Murid Baru dan Laki-laki yang Terlambat

51 8 8
                                    

Andin yang menjadi murid baru di kelasnya, maju memperkenalkan diri di depan teman-teman barunya. Melihat sekeliling, gugup karena memang tidak ada yang ia kenal. Bu guru beberapa kali memecahkan keheningan dengan meminta Andin segera memperkenalkan dirinya.

Baru setelah Andin memperkenalkan diri dengan disambut tepuk tangan yang riuh dari teman-teman barunya, pintu kelas 2B itu terbuka. Memperlihatkan dua orang siswa laki-laki yang tergopoh-gopoh membawa tas ransel dipunggung.

"Mas Akar dan Mas Banu kenapa terlambat?" Bu Suryani, atau yang lebih akrab disapa Bu Ani menghampiri mereka berdua. Mengambil kedua tangan mereka dan bersalaman. Dua orang siswa laki-laki tadi hanya tersenyum.

"Hehe," Salah satu siswa dengan name tag Ahmad K itu menggaruk kepalanya sambil menahan satu temannya yang sudah berlari ke arah kursi belakang. "Biasa bu, antar jemput nya terlambat." Sistem di SD kami memang menawarkan program antar jemput bagi siswa yang rumahnya jauh dan orang tuanya tidak bisa selalu mengantar dan menjemput tepat waktu.

"Yasudah, silahkan boleh duduk." Bu Ani menghampiri Andin yang masih mematung di depan papan tulis. "Ada lagi yang mau ditanyakan ke mbak Andin teman-teman?"

Setelah dirasa cukup perkenalan Andin di depan kelas, Bu Ani mempersilahkan Andin kembali ke tempat duduknya lagi. Pelajaran di sekolah baru dimulai dengan antusias. Teman-teman yang terlihat baik dan ramah membuat Andin merasa nyaman. Termasuk siswa laki-laki manis pemilik nama panggilan Akar tadi.

Setelah kenaikan kelas 3 mereka sudah tidak lagi satu kelas. Kelas 4 - 5 juga tidak satu kelas. Tapi yang membuat Andin merasakan hal lain adalah kehadiran Akar setiap pulang sekolah yang selalu datang ke antar jemputnya. Akar dan Andin memang sama-sama mengikuti program antar jemput sekolah. Dengan arah pulang yang saling berlawanan. Meskipun penghuni antar jemput Andin tidak ada satupun laki-laki, Akar tetap selalu datang ke antar jemputnya seperti hari ini setelah kelas selesai.

"Hai Andin." Tidak biasanya Akar menyapanya. Kalau Andin ingat-ingat, sejak kelas 5 ini bahkan Akar hanya mendatangi antar jemputnya lalu bercengkrama dengan teman-temannya yang lain.

"Ha-hai." Andin menjawabnya dengan ragu.

Akar beralih mengambil posisi duduk disamping Andin. Andin yang terkejut hanya menatapnya. Mereka hanya diam saja merasakan kecanggungan. Tidak biasanya Akar menyapanya dan mengambil tempat duduk di sampingnya.

"Akar ngapain duduk di tempatku? Sana pergi!" Lia, teman satu antar jemput Andin menyelamatkannya. Entah bagaimana ceritanya, Akar langsung turun dari antar jemputnya. Lalu tersenyum sekilas menatap Andin.

Aneh. Dia datang hanya untuk mengucap "Hai" lalu pergi.

Setelah kejadian aneh itu, Andin beberapa kali mendapati Akar melihat ke arahnya. Saat di perpustakaan, ruang kelas jurnalistik, bahkan di kantin. Lalu saat upacara seperti pagi ini. Baris yang ditempati Akar sebelumnya adalah baris kelima di kelasnya, kelas 5B. Ia maju selangkah sehingga sejajar dengan Andin yang saat ini menjadi orang paling kiri di barisan empat di kelasnya, 5A.

"Andin!" Akar benar-benar memanggilnya dengan berbisik. Tapi Pak Wahyu yang saat itu sedang patroli mendapati suaranya dan pandangan mereka yang bertemu. Jadilah mereka berdua dipanggil ke belakang untuk mendapat hukuman karena berbicara saat upacara.

Andin kesal, pasalnya bukan dia yang berisik. Tapi dia juga tidak bisa membela diri, karena Akar mengakui bahwa mereka mengobrol saat upacara. Akar memang menyebalkan, batinnya.

"Kalian harus berbaris di luar lapangan sampai upacara selesai. Mengerti?" Akar dan Andin mengangguk. Tempat di luar lapangan yang dimaksud Pak Wahyu adalah tempat paling panas saat upacara.

Beberapa kali Andin mendengus, sementara Akar tersenyum penuh kemenangan. Pendekatannya dengan Andin berhasil tahap demi tahapnya.

Kejadian satu demi satu membuat Andin menyadari keberadaan Akar. Dia tidak mau berekspektasi terlalu tinggi bahwa Akar ingin mendekatinya, namun hal ini memang benar-benar terjadi. Bahkan beberapa teman dekatnya mulai bertanya perihal hubungannya dengan Akar.

Bahkan saat masuk ke dalam kelas ujian untuk penentuan kelas persiapan Ujian Nasional, takdir mempertemukan mereka. Tempat duduk mereka benar-benar bersebelahan karena nama mereka yang sama-sama diawali huruf "A".

"Nih buat kamu!" Akar melempar sebuah coklat batang yang diperkirakan harganya lebih dari lima puluh ribu itu ke atas meja Andin. Andin menatapnya sekilas, meminta penjelasan.

"Karena kamu udah mau dihukum bareng aku. Makasih ya." Sontak teman-teman sekelasnya menyoraki mereka berdua. Ada yang bahkan mendekati mereka berdua hanya untuk mengucapkan kata "Cie".

"Sudah-sudah, kembali ke tempat duduk masing-masing. Hari ini ujian penentuan kelas kita mulai." Dan kali ini, untung ada Bu Ani yang meminta teman-teman untuk kembali duduk ke tempatnya masing- masing. Andin cukup merasa lega karena menahan malu dari Akar yang memberinya coklat serta sorakan teman-teman padanya.

Kehadiran Akar pada hari-hari Andin memang tidak bisa dipungkiri lagi. Hingga kini, bahkan setelah pulang sekolah Akar selalu menyempatkan diri mampir ke mobil antar jemput Andin. Mobil antar jemput Akar dan Andin memang selalu bersebelahan, itu yang Andin sesali. Mobil jenis L300 warna putih tua itu selalu parkir tepat di samping mobil antar jemputnya berwarna abu-abu muda.

"Gimana tadi ujiannya?"

"Astaghfirullah." Andin terkejut karena kepala Akar tiba-tiba muncul dari jendela di sampingnya. Akar tersenyum menampilkan gigi putih rapinya dengan dua lesung pipi. Jika dilihat-lihat Akar memang termasuk golongan laki-laki manis di angkatanya.

"Kamu ngapain sih muncul dari situ? Aku kaget tahu!" sesal Andin pada Akar.

"Hehe, maaf ya. Semoga kita bisa satu kelas ya di kelas persiapan UN." Dan lagi-lagi teman-teman di sekitarnya langsung menyoraki mereka berdua.

"Cieeee.."

"Ada hubungan apa nih Andin sama Akar?" Andin yang menahan malu hanya bisa menunduk menahan senyuman. Sementara Akar masih saja tersenyum manis memandang Andin di hadapannya.

---------------------------------------

Assalamualaikum temen-temen,

Hai teman-teman semua, gimana ceritanya menurut kalian? Maaf ya masih banyak kesalahan dalam penulisannya, hehe.

Jangan lupa vote, komen dan follow ya

Ooiya temen-temen juga bisa follow aku di IG ya @nadamillatinaa

Terimakasih. Jazakumullah khoiron Katsiron.

Segitiga Dusta (Remake)Where stories live. Discover now