Comfort Room

53 7 2
                                    

Aku selalu sendiri dalam ruang itu. Bukan tanpa alasan. Aku suka sendiri dan aku menikmatinya. Semua hal yang aku sukai selalu ada dalam ruang itu dan aku selalu mewanti-wanti tak ada seorangpun yang bisa memasuki ruang itu dan takkan ada yang kuizinkan tuk memasukinya.

Ruang itu milikku dan hanya untukku.

Biru kesukaanku, hitam kegemaranku, merah kecintaanku, hijau kesenanganku, pink keceriaanku dan segala warna kehidupanku. Aku suka segala warna selama itu tidak menyakitiku.

Ruang itu milikku dan ruang itu bewarna biru dan aku suka. Ruang itu hanya untukku dan akan selalu untukku.

Namun, hal tak terduga datang mengunjungi tanpa harapan dan ingin. Tidak ada pintu tidak ada jendela, tetapi mereka dengan mudah masuk ke ruanganku.

Tidak mengganggu dan tidak menggaduh. Mereka dengan santainya masuk dan mengakrabkan diri sendiri. Risih? No. Aku menikmatinya. Berbagi cerita, tawa, canda dan gombal. Aku menyukainya.

Berbagi cerita tuk saling belajar. Berbagi pengalaman tuk saling mengingatkan. Berbagi canda tuk saling membahagiakan.

Ruang yang sunyi berteman sepi berganti dengan ruang ramai berteman ricuh. Ada kesenangn sendiri mendapati ruang itu penuh suara. Ada kebahagian tersendiri saat ruang itu penuh kegembiraan.

Nyaman, asri, hidup dan bercahaya. Aku mulai menikmati perubahan yang sebelumnya tak pernah kurasakan. Aku menikmati perubahan yang selalu ku takutkan. Nyaman dan bahagia sekali.

Tak pernah terbesit dalam pikir bahwasanya aku akan memiliki mereka dalam ruangan ini. Tak pernah terpikir oleh ku akan mendapati mereka dalam cerita hidupku. Tak ada lagi sendiri. Tak ada lagi sepi. Tak ada lagi sunyi.

Aku suka. Aku mencintainya. Aku menikmatinya. Aku tak ingin kehilangan mereka dan bahagia ini, lagi.

3 tahun. 3 tahun aku memutuskan lari dari nyata hidupku. 3 tahun aku lari dari sosial dunia. 3 tahun aku menempati ruang yang kucipta dan kucinta. 3 tahun aku lari mengobati luka hati. 3 tahun aku mengintrospeksi diri. 3 tahun aku berteman sepi dan sunyi.

Mereka dengan mudah ada dalam ruang itu membuatku terbiasa dengan keramaian dan kegilaan. Kehadiran mereka yang dak pernah ku duga membuatku menjadi diriku yang lalu.

Ku langkah kaki mendekati mereka lebih dekat kerana nyaman hati yang kurasa. Tak pernah pudar senyum dan tawa dari bibirku. Ruanganku penuh dengan tamab bunga dengan warna warni yang beragam dan wangi yang segar. Ruang ku berubah tanpa sadarku. Ruangku berubah dengan penuh warna dan kebahagiaan. Ruangku berubah menjafi lebih indah.

Semesta membenciku. Semesta tak menyukaiku.

Belum, belum dekat dengan bahagia itu. Belun dekat aku berada dalam lingkaran tawa itu, mereka pergi. Mereka hilang. Mereka tinggalkanku. Mereka.....

"bagaimana cara memahami saat diri mendapati rasa hangat dan memberi harap serta mengikat menjadi dingin berkarat. Dimana kamu yang membuatku merasa diingini dan membuatku tidak sepi dan cemas lagi. Hilangkah rasa itu sehingga diri kembali mendapati sendiri bertemankan rindu. -noname-"

Ruang itu kembali sepi. Senyum itu kembali pergi. Tawa, canda, bahagia dan riuh itu kembali hilang.

Hanya sendiri lagi kudapati diri dalam ruangan itu bersama hal yang ku gemari. Puzzle, rubik, gambar, koleksi video, koleksi robot, koleksi mobil, games dan lainnya.

Rindu, rindu, rindu. Aku kembali merindu dalam diam, sepi dan sunyi. Kembali merindu dalam angan dan mimpi.

Aku rindu candaan gila penggemar alien saturn bersamamu, senior.
Aku rindu tuntunan mandiri darimu, kakak senior.
Aku rindu pertukaran ilmu dan hal gila bersamamu, dasar abg labil.
Aku rindu gombalan manja dari mu, sahabat target.

Aku rindu dan hanya mampu merindu dalam diam. Aku rindu kalian. Aku kegilaan. Aku rindu kalian dan AKU SANGAT RINDU DENGAN KITA.

Feb 15th 2018
Fri

Aku rindu

Room in My Heart (Random Things)Where stories live. Discover now