CHAPTER 11

38.5K 4.6K 804
                                    

"Stop it, Aluna!"

Menyumpahi dirinya sendiri saat melakukan kebiasaan yang akhir-akhir ini menjadi ritualnya sebelum tidur. Fatalnya, meski ego perempuannya menolak habis-habisan, jemari lentik Aluna lagi-lagi memutuskan mengeklik salah satu aplikasi media sosial yang rajin dikunjunginya—dalam kasus yang satu ini diintipnya—setiap malam. Mendesah pasrah akan kelakuannya sendiri, Aluna kemudian dengan lincahnya mengetik nama yang dicarinya. Ya, dia sengaja tidak mem-follow akun tersebut, tapi tak sehari pun ia absen dari mencari tahu apa yang ada di dalamnya. Kepo kuadrat, bukan tingkat kubik ini namanya. Bahkan jika ada istilah untuk pangkat sepuluh, kira-kira setara itulah rasa ingin tahu Aluna.

"Heh!" Mata Aluna nyaris keluar dari tempatnya.

Seraya mengusap dadanya yang seakan ingin melemparkan benda berdetak di dalamnya, Aluna harus mengedip beberapa kali untuk menjaga kewarasannya. Terpampang di layar ponselnya, foto Damar yang tengah selfie dengan memamerkan bagian atas tubuhnya. Topless.

Pahatan roti sobek tercetak jelas di perut Damar, kulitnya yang sebenarnya putih bersih menjadi terlihat agak kecokelatan karena didukung penerangan yang minim

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Pahatan roti sobek tercetak jelas di perut Damar, kulitnya yang sebenarnya putih bersih menjadi terlihat agak kecokelatan karena didukung penerangan yang minim. Tapi itu sama sekali tidak bisa menghentikan deretan komentar yang meramaikan di bawahnya.

'Kyaaa ... gue serasa di surga. Malaikatnya cem begini, euy.' Mati aja lo!

'Mampuuuus ... bisa mimpi sampai mimisan nih liat Kak Damar' posting foto kayak gini.' Yaelah ... gitu doang mimisan, gue nih dimodusin puluhan kali santai aja, batin Aluna, tapi hampir semaput juga sih.

'Kenalin nih, my future husband', lalu men-tag nama temannya. Future husband, Mbah lo peyang! Ish!

Misuh-misuh dengan ribuan komentar yang memadati foto yang baru diunggah Damar satu jam yang lalu, Aluna memutuskan bahwa itu tidak sehat untuk hati dan bibirnya. Ia menyentuh tombol back untuk kembali ke layar utama. Namun, sebelum sampai ke situ, matanya lagi-lagi dipaksa singgah di sebuah akun yang ikut muncul ketika ia mengetikkan nama Damar di kolom pencarian. Damar Dirwanaka Fanspage.

"Apa lagi ini?"

Aluna menarikan jemari di beberapa kotak yang menyimpan video Damar. Memutarnya satu demi satu dan terkekeh pelan ketika mendengar tawa khas Damar yang renyah. Menurut Aluna, tawa Damar itu serasa makan kerupuk. Kriuk. Video ke sekian yang dibukanya dengan caption: Awas! Video ini dapat mengakibatkan kebaperan, membuat Aluna terhenyak seketika lalu mengumpat,"Dasar tukang modus gila!"

Akhirnya kesadaran menghantamnya, Damar di dunia maya bisa dimiliki oleh siapa saja. Emang kamu siapanya, Damar? Suara hati meneriakkan pertanyaan yang sanggup membuat dahi Aluna mengerut. Emang cuma kamu yang dia modusin dan deketin? Geer amat. Yang mau sama Damar tuh banyak!

Game Point! [ Completed]Where stories live. Discover now