubungan. Bukannya apa, Ron sangat menganut aliran tidak-boleh-memakan-adik-dari-sahabat-sendiri, dan sialnya Ginnya menarik perhatian Harry, sangat.





"Harry?" Harry menggumam kecil ketika mendengar namanya di sebut. "aku menyayangi 'Mione, aku bersumpah aku akan mengatakan perasaanku padanya secepatnya."





Harry tersenyum.

[]

HAIIIII, bagaimana dengan part 2-nya? Maaf ya kalo masih bahasanya agak kaku gitu, hihi. Sehabis ini aku ga bakal nulis author note lagi ya! kalo yang pengen chat sama aku tentang Harry Potter, atau tentang doi juga boleh, kita berbagi cerita!





salam sayang,


Potterhead

Magical Things; Dramione.Where stories live. Discover now