The Fifth Blue Roses: Snapback

1.2K 271 105
                                    

"Diajak Ashton. Ikut, ya?"

Molly menggeleng dengan semangat yang sudah menguap entah ke mana. "Pengen. Tapi enggak, deh. Lo aja yang ke sana. Gak enak, Ashton pasti udah nunggu."

Mike mendecak lalu melompat ke atas tempat tidur yang diduduki Molly. "Kenapa?"

"Gue kan sakit bego." Gadis itu melempar bantal babinya ke wajah Mike. "Eh, kok bonekanya mirip elo, ya?"

"Heh, Pokemon. Diem aja, ya. Ayo ikut gue. Emangnya Rapunzel apa ngurung diri di rumah terus?" Mike turun dari tempat tidur dan menarik-narik tangan Molly. "Cepetan."

Ia memukul-mukul genggaman Mike. "Lepasin gak?!" Molly berusaha menendang kaki Mike. "Lagian Rapunzel itu gak ngurung diri, dia itu dikurung. Gimana, sih? Gak pernah nonton filmnya, ya?"

"Selera gue mah bokep jepang. Berisik-berisik gitu." Mike memasang senyuman mesumnya.
"Udah, ah. Ayok!"

Tanpa bisa menolak lagi, akhirnya Molly berdiri dan setuju untuk ikut. Mereka akan menuju ke taman kota. Ashton dan beberapa remaja lainnya menjadi pengajar sukarelawan bagi anak-anak yang ingin belajar (seusai pendidikan formal di sekolah). Kegiatan ini rutin dilakukan satu minggu sekali sejak dua tahun yang lalu.

Sebelum pergi, Molly menggulung sisa rambutnya dan menutupi kepalanya dengan sebuah snapback milik Mike yang tertinggal sebulan lalu. Lelaki itu tahu, namun sengaja untuk tidak diambil lagi.

"Rumah lo kan rumah gue juga. Lagian di masa depan kita bakalan serumah, kok." Jawab Mike pada suatu hari.

Dan sampailah mereka. Sudah ada Ashton, Calum dan beberapa pengajar lainnya yang tengah bermain bersama anak-anak di dekat istana pasir. Mike berlari dan menarik tangan Molly menuju ke arah teman-temannya.

"Ow," Calum kemudian berdeham. "kita kedatangan kakak-kakak baru, nih! Kasih salam dong."

"Selamat sore, kak!" jawab murid-murid itu serempak.

Entah apa yang Mike pikirkan, tapi pipinya memerah. Mungkin ia membayangkan bagaimana jadinya jika nanti ia dan Molly benar-benar menikah dan punya anak sebanyak ini; 25 orang.

"Sori kita telat, Ash, Cal." Kata Mike ketika kedua temannya itu menepi dan meminta guru lainnya untuk mengambil alih. "Nih, susah banget ngajakin Molly."

Tanpa bisa dilihat oleh Ashton maupun Calum, Molly mencubit pinggang Mike dengan gerakan memutar dan perlahan.

Mike menoleh dan menahan ringisannya. "Hahaha. Engga kok, engga. Gue nya aja yang lama. Iya, kan, Molly?"

Molly tersenyum lebar. "Iya, hehe."

Ashton dan Calum kemudian mengajak dua anak manusia itu untuk bergabung dengan mereka. "Nah, kan tadi udah belajar Matematika, sekarang boleh bebas main lagi. Setengah jam, ya. Nanti kumpul lagi di sini, okay?" Calum menunggu jawaban murid-muridnya.

"Okay!"

Anak-anak yang semula duduk kini berhamburan ke segala penjuru taman. Ada yang main perosotan, ada yang memancing di kolam ikan imitasi, ada yang mencari cacing di dalam tanah-bebas.

"Gue ke mereka dulu, ya. Lo tunggu sini." Kata Mike sambil berjalan mundur dan menunjuk-nunjuk bangku taman yang tengah Molly duduki. "jangan kemana-mana!"

Gadis itu hanya tertawa sambil berharap agar Mike jatuh karena berjalan dengan cara yang tidak semestinya.

"Nama kakak siapa?" tanya seorang anak laki-laki bertubuh gempal dengan mulut penuh dengan lelehan cokelat.

Blue RosesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang