04 - roses

1.6K 277 37
                                    

and I'm fine...

"Seperti melodi yang diciptakan melalui petikan-petikan nada, kau serupa dengan itu. Bedanya, kau tidak akan berbentuk menjadi hasil. Tetapi kejutan yang tersedia sejak awal... yang seharusnya tak kujelajahi."

***

Klise merupakan getaran berbeda kalau itu terselip dalam kisah hidupku. Orang-orang akan menilainya biasa saja, tapi buatku, itu cukup aneh dan spesial.

Karena separuh dari kehidupanku cukup gila dan di luar nalar, memiliki secarik kisah yang sama dengan orang-orang cukup membuatku tersenyum sepanjang lima menit kala menatap ke langit yang sedang layu sehabis hujan.

"Bisa-bisanya istrinya menghubunginya setelah dia berhubungan badan denganku." Kulepas lolipop dari mulutku, setelah mengemutnya keras-keras.

Satu kakiku yang turun dari pagar balkon langsung mendarat menyentuh ke bantal yang basah kuyup gara-gara air hujan yang membanjirinya.

Aku tersenyum kala melengos ke dalam meninggalkan balkon, menyentuhkan kakiku ke atas keset dengan keras sekilas, sebelum berlanjut ke dalam ruangan. Kalau diingat-ingat, cara Taehyung cepat pergi dari sini setelah mendapatkan pesan dari istrinya yang bahkan spermanya masih belum kering di selimutku akan meninggalkan bekas sakit yang perih di sudut hatiku kalau aku menaruh perasaan padanya.

Syukurlah, aku masih bisa tersenyum dan menikmati sore yang mendung. Meskipun sekarang temanku cuma sebatang lolipop yang akan habis beberapa menit lagi.

Berjalan menuju cermin, kuperhatikan seluruh wajah serta tubuhku seksama. Menilainya begitu rinci, sampai kutemukan kesimpulan meski amatir.

Aku tidak begitu seksi, tapi aku sangat menarik, dan luar biasa tak manusiawi. Maksudnya, sampai saat ini, hatiku seperti karet yang dapat ditarik ke sana-kemari tanpa dapat merasakan sakit yang berlebih.

Mungkin, dengan menunjukkan itu, orang-orang akan selalu mencoba untuk menarik-ulurnya seolah hatiku memang tidak ada di tempat. Menepis kalau aku bakal merasakan sakit ketika cara mereka menarik dan mengulur terlalu keras sampai terpental dapat membuatnya kehilangan kendali.

Kukedipkan mata, sambil memainkan ujung rambut. "Tak masalah, aku tetap menawan." Dan memberi sebuah kecupan buat refleksi diriku di cermin.

***

Setelah bilang kalau aku sudah istirahat yang cukup dan minum aspirin, Arthur memberiku izin untuk masuk bekerja hari ini. Selain berbalas jasa, jauh di dalam lubuk hati, rasa penasaran terhadap sosok istri Kim Taehyung menjadi alasan utamaku bekerja hari ini.

Yah, aku bersemangat gara-gara Arthur bilang kalau istrinya akan datang berkunjung.

Mendadak, aku perlu berdandan dua kali lebih cantik daripada biasanya.

Kali ini, tak kukenakan sepatu lusuhku. Kakiku mengenakan stiletto yang menawan berwarna perak, yang kubeli di tempat barang bekas, beberapa jam sebelum melincur kemari. Kebetulan, warnanya senada dengan mini dress ketat tanpa lengan dengan tali tipis menggantung di kedua bahuku.

Hari yang terasa jauh lebih panas, padahal hujan sedang mengguyur seluruh kota sore ini. Dan mataku terus berjaga ke arah pintu masuk.

"Cerdas dan berpendidikan," Setiap ada kesempatan, Arthur terus memberiku sedikit demi sedikit informasi mengenai istri Taehyung tanpa kuminta.

ARDOURTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang