Chapter 5: Palace

52.6K 4K 76
                                    

(Virenzia POV)

Aku tidak bisa tidur semalaman.

Rasanya aku masih tidak percaya ciuman pertamaku direnggut oleh Duke jahat itu. Maksudku ciuman pertama setelah terbangun kembali. Sebelumnya aku hanya melakukannya sekali dengan Putra Mahkota.

Seingatku, aku juga tidak pernah melihat wajah Duke Winterson di balik topengnya, ternyata dia lumayan juga. Tunggu, kenapa aku malah terpesona dengan wajahnya. Aku sudah menghindarinya, tapi tetap saja berakhir dengan pertemuan tidak terduga. Lagi-lagi pria berambut hitam itu akan menjadi suamiku dan merenggut nyawaku pada akhirnya.

Apa aku benar-benar tidak bisa mengubah takdir?

Kemarin setelah kejadian tersebut aku langsung pulang dan mengurung diri di kamar. Bahkan manis bibirnya masih terasa hingga saat ini. Duke mesum itu benar-benar... Argh! Aku kesal sekali, tapi entah mengapa seolah menikmatinya waktu itu. Aku pun menggelengkan kepala berulang kali.

"Tidak! Mungkin karena aku tidak pernah melakukannya jadi terkesan menyenangkan, tapi mengingatnya lagi membuatku agak mual," pekikku dalam hati.

Bagaimana aku harus menghadapi Duke Winterson sekarang? Bukannya membatalkan pertunangan, malah aku bercumbu dengannya. Oh tidak! Niatku ke Barrack malah sungguhan mendekati pria itu. Aku memutar otak, membuat rencana selanjutnya.

Apa aku bilang saja yang sebenarnya? Duke Winterson adalah pria mesum dan namanya otomatis tercoreng, aku pun tidak jadi bertunangan dengannya.

Namun, itu sama saja membongkar aib sendiri, telah berciuman dengannya. Aku lalu menepuk-nepuk bantal tanpa henti. Sialnya, mendadak aku teringat otot-otot yang menyelimuti lengan pria itu, dada bidang dan tulang rahang yang benar-benar membuatnya terlihat begitu maskulin.

Duh, kenapa aku malah mengingat yang seperti itu? Hentikan, Zia!

Kenapa juga tiba-tiba bersikap seperti kemarin?  Tidak mungkin pria itu menyukaiku. Aku benar-benar tidak habis pikir. Yang jelas beberapa waktu ini aku tidak akan ke barrack. Ya, aku harus menghindarinya.

"Nona, ada undangan dari istana." Tiba-tiba Milli membuyarkan pikiranku. Entah sejak kapan Milli ada di sebelahku, tapi aku segera menegakkan tubuh, duduk di ranjang dan mengambil surat yang disodorkannya.

"Pesta penobatan gelar Ksatria?" Aku mulai membaca isi surat amplop tersebut. "Tiga minggu lagi?"

***

Tepat pada waktu perayaan di istana, semua prajurit diundang untuk penobatan prajurit terpilih menjadi Ksatria. Ksatria adalah pangkat yang lebih tinggi dari prajurit tingkat pertama. Biasanya para ksatria bertugas di istana dan masuk dalam pasukan utama kerajaan yang dipimpin oleh Duke Winterson.

Sudah satu jam lebih aku berada di depan cermin, menunggu Milli dan pelayan lain selesai mendandaniku. Setelah mencermati gaun ungu tua dengan leher rendah dan lengan pendek yang menempel di tubuhku, dahi ini menampakkan kerutan.

Apa aku harus memakai ini? Menurutku warnanya terlalu gelap. Memang sih terlihat elegan, tapi seingatku ini tidak pernah memakainya.

"Gaunnya sangat cocok buat Nona. Kulit Anda jadi terlihat semakin cerah." Milli yang tengah merapikan rambut hitam panjangku menyelutuk dan aku hanya tersenyum.

"Ayah yang memilihnya?" Tanyaku penasaran.

"Sepertinya begitu. Sudah selesai, kereta Anda sudah menunggu," balas Milli dengan senyum lebar.

The Duke is a VillainWhere stories live. Discover now