Quidditch

338 39 1
                                    

CREDIT BELONGS TO JK. ROWLING

BAGIAN III





         HARI ini adalah pertandingan Quidditch[1] antar asrama, pertandingan yang sudah menjadi tradisi Hogwarts selama bertahun-tahun. Pertandingan hari ini dimulai dengan Slytherin melawan Ravenclaw, Draco Malfoy sebagai seeker[2] untuk Slytherin dan Cho Cang– gadis berwajah asia yang di taksir Harry setengah mati pada tahun ke empat mereka di Hogwarts sebagai seeker Ravenclaw.








          "Hermione?" Goerge Weasly, kakak dari Ron dan Ginnya, tampak aneh ia tampa Fred di sampingnya, mungkin pada awalnya ia tidak bisa menerima kepergian Fred, tapi aku rasa dia makin membaik dan mulai bisa menerima keadaan. "Kau tampak rapi sekali dengan seragam lengkap Gryffindor, dan, biarkan aku memberi tahumu, hari ini tidak ada pelajaran karena—"








          "— aku tahu itu, George." potong Hermione cepat sebelum George sempat merepet tidak jelas di sebelahnya. "Dan, aku berencana untuk menontonnya. Terimakasih. Dan, oh ya! aku tidak merasa kecewa hari ini tidak ada pelajaran, George."








          George melongo lebar, rambut Hermione yang biasa serindang dan selebar pohon beringin tampak lurus dan di ikat kepang kuda, dan– wah Hermione sangat wangi, dan aura kebahagian tak dapat ditutupi-tutupinya, mungkinkah Ron dan Hermione akhirnya— ah syukurlah. George melonjak kegirangan.

[]

          "Hai!" Hermione menyapa Draco yang sedang duduk– kebetulan sekali dia sendiri dengan Firebolt[3] barunya, yah, meskipun ia sangat menyukai Hermione, rasa siriknya terhadap Harry tidak pernah bisa hilang. "Kapan pertandingan di mulai?"








          Draco menoleh, melihat Hermione mengambil tempat di sampingnya. Ada yang berbeda dari Hermione, dan ia bisa mencium aroma strawberry yang manis dari tubuh Hermione, padahal jarak mereka cukup jauh lho. Meskipun hendak tersenyum lebar, Draco lebih memilih memasang tampang datar. "kemana rambut semakmu?"








          "Menyebalkan." gerutu Hermione meninju lengan Draco yang terbalut seragam Qudditch yang serba berwarna hijau, entahlah, kenapa Slytherin sangat tergila-gila dengan warna hijau. "aku ke sini untuk mengunjungimu, pirang. Dan kamu belum menjawab pertanyaanku."








          "Aku rasa kamu bisa melihat di dinding sekolah. Di sana tertera waktu, serta tim yang akan bermain. Atau ini hanya akal-akalan dari otakmu yang sok tahu itu agar kamu bisa menemuiku. Sudah mulai genit, Granger?" Hermione benar-benar sebal mendengar pertanyaan sekaligus pernyataan konyol Draco, ia memutar matanya dan mengangkat bokongnya dari samping Draco, berjalan melewati pemuda itu dengan dagu terangkat tinggi.








          "Hei." Draco berdiri dan menarik pergelangan kecil Hermione, dengan tongkat yang sudah ia siapkan di tangannya yang bebas, Hermione menatap tajam manik Draco yang pada siang itu mengkilat-kilat nakal. "Santai, Granger. Aku tidak sabar melihatmu duduk di bangku penonton untuk melihat kekasihmu yang tampan ini."








           Seringaian menyebalkan itu tercetak jelas di wajah Draco yang pucat– memang warna kulitnya seperti batu pualam Hermione tidak bisa mengindahkan semburat sial yang berwarna merah muda ini muncul di kedua pipinya, Draco memperlebar seringainya, hal yang paling ia sukai dari Hermione selain sikap galaknya adalah pipinya yang bersemu ketika sedang malu, atau pun marah.








          "Kamu pirang sialan lepaskan 'Mione!" suara lantang Ron membuat Draco dan Hermione kembali ke bumi dengan air wajah kaget, sementara Ron yang tidak tahu menahu mengacungkan tongkatnya pada Draco yang menatap Ron dengan wajah menyerengit jijik, wajah dan rambutnya sekarang serasi, sama-sama merah padam. "Aku peringatkan padamu, Malfoy, jangan sekali-kali kamu berani dekat-dekat pada Hermione atau—"








           "— Atau apa, Wajah idot? menyihirku memakan siput? apa yang bisa kau lakukan dengan tongkat murahmu?" tanya Draco pedas, sambil mengendikkan bahu ia pergi dari hadapan Hermione dan Ron.








          "Setidaknya keluargaku yang miskin ini tidak mempunyanyi keturunan pelahap maut." teriak Ron dengan nada keras, Draco menoleh dengan mata berkilat dingin dan mengerikan sangat berbeda ketika ia menatap Hermione, seperti, yah, Draco memang mempunyai sisi hangat, tapi tidak ditunjukkan untuk siapapun. "Apa? kau mau mengancamku seperti kau mengancam Dumbledore pada saat itu? atau menangis pergi dengan Ibu dan Ayahmu ketika Kau-Tahu-Siapa bertarung melawan Harry?"








          "Ron!" tegur Hermione, tangannya mencekal pundak pemuda berambut merah tersebut. Menurutnya Ron sudah keterlaluan.








          "Tolong ajari kekasihmu yang idiot itu untuk bertutur kata dengan benar, mudblood[4]." ujar Draco dengan nada rendah, seringai menyebalkan itu kembali muncul, dan entahlah Hermione sakit hati ditatap dan dikatai seperti itu. "Sebelum bludger mengenai kepalanya yang kecil itu."

[]

[1] Quiddtich : Semacam permainan seperti sepak bola, bedanya para pemain menggunakan sapu. Terdiri atas satu keeper, dua beater, dan tiga seeker, dan menggunakan tiga bola, yaitu bludger, golden snitch dan quaffle.

[2]  Seeker : Seeker bertugas mencari Golden Snitch. Bila salah satu seeker berhasil menangkap snitch, maka tim dari seeker yang berhasil mendapatkan snitch itu akan mendapatkan 150 poin.

[3] Firebolt : Sapu terbang tercepat.

[4] Mudblood : Seorang penyihir yang memilik darah keturunan muggle (manusia) atau disebut juga dengan darah kotor.

Magical Things; Dramione.Where stories live. Discover now