Kejujuran Ron

314 37 0
                                    

CREDIT BELONGS TO JK. ROWLING

BAGIAN V








DOBBY meneteskan air mata bahagianya ketika melihat Trio Golden Hogwarts datang berkunjung ke dapur, deru-deru peri rumah pun tak kalah ramainya ketika menyambut Trio Golden tersebut. Bahkan, salah satu dari mereka sampai repot-repot harus mengelap kursi agar Trio Golden tersebut bisa nyaman, bisa dibilang Dobby sekarang menjadi pemimpin peri rumah, dan Hermione hampir menangis terharu karenanya.


"Ayo duduk, Sir! Harry Potter dan teman-temannya harus menyantap masakan baru! maksud Dobby, Sir! Dobby dan peri rumah membuat resep baru, dan Harry Potter dan teman-temannya harus yang pertama yang mencicipinya, Sir!" Harry, Hermione dan Ron saling tatap bingung, penggunaan kata 'Sir', 'Harry Potter, 'Dobby' membuat mereka bertiga harus memutar otak.


"Dobby." tegur Ron dengan cengiran khasnya yang lebar. "kamu sekarang tampak bergaya, maksudku cobalah kalian berdua lihat, sepatu dan kaus putih Dobby yang bertuliskan 'Supreme' wicked!"


Hermione dan Harry tertawa terbahak-bahak, entahlah, di mana Dobby mendapatkan kaus tersebut. Seingat Harry itu kaus yang diinginkan Dudley beberapa bulan ini– yah, ia sudah kembali tinggal bersama keluarga Dursley, dan satu yang Harry syukuri, di balik semua kekacauan dan segala perubahan yang ada keluarga Dursley dengan sukarela tetap menyiksanya.


Harry, Hermione dan Ron duduk manis sambil menyantap makanan yang terbuat dari sayur-sayuran, mungkin jika di dunia muggle ini disebut dengan sup asparagus, tapi aku tak tahu Dobby dan kawanan peri rumahnya menamakan masakan baru ini kelak. "Bagaimana rasanya, Sir! Dobby dan peri rumah tidak ingin mengecewakan Harry Potter dan teman-temannya yang telah berani melawan Pelahap Maut—."


— Hermione tersedak, benar-benar tersedak ketika mendengar kata 'Pelahap Maut.' ingatannya tiba-tiba melayang ke pemuda sialan berdagu runcing yang akhir-akhir ini sama sekali tidak berniat mengunjunginya, hal terakhir yang ditinggalkan Draco adalah sebuah surat dan sebuket bunga merah-- belakangan ini Hermione tahu, Draco bersusah payah untuk tidak menggunakan sihir dalam pembuatan bungan mawar tersebut, tapi tetap saja, Hermione merasa diabaikan.



"Maafkan Dobby, Miss! Dobby tidak sengaja membuat Miss. Granger tersedak, Dobby bisa dikutuk menjadi petasan banting oleh Mr. Malfoy, maafkan Dobby Miss!" untuk sesaat Harry dan Ron yang tengah sibuk menepuk-nepuk pundak Hermione dan peri rumah bernama Gigi mengambilkannya segelas air putih tidak mengacuhkan ucapan Dobby.


"Tunggu dulu!" sergah Ron ketika keadaan mulai membaik, Hermione sudah tidak lagi tersedak dan Harry mulai makan dengan santainya, Ron bergerak ke hadapan Dobby yang menciut takut, sadar ia telah salah berkata, Dobby dengan cepat melangkah ke dinding perapian lalu menghantup-hantupkan kepalanya sambil menangis, "Dobby! Dobby! apa aku tadi baru saja mendengar kamu mengucapkan kata, Malfoy?"


Dari balik punggung Ron, wajah Hermione yang awalnya semerah celana dalam Merlin kini memucat pasi, Dobby melirik ke arah Hermione yang dengan wajah memelas meminta pertolongan, sebagai peri rumah yang berbakti Dobby pun rela akan menggosok tangannya karena telah berbohong kepada Ron. "Tidak, Sir! Mr. Weasley salah paham! Dobby tidak menyebut nama Mr. Malfoy, Dobby menyebut Mr. Maldoy, itu nama ayah dari Miss. Granger."


Untuk sesaat Ron memandang Dobby tanpa berkedip, bagaimana tidak? nama belakang itu terdengar aneh dan agak konyol, akan tetapi ia angat bahu dan kembali duduk di antara Harry dan Ron. Hermione yang mengira jiwanya tengah selamat, ternyata salah, temannya yang memakai kacamata bundar itu tengah berfikir keras.


Bukankah nama belakang Hermione adalah Granger, dan kenapa Dobby mengatakan Mr. Maldoy sebagai ayah Hermione. Menyimpan fikiran itu Harry tersenyum geli, ia mengetahui ada yang disimpan Hermione dari mereka berdua.

[]

Ruang rekreasi tampak sepi pada malam itu, semua anak turun untuk makan malam terkecuali si pemilik mata coklat madu tersebut, ia duduk di sofa panjangan dengan wajah serius, sebuah buku setebal kitab berada di pangkuannya, siapalagi yang rela mengambil jatah malamnya hanya untuk belajar esok hari karena ada test? Hermione Jean Granger, orangnya.


"Ehm, 'Mione?" akrab dengan panggilan suara itu, Hermione menggumam pelan, Ron mendesah berat lalu duduk di samping Hermione dengan tangan bertaut dan raut wajah gugup. "bisakah kamu melepaskan buku Sejarah itu, 'Mione? aku ingin berbicara sesuatu padamu."


Hermione menggeleng pelan, telunjuknya asyik menunjuk setiap paragraf. "Ronald Weasley, aku mempunyai test dua hari lagi." oh, ternyata aku salah, test sejarah sihir itu akan di adakan dua hari lagi dan Hermione sudah belajar mati-matian. "kamu tidak akan mau mendengarku mencak-mencak karena aku mendapatkan nilai yang tidak standar, 'kan, Ron?"


Standar Hermione yaitu tidak boleh mendapat nilai di bawah A, yang artinya di semua pelajaran, kecuali pelajaran terbang– dan benar, sampai sekarang Hermione tidak pernah lancar menggunakan sapu terbangnya, yang mendapatkan A-, dan itu membuat Hermione marah-marah tidak karuan, siapa lagi korbannya jika bukan Harry dan Ron.


Sadar Hermione tidak akan mendongakkan kepalanya, Ron berdehem sebentar, di tatap atau tidak, yang penting Hermione pasti mendengarnya."Oi, 'Mione, ak– aku cuma ingin bilang kalau ak– aku menyukaimu."


Hermione terdiam, matanya menelusuri Ron dengan tampang menilai. Sebulir air mata tiba-tiba saja turun membasahai pipi tirus Hermione, Ron tersentak, bingung. Apakah Hermione sebegitu bahagianya karena dia pada akhirnya mengatakan bahwa seorang Ronald Weasely menyukai Hermione Granger?

"Ron?" Ron menoleh, iris mata Hermione yang berwarna coklat madu tersebut semakin basah, titikan air matanya jatuh turun membasahi sampul buku berwarna coklat pucat tersebut. Hermione tahu, ia sangat tahu hari ini akan datang– malah dulu ia menunggunya tidak sabar, tapi semenjak mengenal Draco– dan sifat Draco yang selama ini terkubur jauh secara tidak sengaja, perasaanya untuk pemuda berambut merah ini sudah tidak lebih dari sekedar saudara laki-laki. "Dengar, ak– aku tidak, ak– aku, ak– aku harus ke atas."


Dengan itu ia meningglkan Ron dengan segala kebingungannya yang rela melewatkan jatah makan malamnya demi ini.

Magical Things; Dramione.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang