Berkas Dua Lembar

81 19 11
                                    

Suasana riuh ramai menyeruak dalam telinga Andin. Dia seorang diri berjalan mencari sebuah ruangan bertuliskan "Fakultas Ekonomi Bisnis". Sambil sesekali mengecek handphone-nya menunggu balasan teman-teman nya menginfokan keberadaan mereka.

"Kamu anak FEB kan?" tanya seorang laki-laki tinggi berjaket abu-abu bertuliskan BEM dibelakangnya.

"Iya mas." jawab Andin antusias.

"Aku Rangga dari BEM FEB, yuk ikutin aku masuk ruangan ya!"

Andin mengangguk mantap. Sambil mengekor dibelakang sosoknya, "Bawa semua berkasnya kan? Coba aku cek."

"Iya bawa mas."
Andin mengeluarkan berkas-berkas ospeknya dari dalam tas. Menghitung-hitung ulang, mengingat semoga tidak ada barang ospeknya yang tertinggal.

"Kamu bawa surat pernyataan bermaterai?" Andin tertegun.

Diantara berkas-berkas ospeknya ada satu berkas yang memang Andin sisakan untuk diprint di jalan tadi. Tapi, hal itu lupa belum ia lakukan.

"Oiya mas, aduh gimana ya aku lupa belum print suratnya."
Andin merutuki dirinya sebab lupa bahwa pagi ini harusnya ia pergi ke tempat print samping kosnya.

"Yaudah tenang, di sini kita sediain printer kok."
Rangga berdiri membawa berkas Andin ditangannya. "Bro, printer nya masih bisa kagak?"

Laki-laki yang dipanggil "Bro" tadi hanya melambaikan tangan. Tanda bahwa printer nya sudah tidak bisa digunakan karena banyaknya antrian berkas milik mahasiswa baru lainnya yang juga ingin di-print.

"Yaudah kamu ikut aku aja ya, kita ke KOPMA ngeprint."

"Iya mas."

Rangga berjalan lebih dulu di depan Andin sambil membawa berkas ospeknya di tangan. Melewati kerumunan antrian mahasiswa baru dengan seragam sesuai fakultasnya masing-masing. Berbeda dengan Andin yang masih dalam keadaan gugup karena tidak membawa satu berkas ospeknya, Rangga justru sangat bersemangat, sesekali saling tegur sapa dengan teman-teman yang ditemuinya di jalan.

"KOPMA nya deket kok, itu keliatan dari sini."
Rangga menyeimbangi langkah Andin. Menunjuk sebuah gedung berlantai dua dengan tulisan KOPMA mentereng di atasnya.

"Oh iya mas."

"Kamu bawa softfile-nya nggak?"

Rangga mengulurkan tangan menatap Andin.

"Bawa mas ini," sebuah flashdisk putih dengan kapasitas 8 GB diberikan di tangan Rangga. "Nama dokumennya surat pernyataan mas." Sebuah dokumen bertulis surat pernyataan ia tunjuk di layar monitor.

Setelah beberapa menit, dua lembar surat pernyataan milik Andin diberikan oleh seorang laki-laki kepadanya.

"Seribu. Ada lagi?" Andin menggeleng.

"Yaudah kita balik dulu bang, makasih." ucap Rangga pada laki-laki penjaga KOPMA tadi.

Andin dan Rangga berjalan bersisian menuju Aula Fakultas Ekonomi Bisnis. Andin masih dengan kekhawatirannya, sekalipun berkasnya kini sudah lengkap. Ia masih saja merunduk sambil berpikir kalau-kalau setelah ini ia akan mendapat hukuman.

"Oiya, nama kamu siapa? Sampe lupa nanyain."
Rangga memecahkan keheningan diantara mereka. Mereka bertatapan sekilas.

"Aku Andin mas, By the way makasih ya udah dianterin dan dibantuin buat ngeprin berkasnya."

Rangga tersenyum.

"Yaudah gih masuk aula! Nanti telat lagi."

Andin lantas mengangguk hormat dan melangkah menuju aula.

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
Assalamualaikum hai temen-temen.

Jangan lupa vote dan kasih saran dan komentar ya dan follow ya biar bisa selalu update

Ooiya temen-temen juga bisa follow aku di IG ya @nadamillatinaa

Terimakasih. Jazakumullah khoiran.

Segitiga Dusta (Remake)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang