1

95 8 0
                                    


Rega dan Arjuna adalah saudara tiri beda ibu. Ibu Rega sudah meninggal dunia saat Rega duduk di bangku kelas lima SD. Beruntunglah Rega, keluarga kecilnya dengan sang ayah tidak pernah kekurangan materi, hanya satu hal yang kurang: hangatnya kasih sayang seorang ibu. Kadang, Rega merindukan ibunya, tapi itu tidak ia perlihatkan di depan sang ayah. Rega tahu, tidak hanya dirinya yang terluka dengan kepergian sang ibu, tapi juga ayahnya. Terutama ayahnya.

Kehilangan ibu membuat sikap ayah Rega berubah drastis. Sial bagi Rega, sikap ayahnya berubah ke arah yang lebih buruk: ayahnya berubah menjadi ringan tangan. Hanya karena masalah kecil, atau urusan yang tidak beres, ayahnya pasti akan langsung mengamuk. Saat itu Rega hanya bisa bersembunyi di kamarnya, atau kalau waktunya tidak tepat, Rega-lah yang akan jadi sasaran kemarahan ayahnya.

Pada saat Rega naik ke kelas 11, ayahnya memutuskan menikah dengan mama Arjuna. Rega tidak begitu tahu tentang asal usul mama Arjuna. Ia hanya tau kalau mama Arjuna adalah teman SMA ayah dan mantan suaminya menelantarkannya begitu saja.

Menikah dengan mama Arjuna tidak membuat sikap ayah Rega berubah. Bahkan, ayah malah mempunyai sasaran-sasaran baru untuk melampiaskan emosinya; Arjuna dan mamanya. Arjuna yang pada dasarnya bukan anak penurut, seringkali bertengkar hebat dengan ayah, entah itu untuk membela sang mama atau untuk dirinya sendiri. Semuanya selalu berakhir dengan Arjuna yang tidur di luar rumah dan mama Arjuna yang terisak hebat di kamarnya karena perlakuan kasar ayah padanya.

Hingga akhirnya, Arjuna menyerah dan mengikuti apa pun kemauan ayah.

Di sekolah, hubungan Rega dan Arjuna tidak jauh berubah. Arjuna yang terkenal sebagai biang onar pada saat kelas 10 dulu tetap mempertahankan gelarnya. Dikelilingi "teman-temannya" yang merangkap sebagai tukang pukul dan kacung sukses membuat Arjuna dinobatkan sebagai jagoan SMA 607 walaupun masih kelas 11.

Rega berada di sisi yang bersebrangan dengan Arjuna. Meski tidak mengakui dirinya sebagai murid paling teladan, Rega tidak bisa menampik fakta kalau sebenarnya sekarang ialah penguasa sekolah. Ketua OSIS dengan kemenangan mutlak pada saat pemilihan lalu. Rega juga cukup baik di bidang akademik.

Singkatnya, kalau Arjuna pake otot, Rega jelas pakai otak.

Kabar bahwa Rega dan Arjuna menjadi saudara tiri cukup membuat seantero sekolah heboh. Meski begitu, dari kedua belah pihak masih belum ada perkembangan yang baik. Saat berpapasan di koridor pemabatas IPA dan IPS, mereka masih belum bertegur sapa. Saat Rega berpidato di tengah lapangan, Arjuna masih sibuk merokok di kantin. Saat Arjuna terlibat tawuran dengan SMA lain, Rega masih sibuk menandatangani proposal di sekolah.

Di rumah tidak jauh berbeda halnya dengan di sekolah. Meski ketika di rumah Arjuna tampak lebih tenang daripada di sekolah ketika melihat sang mama, hubungan Rega dan Arjuna tetap sama saja. Mereka hanya bertegur sapa saat sang mama melibatkan mereka dalam obrolan. Selebihnya, akan sama saja.

Sampai pada hari itu tiba, hari yang membuat hubungan Rega dan Arjuna berubah total. Dan sialnya, berubah ke arah yang lebih buruk.

Surat peringatan untuk Arjuna yang datang ke rumah mereka menyebabkan ayah marah besar dan mama Arjuna kecewa berat sampai terkena serangan jantung dan harus dilarikan ke rumah sakit. Hingga hari ini, mama Arjuna masih belum sadarkan diri. Surat peringatan dari sekolah itu berisi tentang kelakuan buruk Arjuna di sekolah dan ancaman kalau Arjuna akan dikeluarkan dari sekolah.

Sebetulnya, Rega sudah menjelaskan yang sebenarnya pada Arjuna. Namun, Arjuna tetap saja tidak percaya dan tetap menyalah-nyalahkan Rega, yang notabennya adalah ketua OSIS. Apalagi ditambah tanda tangan Rega juga terukir di surat peringatan sialan itu!

Sekarang di rumah, tatapan benci Arjuna tidak pernah lepas dari Rega. Seringkali mereka terlibat pertengkaran kecil di rumah, meski belum sampai diketahui ayah mereka. Bagi Arjuna, mama adalah segalanya. Hanya dirinya yang tau seberapa keras perjuangan mama untuk mendapat hidup yang layak untuk dirinya sendiri dan Arjuna.

Di sekolah, Arjuna dan "teman-temannya" lebih sering lagi berbuat onar, membuat OSIS jadi ketar-ketir sendiri. Tetapi Rega tidak pernah takut pada Arjuna. Rega-lah yang langsung turun tangan berhadapan langsung dengan saudara tirinya. Pada akhirnya Arjuna akan tetap menang dan Rega akan tetap babak belur. Satu nol untuk Arjuna.

Belum lagi ketika Rega pulang ke rumah dengan lebam di wajahnya. Arjuna akan berbaik hati menjelaskan kalau Rega terlibat tawuran dengan sekolah seberang. Tak lupa Arjuna membawa beberapa "teman"-nya untuk menjadi saksi agar sang ayah yakin akan apa yang ia katakan. Dan ya ... jelas, dua nol untuk Arjuna.

Ditambah kudeta atas kepemimpinan Rega terus menambah poin untuk Arjuna. Semua orang memusuhi Rega, sampai hanya ada satu orang yang mau berdiri di sebelah Rega dan menyebut dirinya sebagai teman Rega. Ya, Dara. Dara-nya yang baik hati.

Namun, sialnya Arjuna seperti tahu senjata terakhir yang bisa ia gunakan untuk "membunuh" Rega. Dengan mudahnya Arjuna merebut hati Dara, dan dengan mudah juga berkali-kali Arjuna menghancurkan hati perempuan itu. Ya, menghancurkan hati perempuan itu sama saja dengan menghancurkan hati Rega, kan?

Satu poin lagi bertambah untuk Arjuna.

Kalah. Rega kalah. Ia kehilangan segalanya: cinta ayahnya, teman-temannya, senyumannya ....

Dan terutama, Dara.

Heart Like YoursWhere stories live. Discover now