14. KEHILANGGANNYA

742K 66.4K 65.1K
                                    

14. KEHILANGANNYA

“Sesuatu yang tampak kecil bagimu.
Bisa berarti sangat besar untuk orang lain.” — Kejora Ayodhya

Kelas XII IPA 5 SMA Ganesha yang sering mendapat julukan kelas sosialita itu sebenernya penghuninya absurd-absurd. Perawakan aja garang-garang. Aslinya? Suka ngebanyol sana sini. Semua itu dimulai dari Guntur yang sedang main kapal-kapalan diikuti Oji di belakangnya. Bams yang sedang berenang di atas meja dan Jordan yang sedang pakai jubah Batman sambil goda-godain cewek yang lewat depan kelas.

“EH, EH! KAPAL-KAPALAN GUE NYANGKUT DI KOSTAN BENCONG JIR!” ujar Guntur panik.

“EH TOLONGIN GUE KEK!! TOLONGIN AMBILIN!” ujar Guntur makin panik.

“Elu sih! Semangat amat mainnya! Dasar MKKB!” Oji menyalahkan Guntur dari belakang.

“GUNTURRRRR!! ITU MAU DIPAKE BENTAR LAGI!!” omel Mona di tempat duduknya. Sebenarnya sebentar lagi mereka akan pertunjukan drama musikal di depan kelas.

“Makanya dari tadi tuh diem! Gak bisa diem banget sih jadi cowok???!?!?”

“Iya maaf sayang. Ini aku buatin lagi nih. Nih, nih,” ujar Guntur dengan muka takut. Cowok itu mengambil kertas warna-warni di mejanya lalu melipatnya supaya berbentuk pesawat.

“Sayang-sayang. Makan tuh sayang!” Mona melemparinya buku.

“NGUEENGGG,”ujar Jordan lari dan terbang seperti Batman.

“Ada yang bisa kapten bantu?”

“Kapten-kapten ndasmu!“ omel Guntur. “Geli anjir gak cocok sama muka ngueng ngueng gitu. Ilfil gue Dan! Muka aja garang. Hati hello kity,” kata Guntur.

“Hati selembut sutra,” kekeh Nyong.

“Aelah gue lagi mendalami peran gue nih,” ujar Jordan. “Lo mendalami peran lo gak Sep?” cowok itu tertawa tertahan melihat Septian hanya duduk dengan muka ingin membunuhnya.

Pasalnya Septian sedang pakai topi petani. Iya, Mona menyuruh cowok itu jadi petani karena dialog petani itu sedikit. Tapi pakaian cowok itu tetap pakaian sekolah. Hanya ada topi anyaman cokelat besar di atas kepala Septian. Cewek-cewek di kelas mereka bukannya ilfil atau geli tapi mereka makin suka. Karena Septian pakai apa pun selalu cocok.

“Jangan gituin temen gue,” bela Galaksi. “Lepas dulu sana jubah lo. Gak cocok lo jadi Batman, Dan,” ledek Galaksi balik.

“Oke siap bosku!” ujar Jordan.

“Makasi Lak,”ujar Septian.

“Jangan masukin hati Sep. Jordan kan emang gitu ngomongnya. Kalau dia gak gitu, gak bakal punya temen dia,« ujar Galaksi menepuk pundak Septian. Cowok itu sengaja duduk di samping Septian.

“Gue mau tanya boleh Lak?” ujar Septian.

“Tanya ajalah. Mau nanya apa lu?” tanya Galaksi.

“Lo gak pernah bener-bener sama Sarah kan?” tebak Septian.

“Gue udah bilang berkali-kali Sarah cuman temen gue,” ujar Galaksi.

“Terus kenapa setiap di depan Kejora lo selalu deketin Sarah? Itu biar dia marah atau pergi?” ujar Septian.

Galaksi mengangkat bahunya. “Enggak tau gue Sep. Gue lagi males mikir gituan.”

“Kalau lo males kapan selesainya masalah lo sama Kejora? Lo sendiri yang bilang sama gue. Kalau cowok punya masalah itu harus cepet diselesaiin. Cari jalan keluarnya bukan diem,” ujar Septian.

GALAKSIKEJORA [SUDAH TERBIT]Where stories live. Discover now