07 - bluest blue

1.3K 169 23
                                    

She wore blue velvet.

***

Selepas Mustang itu bergegas pergi jalanan menjadi sepi. Diiringi malam gulita dan tiupan angin yang menusuk ke kulit. Aku tahu kalau malam ini tidurku harusnya nyenyak, tetapi segera kusesali akibat bertanya-tanya mengenai apa yang akan dilakukan oleh Taehyung dan istrinya malam ini.

Melanjutkan bercinta dengan istrinya selepas bercinta denganku?

Aku merasakan cemburu yang membara di sekujur tubuhku, di samping itu sisa rasa manis terus membesar mencoba menyaingi besar cemburu yang kupunya. Akhirnya, alasan itulah yang membuatku dapat tertidur dengan lelap.

FROM : TAEHYUNG
Selamat pagi, tidur nyeyak?
Aku terbang pagi ini
Kuharap kau tetap sehat
Sampai bertemu lagi...

Pesan itu telah kubaca. Kesimpulannya membingungkanku. Apakah Taehyung sedang bersikap seolah aku ini pacarnya?

Sungguh, kenyataan itu terlalu sulit untuk dipercaya. Kuakui, perhatian kecil itu berhasil membuat energiku naik dua kali lipat. Sekalipun secara sadar faktanya mungkin berbanding terbalik dengan yang kuduga. Kalau dipelajari secara mendalam, posisiku terlalu menyedihkan.

Di dunia yang luas ini, pasti ada orang-orang yang menempati posisi yang sama denganku. Seketika leherku merinding memikirkannya. Dan apapun alasannya, secara jelas akulah yang teelah berani mengambil risiko. Maka dalam arti lain, tak ada yang dapat kusalahkan, kecuali diriku sendiri.

Jika dijelaskan secara terperinci, maka aku sedang berada dalam bahaya.

Sambil meneguk setengah gelas air putih, setengah kehidupanku sedang terperosok dengan bagaimana caraku membalas pesannya. Diikuti dengan berbagai macam pertanyaan yang berkaitan lagi dengan istrinya. Haruskah aku secara terang-terangan menampilkan diriku di hadapan semua orang, ketika sesungguhnya posisiku adalah bersembunyi?

Pemikiran yang bodoh memang seringkali terselip di antara kosongnya akal sehat. Sehingga pemikiran yang jernih terlalu sulit untuk dicerna, dan diproses.

Mentari pagi terik memenuhi seluruh ruangan, masuk melalui pintu balkon yang terbuka. Dipenuhi memori tentang bercinta di sana bersama dengan Taehyung, tanganku segera mengetik pesan balasan untuknya.

TO : TAEHYUNG
Untungnya aku tidak mimpi buruk setelah ditinggal pergi begitu saja tadi malam. Kau boleh menyimpulkan kalau aku juga sedih harus menikmati matahari terbit sendirian, dan cuma meneguk segelas air putih. Bayangkan, betapa hampanya pagi menyambutku hari ini?

Pesan yang kukirim untuk Taehyung lebih mirip seperti upaya untuk menarik perhatiannya. Seakan aku membutuhkan itu, yang sebenarnya adalah lebih dari membutuhkan itu.

Sore menggulungku dengan kegiatan sampai menjelang tengah malam di kafe. Rutinitas sementaraku di kota Madrid, yang entah sampai kapan sudi menampungku yang semakin berantakan ini. Tapi setidaknya, waktu ini sedang kunikmati dengan baik meski sedikit lebih liar daripada biasanya.

Setelah mengantar dua botol merlot ke meja pelanggan yang berasal dari Italia, dan turut ikut serta mengobrol sedikit, lalu aku dianggap sebagai orang penduduk yang berasal dari negara China oleh pria berambut ikal bertubuh ramping dan tinggi aku perlu memakluminya sebab aku mengerti kalau wajahku terlihat cukup oriental. Tidak kuanggap sebagai tindakan rasisme, karena hal itu juga seringkali terjadi padaku-menebak-nebak kewarganegaraan seseorang. Pada poselku, aku dikejutkan oleh pesan yang dikirim Taehyung sebagai balasan yang kukirim pagi tadi. Omong-omong, dia baru mengirimnya tujuh menit yang lalu. Sudah lama, atau justru baru saja? Entahlah, tetapi yang kutahu adalah aku perlu membalasnya segera.

ARDOURWhere stories live. Discover now