02 - a couple of tie

3.7K 428 83
                                    


————

"I left it."
•••

"Menyenangkan rasanya bertemu dengan seorang Bellboy,"

"Oh, wow. Tak kusangka caramu memanggilnya terlalu berlebihan,"

"Tidak, Arthur," Aku meringis kala memikiran sisa hangover kemarin. Momen seksi di Calle de La Montera tak akan pernah sudi untuk kulepas dari kepalaku. Sekalipun diiming-imingi sejumlah uang. "Datang tepat waktu, dan melayaniku layaknya seorang wanita yang istimewa." Mata Arthur telah berubah menjadi berbinar, seumpama setuju untuk mendengar cerita panjangku yang manis. "Kau pasti tahu kalau bertemu dengan seseorang maka otomatis kita memperkirakannya. Aku bersumpah tak berlebihan. Tapi, sikapnya semanis sekotak éclair yang langsung jatuh ke perutku. Aku dibuat mabuk oleh ketampanannya!" Seolah-olah mengakui ceritaku, Arthur mengangguk. Aku melanjutkan, "Sejauh yang telah kukira, dia melebihi ekspektasiku."

"Yah, yah, Nona Korea. Aku mengerti betul kehandalanmu dalam menarik pria mendekat layaknya magnet," Arthur menggantung ucapannya. Menuang segelas bir, lalu diserahkan padaku. "Kuperingati dirimu untuk tidak terlalu jauh menjalin hubungan dengannya. Kau bahkan bisa mendapatkan yang sama tampan, dan masih lajang," lanjutnya.

Sangat lucu. Sekalipun rasa kecewaku sangat besar mengetahui fakta kalau Taehyung sudah memiliki wanita di sampingnya. Aku tidak merasa kalau aku harus menjadi wanita keduanya. Mengitari momen liar bersama dengannya, mungkin akan membuatku lupa kalau aku berkeinginan untuk memilikinya. Kukedipkan mata pada Arthur, bilang kalau semuanya akan berjalan baik. Dan aku pasti akan menjaga diriku supaya hubungan ini tidak menjadi serius. Tak akan kubiarkan, bahkan kalau 'hampir' pun.

Punya ruang kosong? (Cherie)

2 jam lagi. Kupastikan. (Taehyung)

Ditambah waktu mandi, jalan ke tempatmu. Kasih aku tambahan waktu 1 jam. (Taehyung)

Kutunggu! (Cherie)

Madrid membuat benang jaraknya sendiri, ketika aku memutuskan untuk hidup liar seperti wanita Amerika yang tersesat di Paris bersama teman pria liarnya. Hidup di Seoul tidak membuatku senang, sekalipun ibuku menikahi seorang duda tua yang kaya raya. Setelah berselisih panjang dengan ayahku supaya aku pindah dan tinggal dengannya, setelah selama lebih dari sepuluh tahun ayahku mengurusku seorang diri. Ingat betul, kalau ibu tidak pernah mengkhawatirkanku pada masa itu. Dan merampasnya dari ayahku, merupakan kejahatan besar. Sementara, ibu masih tidak mengurusku dengan becus. Hanya fokus mengurus keluarga barunya.

Kedatanganku ke Madrid tidak bermaksud untuk melecehkan kota ini karena aku membawa beban yang menumpuk. Aku ingin menganggapnya sebagai rumah baru yang dapat membuatku membebaskan diri. Sebagai sosok kesepian yang liar.

Terkadang, sekuntum mawar tidak mempedulikan betapa berharga wangi tubuhnya. Dia tetap bersedia membuat dirinya berguguran sampai yang tersisa cuma duri.

Perspektif.

Yah, aku yakin soal itu. Cuma sekedar perspektif.

Aku suka wewangian, terutama wangi mawar yang melimpah di tumbuhku. Ketika wangi itu melekat di tubuhku. Terkadang, aku merasa sangat muda dan riang. Terkadang, aku merasa seksi dan liar.

"Sayang sekali, aku tak punya cukup uang untuk membeli sebotol parfum pun." Tawaku terbang dengan hebat ke atas langit-langit, dengan sebuah bohlam yang menempel di bagian tengah. Kemudian berpikir lagi, betapa nestapa kehidupan yang sedang kujalani saat ini.

ARDOURΌπου ζουν οι ιστορίες. Ανακάλυψε τώρα