end

753 15 1
                                    

***

"Akkh.." Melihat istrinya kesakitan membuat Ivanaldy geram, namun juga tak berdaya.

"Hentikan Andrea!" Suruh Ivanaldy. Andrea malah tertawa besar.

"Hahahha, baik, aku akan berhenti. Tapi, kau kemarilah!" Akhirnya demi melindungi orang yang dicintai, Ivanaldy menurut.

"Duduk dan menunduklah!" Perintah Andrea, dan Ivanaldy melakukannya. Setelahnya, Andrea langsung menendang wajah Ivanaldy sampai hidung dan mulutnya mengeluarkan darah. Tentu itu tendangan yang sangat keras. Dan Andreapun menghajar Ivanaldy habis-habisan dengan diselingi tawa bahagianya yang mengerikan. Ivanaldy tidak bisa melawan karena taruhannya adalah nyawa-nyawa orang yang dicintainya. Ia hanya berharap akan ada bantuan yang segera datang.

Tuhan mendengar doa Ivanaldy, bantuan datang melalui Vantori. Putera Mahkota yang baru saja pulang dari perjalanan bisnisnya itu terkejut kala mendengar ada pemberontakan yang dilakukan oleh ibunya sendiri. Maka dari itu, ia dan orang-orangnya langsung bergegas untuk memberi bantuan. Vantori dan para pengawalnya mencoba melumpuhkan sisa-sisa orang Andrea.
Andrea murka saat melihat putera kandungnya justru berniat melawannya, tidak menjadi sekutunya. Dia marah saat puteranya malah memilih untuk melawannya juga orang-orangnya.

"Vantori! Apa yang kau lakukan? Kau harusnya berada di pihak ibu!" Teriak Andrea murka. Vantori berdecih.

"Justru aku yang harus bertanya, apa maksud ibu melakukan pemberontakan ini?"

"Tentu saja demi dirimu, demi menjadikanmu raja, mempercepat pergantian tahta untukmu!" Andrea berkata keras. Vantori mendengus.

"Omong kosong! Ibu hanya ingin menyelamatkan paman, juga orang-orang ibu di dalam sana. Ibu tahu benar kalau orang-orang di dalam sana telah berbelot dari raja, mereka tidak setia kepada Negara. Mereka hanya tunduk pada ibu. Ibu hanya memperalatku!"

"Dasar pengkhianat, anak tidak tahu diuntung!" Andrea menerjang Vantori, puteranya sendiri. Akhirnya kedua ibu dan anak itupun bertarung.
Mereka berdua adu tinju dan adu tendang. Beruntung bagi Vantori karena Andrea sudah lebih dulu babak belur karena Ivanaldy tadi.
Akhirnya Vantori melompat, menjepit kepala ibunya dengan menggunakan kedua kakinya, lalu membanting tubuh Andrea. Andrea takluk.
Vantori beralih pada anggota parlemen oposisi yang sedang menawan Sora, Genma, dan yang lain.

"Lepaskan mereka dan kemari, hadapi aku!" Kemudian Vantori meludah. Orang-orang itu melepaskan para tawanan dengan kasar lalu berlari menerjang Vantori.

Dua orang maju, Vantori menendang lutut, kemudian memelintir tangan yang satunya. Membenturkan kepala yang satu dengan lututnya, kemudian menendang wajah yang satunya. Lalu mereka adu jotos. Vantori memutar kepala yang satu hingga terdengar bunyi patahan sehingga membuat yang satu itu tumbang, lalu menjegal yang satunya hingga jatuh lalu menginjak kepala yang satunya hingga ikut tumbang.

Pun dengan yang lain, dengan beringas Vantori mengahajar mereka tanpa ampun. Tersisa satu. Dia maju pun dengan Vantori. Mereka berkelahi, hingga

"Vantori!" Tiba-tiba Andrea mengeluarkan pistolnya. Bersiap untuk menembak siapapun. Vantori terkesiap. Gila. Ibunya memang sudah benar-benar mempersiapkan kudeta ini. Orang yang melawan Vantori menendang belakang lututnya hingga membuat Vantori bersimpuh.

"Kau tahu Vantori, anak tidak tahu diri dan pengkhianat sangat tidak pantas untuk dibiarkan hidup. Baiklah, biar aku yang mengambil alih kekuasaanmu, dan aku akan menjadi penguasa berikutnya dari negeri ini." Andrea berucap. Pelatuk pistolnya ditarik, dan

'Dorr~'

Timah panas melesat dengan cepatnya tanpa bisa dicegah. Semua orang terkejut, untuk sesaat mereka seolah lupa cara bernapas, tubuh itu tergeletak bersimbah darah di dadanya. Semua langsung berteriak histeris

COMPLETEOù les histoires vivent. Découvrez maintenant