0.2 : Kecap

103 21 26
                                    

Abin yang sudah tidak terlalu mempermasalahkan masalahnya tadi pagi dengan Luke, sedang marah-marah (lagi) karena bahan tambahan pangan yang ia tidak suka masuk kedalam makanan favoritnya.

Calum yang berada disamping Abin sedari tadi hanya bisa menyuruh Abin untuk tidak berteriak "GUA GASUKA KECAP, APALAGI DI BASO!" sambil sesekali berpura-pura mengikat tali sepatu untuk menutupi rasa malunya karena aksi Abin yang disorot oleh anak SMA, SMK, adik kelas dan semua orang yang sedang berada di kantin Yayasan Sekolah Mantep tempat Abin, Calum, Luke, Michael, Gemali, Ka Jonah, Ka Zach, Ka Daniel, Giska, Bunga, dan yang lainnya menuntut ilmu.

Tiba-tiba datang seorang lelaki yang rambutnya terlihat acak-acakan bersama gadis manis disampingnya.

Michael, dan Gemali.

Tadi si Abin pesen baso, campur pake kwetiau, tetelannya yang banyak, trus bening. Trus dia beli minum dulu. Eh pas balik lagi ke meja, basonya udah dateng. Dan ternyata si abangnya menyelundupkan kecap ke basonya Abin. Ya jadi gini deh, gua sama dia dari tadi jadi highlight satu kantin. Bantuin gua bikin diem si Abin, plis.

Itu adalah rangkuman dari cerita Calum setelah Gemali bertanya, kenapa Abin terlihat seperti orang yang beban hidupnya berat? Apakah karena kejadian tadi pagi?

Dengan inisiatif, Michael menawarkan diri untuk menjadi teman yang baik pada saat itu, untuk memakan bakso yang sudah terkontaminasi kecap agar masalah terselesaikan. Lalu dengan kesadaran yang sudah lumayan cukup untuk berbicara dengan benar, Abin menjawab tawaran Michael, ia menyuruh Michael memesan baksonya sendiri jika memang menginginkannya dan tidak usah repot-repot untuk memakan bakso miliknya yang sudah terkontaminasi kecap. Michael yang merasa sedih karena tidak jadi mendapatkan bakso secara percuma berjalan nanar ke arah kedai makanan paling murah dikantin sekolahnya sambil menangis tersedu-sedu.

Sementara itu Abin hanya duduk termenung didepan baksonya yang sudah cukup dingin untuk ukuran bakso, seraya memegangi sendok yang juga terdapat di mangkuk baksonya itu.

"Bin, jangan bikin masalah dikantin yak." Ucap Calum memecah lamunan Abin.

Abin menaikkan alisnya kanannya seolah bertanya. Calum menjawab, bahwa seorang Luke Hemmings sedang berjalan ke arah meja mereka.

Abin hanya menjawab Calum dengan menggerakkan mulutnya membentuk kalimat 'bodo amat' tanpa suara.

Tak lama, datang Luke yang langsung duduk disebelah Gemali.

Jadi kali ini formasi duduk mereka adalah;

Abin disebelah Calum yang membelakangi pintu kantin, didepan Calum adalah Gemali, dan didepan Abin adalah Luke.

Terjadi ke-canggunggan selama beberapa saat. Tetapi dapat disudahkan dengan keidiotan Michael yang sudah mendarah-daging-tulang-urat-empedu. Paan si.

Abin's POV.

"BEGO BANGET! PUNYA MATA GAK SIH?! CK AH!" Aku langsung mencari dimana letak suara bising yang ternyata datang dari pojok kantin.

Michael bego.

Dia idiot banget kenapa sih?

Sepertinya ia akan punya masalah dengan salah satu kakak kelas SMA yang ku kenal sebagai kaka hitz dengan followers 7 ribu ke atas.

Kaka hitz loh ya, bukan selebgram.

Dari kejauhan aku bisa melihat Michael diam dan membisu, karena sepertinya ia sedang dicaci-maki oleh kaka kelas yang celananya ketumpahan air putih milik Michael.

Iya memang, sangat lebay dan menjijikan. Ketumpahan air putih di celana yang secara harfiah hanya dibagian lutut tidak akan membuat pelampilanmu menjadi kacau, apalagi celana yang basah (hanya) dilutut itu sudah cukup mengering dan tidak meninggalkan noda apapun.

"Sarap ih, gitu doang sampe ngamuk." Ucap Gemali seraya bangkit dari tempat duduknya, lalu berjalan menuju kedai susu kocok.

Tiba-tiba Calum mencolek lenganku, "cowok lu tuh." Ucapnya sambil menunjuk menggunakan lirikan mata.

"Siap—". "BajiNk! Ka JONah!" Aku segera mengelap area hidung, bawah mata, bawah mulut, dan dahiku untuk menghilangkan minyak biadab pengganggu ke-flawless-an, sesaat setelah melihat Ka Jonah yang kelihatannya sedang mencari tempat duduk.

Jonah Marais, anak SMA dengan jawline kokoh, tinggi semapai, menurutku tampan tapi menurut Gemali tidak, yang kini sedang menyandang status jomblo dari informasi yang aku dapat dari Luke. Ia berteman baik dengan Luke dan Michael karena eskul basket.

"Pantesan anjir, tadi kek ada wangi apa gitu. Ternyata parfumnya Ka Jonah." Aku memekik senang karena wangi yang tadi sempat ku hirup bukan dari Michael yang katanya sering meminta parfum milik Ka Jonah setelah mereka selesai sparing basket antara SMP dan SMA.

Karena senang, hormon endorphin-
ku menyuruhku untuk memakan bakso yang sudah terkontaminasi kecap tadi. Setelah aku memakan suapan pertama, ternyata rasa kecapnya tidak terlalu berasa, mungkin sang kecap merasa minder dengan pesona Ka Jonah, sehingga ia malu tidak mau menunjukkan jati dirinya.

Setelah menghabiskan satu mangkuk bakso dengan bayang-bayang kecap, tenggorokanku terasa asdfghjkl dan aku membutuhkan air untuk menghilangkan asdfghjkl-nya itu.

dan...

Air mineral yang tadi ku beli kemana? Air mineral yang menyebabkan baksoku terkontaminasi kecap pergi kemana?

Setelah bertanya ke Calum, ternyata air mineralku dibawa Michael pergi, dan air putih yang mengenai lutut si kaka kelas biadab tadi adalah air mineral milikku.

Oke.

Michael cerdas cermat ceria, deh.

Saluran esofagus gua kering, angji.

Setelah menela'ah meja kami, ternyata terdapat air mineral yang telah diminum sebagian dihadapan Luke Hemmings.

Aku mengambil air mineral itu, dan meminumnya sampai habis, "bagi minum yak." Ucapku setelah meremukkan botol air mineral dan menutupnya.

Luke terlihat sedikit kebingungan dan seperti ingin mengucapkan sesuatu.

Kaget ya?

Udah gue maapin tanpa lu minta maap.

Emang baik banget gua tuh.

"Ada masalah?" Tanyaku belagu.

Anjai.

"Itu bukan punya gua." Jawab Luke sembari meringis

Aku menyerengit jijik lalu melihat Calum dengan tatapan 'punya lu?', Calum ikutan menyerengit jijik lalu menggelengkan kepalanya.

Waduh,

Saluran esofagus saya tercemar.

Calum menakut-nakuti seakan aku akan segera keracunan beberapa saat lagi setelah kuman dari air minum tidak bertuan itu menyebar ke seluruh tubuhku. Tapi aku tidak terlalu memperdulikannya, selama air mineral itu tidak berasa, berbau, berwarna, dan ber-gatau. Berarti air mineral itu masih layak untuk diminum. Lagi pula, apa gunanya sel darah putih dan ginjal?

"Bin," panggil Luke diantara perdebatanku dengan Calum.

Aku mengangkat kedua alisku seolah bertanya. "Maaf ya," ucap Luke dengan lembut.

Whoa.

Aku terkejut melihat Luke yang menjadi lembut pada saat meminta maaf padaku, biasanya ia tidak akan sungguh-sungguh jika meminta maaf, dari matanya tersirat bahwa ia betul-betul meminta permintaan maaf dari lubuk hati.

Ya, saya sok tahu.

Aku menghelah nafas panjang untuk mendramatisir suasana, agar suasana makin mendukung. "Yaudah lah, gua juga tadi lagi bad mood, jadi emosi tersulut. Tau sendiri kan? Kalo gua lagi bad mood kayak gimana," kataku dengan kekehan kecil diakhirnya.

"Makasih ya, Bin. Sekali lagi sorry banget, gua emosi jadi ga terkontrol gitu deh." Ucap Luke dengan nada sok malu-malu tai gitu.

Sekarang resmi, kami sudah berdamai dan akan menikah lalu hidup bahagia selamanya.

Tamat.

Permanent Vacation • 5SOSWhere stories live. Discover now