Kunang-Kunang Daun

316 39 0
                                    

CREDIT BELONGS TO JK ROWLING

BAGIAN VI








Flashlight - Jessie J



SETELAH pengakuan Ron yang tidak disangka Hermione– ya, sebenarnya, dia bakal tahu cepat atau lambat Ron akan mengatakan bahwa ia menyukainya, akan tetapi, entahlah kenapa Hermione merasa marah kepada Ron, maksud Hermione, kenapa tidak dari dulu ia mengatakan kalo dia menyukai Hermione?  kenapa ketika ia telah jatuh untuk musuh mereka ia baru memberanikan dirinya?


Hermione duduk bersandar di tepi hutan terlarang, ia benci melanggar peraturan sekolah, tapi logikanya mengatakan ia hanya duduk dan bersandar tepi pohon terlarang, bukan di salah satu pohoh di dalam hutan terlarang, hal itu yang akan ia debatkan ketika Mr. Flitch menangkapnya dan menyerahkan dirinya kepada Profesor McGonagall.


Matahari yang tadi sempat menerpa wajahnya dengan terpaan cahaya jingganya kini perlahan berganti menjadi cahaya kuning tenang, tidak terasa ia sudah duduk di sini hampir berjam-jam, melewatkan makan malam untuk kesekian kalinya, dia bukannya tidak ingin makan, hanya saja ia tidak ingin bertemu dengan Ron. Hermione jujur, merasa bersalah, merasa marah juga iya, daripada uring-uringan lebih baik dia menyendiri di sini.


"Kalau aku boleh menyarankan, salah satu bagian tubuh yang perlu kamu dietkan adalah gigimu, Berang-berang." Hermione menoleh, hampir terjengkang dari tempat yang ia duduki, Draco Malfoy, sang Pangeran Slytherin dengan jubahnya yang berlambang Slytherin itu duduk di samping Hermione, ikut memandang ke arah tuju yang dilihat gadis- nya tersebut. "aku serius soal tadi, Granger."


Hermione hanya diam, membuat Draco menoleh dengan wajah bingung, tidak biasanya Hermione seperti ini. Hermione adalah tipe orang yang sekali kita membuat masalah ia akan membalasnya dengan berlipat-lipat. Merasa diperhatikan, gadis bertampang lesu itu memandang Draco dengan tatapan malas, ia sedang malas berkelahi.


"Kamu kenapa?" tanya Draco, sejujurnya Draco tidak pernah seperhatian ini kepada para pacar-pacarnya, jikalau kusebutkan di situ para pacar Draco, berarti Draco bukan hanya pernah mengencani satu gadis melainkan hampir seluruh gadis Slytherin, apalagi si Pansy-Pantat-Parkinson itu. Jadi ini adalah hal jarang, Hermione sendiri tahu, tapi ia sedang tidak bersemangat. "Aku sebenarnya tahu, Ron mengatakan ia menyukaimu,'kan?"


Hermione untuk sesaat diam membeku, tidak berani menatap Draco, jadi, ia hanya menunduk, menjadi daun kering itu sebagai objek yang ia paksa untuk menarik. "Hey, dengarkan aku, Granger. Tidak masalah jika si Wesel itu menyatakan cinta padamu, aku tidak keberatan." untuk sementara Hermione mendongak, menatap Draco yang tersenyum sedikit. "karena aku tahu, kamu pasti memilihku daripada si rambut merah sok tahu itu."


Hermione tersenyum, memukul pundak Draco pelan. Draco sendiri ikut tersenyum, tapi dia tak akan sudi melihatkan senyumannya ini kepada Hermione, untuk sekedar memperlihatkan senyum ini Draco harus mempertimbangkan berkali-kali. "Oh ya, coba kau lihat apa yang aku bisa lakukan dengan daun kering bodoh tidak berguna ini."


"Tumbuhan seperti ini saja tidak pernah luput dari ejekanmu, Malfoy Pirang." gumam Hermione, tidak habis fikir dengan mulut usil Draco.


"Coba lihat ini." Draco meniup daun kering yang tengah menguning tersebut, tiba-tiba saja daun itu berubah bentuk menjadi kunang-kunang, dan terbang, dan, dan, Hermione membesarkan kedua bola matanya, kagum, kunang-kunang itu mengeluarkan cahaya sebagaimana mestinya. "Masih menganggapku tuan nomer dua, Granger?"


Pertanyaan Draco sama sekali tidak diindahkan Hermione, ia malah asyik melihat kunang-kunang itu berterbangan, tatapannya beralih kepada Draco, sebisa mungkin mengeluarkan wajah memelas yang paling menggemaskan ia punya. Draco mengangkat alisnya dengan menghembuskan nafas berat-berat, Draco mulai merubah dedaunan kering itu menjadi kunang-kunang, seperti lampu senter menerangi tepi hutan terlarang.


"Eng-- Hermi-- maksudku, Granger?" Hermione menoleh, menatap Draco, ia memang tidak banyak bicara pada kali ini, ia, hanya, oh ayolah maksud Hermione, bagaimana bisa seorang Draco yang terkenal dengan sifat sombong, sok, dan merasa paling hebat bisa melakukan seindah ini, ia hanya tak habis fikir. "aku minta maaf atas hari itu ya, Granger? aku tidak bermaksud."


Hermione tidak mengangguk, tidak pula menjawab, hanya tangan kecilnya menyelusup di jari-jari Draco, menurut Draco itu sudah cukup.

[]

25 Februari 2016

Magical Things; Dramione.Where stories live. Discover now