0.1 : Gaada prolog

167 29 73
                                    

didedikasikan untuk: lovmesa

Dengan cuaca yang sedikit hangat; sekitar 31°C. Luke Hemmings tetap melawan kehendak otot motoriknya untuk duduk santai dibawah pohon rindang dan membiarkan anak buahnya melakukan pekerjaan yang memang sudah menjadi kewajibannya ketika ada acara OSIS.

Luke Hemmings, ketua OSIS lumayan ganteng, pinter, mageran, rajin bolos ke ruang pembina osis, anak basket, hobinya main game di laptop, onani minimal 2 kali seminggu, humoris tapi kadang egois, sedikit boyfriend material, mempunyai sedikit hormon idiot.

"Luke! Habis bikin pagar pembatas langsung siapin sound system, ya! Saya mau nyuruh anak-anak Shalat Dhuha dulu." Perintah Bapak Mister, guru bahasa inggris yang merangkap sebagai pembina OSIS.

Luke menghelah nafas, lalu mengangkat jempolnya untuk jawaban Bapak Mister yang udah jalan menuju ruang kelas. "Siap Mister!"

Luke mengelap keringatnya menggunakan lengan baju olahraga yang sedang ia pakai. "HEH! Pada bantuin gua kek! Enak banget malah pada ngopi!" Teriak Luke kepada anak buahnya yang sedang minum kopi janji jiwa di tribun lapangan.

"Bodo amat! Biasanya lu yang nyantai kita yang kerja, sekarang gantian." Sahut Abin yang emang lagi badmood karena kopi janji jiwa-nya ga dipesen sama driver gojek. Dan tanpa disadari, sahutan asal ceplosnya yang gak mengandung arti itu berhasil menyulut emosi Luke.

Abin. Namanya Sabrina, dipanggil Abin aja biar gampang.

Punya pipi tembam, kulit putih bersih turunan dari ibunya yang dia jaga, serta rawat sepenuh jiwa dan raga, selera humornya tinggi, humoris banget, selalu bikin orang ketawa walaupun dia lagi ada masalah, cogan addicted, Pradikta Wicaksono addicted, prestasi akademiknya bagus, di non-akademik juga gak kalah, sering jadi babu-nya guru, gayanya cowok banget, suka ngomong kasar karena katanya enak, moodnya gampang banget berubah, kalo udah badmood jangan pernah ngajak ngobrol dia, populer di satu Yayasan karena gaduh dan ricuh kalo dikantin, dikenal sama ade kelas sebagai ketua OSIS (kasihan Luke), ga kenal senioritas, pinter ngomong jadinya kelihatan cerdas padahal IQnya cuma 114.

Luke yang sedang membuat pagar pembatas memakai tali rafia tidak terima. Dia membanting gulungan tali rafia yang cukup tebal ke tanah lalu berjalan ke arah tribun, tempat Abin sedang duduk.

Bukannya takut dan ciut seperti yang lain, Abin malah merasa tertantang. Ia berdiri dan berjalan ke arah Luke.

Avengers, we need you right now.

Abin berkacak pinggang ketika sudah berhadapan dengan Luke, "apa?!" tantangnya.

Dimohon yang tidak berkepentingan untuk tidak melewati area ini.

"Kalo lu gak suka gua suruh-suruh, bilang dong! Gausah pake acara balas dendam kayak gini!" Jawab Luke tersulut emosi.

Abin terkekeh pahit, "gue gak suka disuruh-suruh sama lu? BIG YES!! Dan gua udah sering ngomong ya, betapa malesnya kalo gua kerja lu cuma duduk-duduk santai. Satu lagi, yang bikin lu kerja sendirian gini bukan gua. Tadi Bapak Mister loh ya, yang nyuruh lu. Didepan kita semua. So, take that bullshit get out from your f**king mouth!"

Luke tambah emosi mendengarnya. Emang sih, yang dibilang Abin sama sekali gak salah Tapi Luke gak suka, argumennya diputarbalikan, dan dia kalah.

Luke yang besar kepala dan gamau ngalah ngejawab Abin songong, "kenapa sewot banget sih? Lu masih gak terima kalo gua yang jadi ketos?"

Abin membelalakan matanya gak percaya, "IDIH! Bukannya disini udah pada tau ya? Gua nyalonin buat jadi sekbid, malah dipilih sama KEPSEK buat jadi ketos! Untung yang milih gua cuma dikit."

Udah dibilang kan tadi? Luke gasuka argumennya diputar balikkan, apalagi sampe kalah.

"Ya lu biasa aja dong ngomongnya! Gausah ngegas!" Balas Luke gak mau kalah.

"YA ENTE NGACA! SIAPA DULUAN YANG NGAJAK GELUT?!"

Luke sudah kalah telak, dia gak terima. Akhirnya dia mendorong bahu Abin, niat ingin membalasnya.

Belum sempat Luke berbicara, Abin sudah tambah murka.

Fyi, Abin sangat tidak suka kalau laki-laki bermain fisik pada perempuan.

"2 TAHUN STENGAH LU BERTEMAN SAMA GUA! MASIH GAK TAU KALO GUA BENCI SAMA COWOK MAIN FISIK? Sadar anjing! bANCI tau gak lu!—"

Sebelum makin membesar, teman-teman Abin –yang juga teman Luke– memisahkan pertengkaran itu.

Abin yang masih berkoar-koar karena tidak terima dikasarin sama temannya sendiri (read: sahabat), ditarik oleh Gemali dengan paksa, ia mengerahkan seluruh kekuatannya untuk membawa Abin ke tempat yang lebih tenang.

Gemali, cewek cantik, manis, bisa marah kalau namanya salah dibaca 'GEMALI DIBACANYA JEMALI!' gitu katanya, berselera humor tinggi, sangat respect sama lingkungan sekitar tapi masih suka buang sampah sembarangan [jangan ditiru ya gengs], prestasi akademiknya bAGuS BanGEt, tapi non-akademiknya lumayan aja, hobinya nonton youtube, suka korea, sering ribut sama Michael gatau masalah apa.

Setelah Abin diamankan ke tempat yang lebih tenang, ia langsung menangis dan berbicara asal seperti orang kesurupan. Gemali panik dan langsung mencari seseorang yang dapat dimintai pertolongan. Tapi sial, yang ia temukan malah seorang Michael Clifford.

Michael Clifford, cowok idiot dengan rambut yang jarang disisir, cakep, gemesin juga, anak basket, asik banget anaknya, ga pilih-pilih temen, jauh dari kata bijaksana, kelakuannya bocah banget, jahil adalah nama tengahnya, suka gangguin Gemali sama Abin tapi yang terpancing emosi cuma Gemali, sama sekali gak bisa diandelin, pecicilan banget, percaya atau tidak, dia menjabat sebagai Ketua MPK di sekolahnya saat ini.

"Michael tolongin, ini si Abin kenapa?" Adalah kalimat yang sudah 3160× Gemali lafalkan dengan nada khasnya saat panik dan ketakutan sekitar 10 menit terakhir. Gendang telinga Michael sudah tidak bisa menahan bacotnya Gemali, sehingga Michael muak dan malah gelut dengan Gemali.

Abin yang bingung kenapa dua temannya malah bertengkar disaat dirinya sedang bersedih akhirnya menutup part ini dan akan melanjutkannya di part selanjutnya, juga karena authornya yang sudah mabok dan tidak tahu akan menulis apa lagi.

Baru dateng berantem, ngajak dimarahin?!😠👍

Permanent Vacation • 5SOSWhere stories live. Discover now