7

305 12 1
                                    

***

Sekitar pukul delapan malam, Ivanaldy datang berkunjung ke kediaman Sora dengan membawakan obat vitamin serta buah untuk ibu Sora. Pria tampan itu datang dan disambut dengan hangat oleh ayah Sora.

“Mari nak, silahkan.” Ivanaldy tersenyum pada lelaki tua itu.

“Mau langsung ke kamar ibu Sora?” Ayah Sora menawarkan, dan diangguki oleh si tampan. Kemudia kedua lelaki berbeda usia itu masuk ke dalam kamar ibunya Sora.

“Selamat malam bibi!” Sapa Ivanaldy, ibu Sora tersenyum.

“Kenapa repot-repot segala nak?” Ibu Sora berucap tak enak saat melihat Ivanaldy menaruh sekeranjang buah dan sekresek obat vitamin untuknya. Ivanaldy tersenyum.

“Tidak apa bi. Bagaimana kondisi bibi?”

“Ya seperti ini nak, tidak ada sesuatu yang lain.” Mereka tersenyum maklum.

“Sora sepertinya sedang cuci piring, biar paman panggilkan sebentar ya nak?” Dan ayah Sorapun pergi ke belakang untuk memanggil anak bungsunya.

“Bibi ingin jeruk. Biar aku kupaskan ya?” Ivanaldy beranjak pada keranjang buah yang dibawanya tadi dan mengambil sebuah jeruk. Kemudian ia mengupas jeruk itu, dan ia suapkan pada ibu Sora. Ibu Sora tersenyum haru, betapa baik hatinya pemuda di depan ini.

Pemuda yang diketahuinya sebagai salah seorang pangeran kerajaan yang telah melamar putera bungsunya. Ya, dia sudah tahu kalau Ivanaldy berniat untuk menikahi Sora dan bertanggung jawab pada bayinya, padahal ia jutru adalah paman dari si jabang bayi, tapi ia malah bersedia mengajukan dirinya menjadi ayah dari anak yang dikandung Sora itu.
Ivanaldy masih menyuapi ibu Sora dan sesekali bercakap dengan beliau. Sampai Sora datang dengan perutnya yang sudah terlihat membuncit. Sora dan Ivanaldy saling tatap sejenak, sampai Sora memutus pandangan antara mereka.

“Yang Mulia kenapa harus repot-repot?” Sora merasa tidak enak, kemudian ia mendekat ke ranjang ibunya, dimana Ivanaldy duduk saat ini.

“Kenapa harus merasa repot untuk calon ibu mertuaku sendiri?” Ivanaldy terkekeh sedangkan Sora sudah memerah. Ibunya tertawa pelan melihat interaksi manis dari kedua anak muda itu.

Mereka terus berbicara sampai entah berapa lama. Yang mendominasi adalah Ivanaldy dan ibunya, sedangkan Sora hanya diam melihati keduanya. Hanya sesekali menyahut jika ditanya. Lalu Ivanaldy pamit pulang.

“Baiklah bibi, saya pamit pulang. Kalau ada waktu, saya akan berkunjung kembali.” Ivanaldy dan Sora berdiri kemudian.

“Iya nak, berhati-hatilah. Sora! Antarkan Ivanaldy ke depan ya?” Pinta ibunya pada Sora. Sora mengangguk.

“Tidak perlu Sora.” Kemudian Ivanaldy mendekat pada Sora.

~Chuu~

Wajah Sora memerah saat tanpa diduga Ivanaldy mencium keningnya.

“Istirahatlah! Jaga dirimu dan bayi kita!” Dan Sora lagi-lagi dibuat blushing oleh Ivanaldy. Ia hanya bisa mengangguk. Kemudian si pemuda tampan pergi meninggalkan Sora dan ibunya.

“Sora!” Panggil ibunya dengan lirih. Sora duduk di dekat ibunya, dan meraih jemari wanita tua itu dan menggenggamnya.

“Apa ibu lelah?” Tanya Sora, ibunya menggeleng pelan.

“Boleh ibu meminta satu hal?” Tanya ibunya dengan suara yang sangat pelan tapi masih bisa Sora dengar. Pemuda manis mengangguk.

“Menikahlah dengan Ivanaldy nak! Dia adalah lelaki yang baik, dia bersedia bertanggung jawab.” Ujar ibunya pelan. Tiba-tiba saja mata Sora memanas, air mata sudah siap jatuh.

COMPLETEWhere stories live. Discover now