Flashback

1.6K 204 17
                                    

Entah berapa banyak yang dirinya minum di after party pwf ysl, tapi Jeonghan merasa saat ini dunianya berputar - putar. Dirinya mencoba kembali menuju kamar hotelnya, entah kemana manager dan staff yang bekerja untuknya, karena saat ini Jeonghan benar - benar sendirian. Dirinya bahkan berjalan dengan memegang tembok hotel supaya tidak terjatuh.

Tidak kuat menahan rasa pusing dikepalanya yang makin menjadi - jadi, Jeonghan memutuskan untuk berjongkok dilorong hotel yang cukup sepi itu, tapi kemudian samar - samar dia melihat seseorang yang berjalan padanya dan membantu dirinya berdiri, bahkan memapahnya menuju kamar miliknya, samar - samar juga dirinya mendengar permintaan maaf seseorang sebelum akhirnya merasakan bahwa tangan lentiknya meraba - raba saku bajunya untuk mengambil akses card untuk kamarnya. Tak butuh waktu lama, dirinya berhasil masuk kekamarnya, dia masih tetap terdiam. Sampai entah bagaimana saat sang gadis akan keluar dirinya tiba - tiba saja menarik tangannya dan menciumnya.

Rasanya tidak bisa ia jelaskan, karena pastinya setelah mencium sang gadis Jeonghan tiba - tiba saja ingin melakukan hal yang lebih dengan gadis yang membantunya ini. Dengan sisa tenaga yang dimilikinya dirinya mencoba menarik sang gadis dan menempatkannya dibawah tubuhnya, dan akhirnya malam panas yang tidak terlalu ia ingatpun terjadi.

Akan tetapi, saat pagi tiba dirinya hanya menemukannya sendirian diatas kasur King size ini, sempat berfikir bahwa meniduri gadis tadi malam hanya mimpi, tapi dia sadar bahwa dirinya dalam keadaan polos pagi itu, kepalanya yang sangat berat juga menjadi bukti bahwa memang semalam dia sangat mabuk. Yang membuatnya sangat terkejut adalah bercak darah diatas sprai.

Sejak kepulangan dari paris, hari - hari jeonghan sudah tidak sama lagi, dirinya merasa takut akan tetapi merasa bersalah karena merebut mahkota seorang gadis yang bahkan tidak tahu siapa. Akan tetapi jika bersama para membernya, dia bisa menutupi semuanya. Karena selama ini, yang menjadi tempat bercerita adalah dirinya, makanya dia agak bingung harus menceritakan kejadian ini kepada siapa.

------

Rose sedang berjalan dilorong hotel yang cukup sepi ini, dirinya berniat untuk mengambil pesanan yang dipesannya karena kelaparan, dirinya memang memesan makanan dari luar bukan di hotel, dirinya memang kembali kekamar hotelnya lebih dulu karena tidak terlalu suka keramaian, manager dan bodyguardnya sendiri mungkin masih berada disana, rose yang menyuruhnya. Kasian juga mereka jika harus terus 24 jam mengikutinya.

Ditengah - tengah dirinya melihat seorang pria yang sedang berjongkok, menoleh kekanan dan kekiri dirinya tidak menemukan seorangpun kecuali dirinya sendiri dan sang pemuda. Jiwa sosialnya timbul saat melihat sang pemuda terlihat sedang kesusahan.

Pelan - pelan dirinya menghampiri dan menepuk punggungnya pelan, "Kau tidak apa - apa?" Rose bertanya dengan pelan. Saat sang pemuda mendongkak menatapnya, Rose sempat terkejut mengetahui bahwa pemuda ini adalah salah satu member boygroup, jika ada yang memergoki mereka habislah sudah, pikirnya.

Tidak ada jawaban, maka dengan inisiatif Rose menuntunnya menuju kamar hotel miliknya, dirinya diarahkan pada satu kamar hotel yang mungkin hanya terletak 7 kamar dari kamar milik dirinya.

"Kau membawa kartu aksesnya bukan? Maafkan aku, ini bukan aku tidak sopan ya." Rose berujar sebelum mencari kartu akses yang mungkin berada di saku baju sang pemuda. Setelah dapat, dirinya kemudian menempelkannya pada pintu, setelah terbuka dirinya mencoba menidurkan sang penuda dikasurnya. "Aku akan memanggilkan pelayan untuk mengurusmu, kau tidak mungkin tidur dengan keadaan seperti itu, sementara aku tidak mungkin mengantikan baju untukmu. Tunggu sebentar," baru tiga langkah dirinya akan keluar, rose dibuat terkejut karena tiba - tiba saja tangannya ditarik jatuh kepangkuan sang pemuda, belum selesai dengan itu tiba - tiba saja dirinya merasakan ada benda kenyal yang menempel mulutnya. Dirinya melotot dan berusaha melepaskan ciumanan mereka, akan tetapi hal itu sia - sia karena entah mengapa tangan yang memeluknya ini bagai besi, sangat kuat dan tidak bisa dilepas.

Rose mengambil nafas sebanyak - banyaknya saat sang pemuda melepaskan ciumannya, dirinya bernafas lega karena sudah terlepas dari ciuman bruntal yang tiba - tiba menyerangnya. Akan tetapi, tiba - tiba saja dirinya didorong sampai terlentang kemudian ditindih, firasatnya mulai tidak enak setelah ini. Dan benar saja, malam itu dirinya menyerahkan mahkotanya pada orang yang tidak dia kenal baik, bahkan yang membuat dirinya tidak suka pada dirinya sendiri adalah dia tidak melawan dan malah ikut menikmati permainan pria ini.

Dirinya menangis, meruntuki kebodohannya sendiri. Kenapa tadi dia menikmati dan menangis setelah semuanya terjadi? Dengan langkah agak pincang dirinya kembali memakai pakaiiannya sendiri dan pergi meningalkan kamar hotel milik jeonghan.

Dirinya hanya berharap bahwa Jeonghan tidak ingat dirinya, supaya dia bisa menjalani hidup seperti biasa walaupun mungkin akan sulit.

Cukup malam ini saja dirinya menjadi bodoh.

Tbc

Pendek soalnya ini flashback wkwk, btw makasih guys atas antusiasnya wkwk

Satu kata boleh meren??

PAPARAZI✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang