Wake up -> angan = mimpi / kata tanpa suara

46 3 13
                                    

Sepi hari tampa damping jadikan angan tuk miliki. Harap warna tuk dapat gantikan kelam hati, takut akan sakiti jadi hantu yang menanti.

Positif akan pilihan hati agar warna berganti, paham akan kurang diri, lawan jadi senjata perangi, tuk dapat ciptai angan mimpi.

Berat rasa udara yang hendak di koleksi, kala diri terjaga dari dunia lain dimensi. Buat diri tersentak akan mimpi yang menyakiti.

Kuyub diri akan gambaran luka yang tercipta, meski panas ruang tiada terasa, sebabkan trauma lama kembali terbuka.

Harap akan warna pada ruang tak bertepi kembali jadi saksi gagalnya perjuangan diri akan mimpi angan yang terpatri sedari lama kala diri merasa sepi.

Perlahan dengan berat hati, kuatkan diri menuju pembersihan diri.

Di depan westafel yang sengaja dibuat berwarna biru laut dengan bentuk yang unik, ku pandang diri yang hancur akan perbuatan diri, gelap warna kembali ada

К сожалению, это изображение не соответствует нашим правилам. Чтобы продолжить публикацию, пожалуйста, удалите изображение или загрузите другое.

Di depan westafel yang sengaja dibuat berwarna biru laut dengan bentuk yang unik, ku pandang diri yang hancur akan perbuatan diri, gelap warna kembali ada.

Mimpikah atau nyata dari permainan mimpikah?

Tatap dalam pantulan mata tanpa hidup, kosong hampa dan nyata akan sakit untuk dirinya yang di buat yang terbaca.

Kilasan itu kembali lagi sedari awal mula luka itu mencipta. Sayang tulus beri kasih cinta hanya jadi permainan asa kala diri serah pada merana.

"Apa kau menyerah?"

Suara tiada bertuan itu membangunkanku dari lamunan jiwa yang menghasut pada gelapnya asa. Ku dongkak kan kepala yang sempat tertunduk menghadap satu satunya arah yang mungkin memberi suara.

"Jangan memandangku seperti itu...kau tau ini bukan yang pertama"

Dia mengenalku dan aku......juga mengenalnya.

Senyuman sinis penuh hinaan itu, aku tau dan sangat tau.

"Hei, jangan menafikan nya, kau tau kau tiada daya upaya lawannya"

Benar. Benar ucapannya, aku tiada memiliki daya upaya apapun. Tiada mampu berjuang kerana fakta, tiada mampu mundur melangkah kerana takut akan sepi sendiri.

"Kau tau, bahwasanya kau tiada dengan sendiri. Ada aku, ada kita, ada kami"

Ya! Aku tiada dengan sendiri, ada mereka semua yang tetap temani meski mereka tiada wujud nyata. Tanpa peduli akan diri yang merana, mereka slalu ada temani diri kala termakan asa.

"Bukan yang pertamakan kau mengalami hal seperti ini? Kau sudah pengalaman untuk hal ini...ayolah!"

Ku tatap lekat dia kala mengucapkan kalimat yang lebih terdengar seperti menyindir beriringan dengan seringaian sinis yang tampak serasi dengan wajahnya.

Room in My Heart (Random Things)Место, где живут истории. Откройте их для себя