The Truth

1.3K 173 22
                                    

"Kau menghindariku, ada yang salah dariku? Aku mencoba bersabar menunggumu menjelaskan tapi kau tetap diam. Ini sudah seminggu kau begini ngomong - ngomong."

Rose hanya menatap Jeonghan sekilas sebelum kembali sibuk dengan menu makan malam yang sedang dibuatnya.

Mereka hanya berdua diapartement, tadi dirinya memiliki jadwal photoshot begitupun dengan Jeonghan yang memiliki jadwal ke luar negeri tiga hari lalu, bahkan bisa Rose tebak Jeonghan mungkin baru saja mendarat dan langsung kemari.

Jika kalian mencari Jaehyuk, dirinya sedang ada di rumah orang tua Jeonghan.

"Hanya perasaanmu saja, aku memang seperti ini." Rose berujar pelan.

Jeonghan mendekat dan langsung mematikan kompor kemudian dirinya membalikan tubuh Rose agar mau menghadapnya. Dirinya menatap dengan intens wanita yang ada dihadapannya ini.

"Jika sedang berbicara, tatap lawan bicaramu. Katakan ada apa? Kau menghindariku, itu terlalu jelas. Bahkan kau tidak mau mengangkat panggilanku selama di jepang. Aku tidak merasa kita memiliki masalah."

Rose bersikeras menunduk menatap lantai marmer apartement miliknya, dirinya tidak mau menatap kearah mata Jeonghan. Karena dia tahu, jika dia menatap Jeonghan maka dia akan langsung menangis.

Jeonghan sendiri mulai melunak, dirinya mengusap pipi Rose dan menyelipkan beberapa anak rambut yang tidak terikat.

"Kau lupa kita sudah menjadi orang tua? Bukan waktunya untuk menyembunyikan sesuatu, kita sudah berjanji untuk saling terbuka bukan?

Rose mengangkat wajahnya menatap Jeonghan, tak lama kemudian dirinya tersenyum sinis. Jeonghan sendiri yang ditatap demikian langsung menyerit tak suka.

"Oppa, apa kau yakin dengan apa yang kau ucapkan tadi? Bukan aku yang menyembunyikan sesuatu tapi itu kau!"

Rose tidak bisa menahannya lagi, air matanya tiba - tiba saja menetes, secepat itu juga Rose mencoba menghapus air matanya. Dirinya kembali memalingkan wajahnya sementara Jeonghan hanya menatap Rose dengan ekspresi bingung.

"Aku? Apa yang aku sembunyikan darimu?" Kali ini Jeonghan bertanya dengan nada serius. Tidak ada nada usil atau meledek. Ekspresi wajahnya pun sama.

"Oppa, harusnya kau mengerti. Hubungan yang dilandasi kebohongan tidak akan pernah berhasil. Aku merasa dipermainkan dan dikasihani selama ini. Bahkan sekarang aku merasa kau hanya mengencaniku karena rasa iba."

Jeonghan menarik tanggan Rose mengikutinya ke ruang tamu, karena dirinya merasa obrolan mereka akan serius dan butuh tempat nyaman dan bukannya di dapur. Dengan perlahan Jeonghan menyuruh Rose untuk duduk si sofa, Jeonghan juga sempat mengusap air mata yang terus - terusan menetes.

"Aku tidak membohongimu dan aku tidak mengencanimu karena iba. Kau mendengar ini dari mana?" Jeonghan bertanya dengan lembut, kedua tangannya mengengam tangan Rose dan diletakan di pahanya.

Sebenarnya Jeonghan agak was - was, tidak mungkin Rose mengetahui perihal keguguran itu bukan? Dirinya sudah memastikan tidak akan ada yang mengungkit itu.

Rose tidak menjawab, lagi - lagi Rose malah memalingkan wajahnya, bahkan Rose dengan halus melepaskan genggaman tangan Jeonghan dan menelungkupkan dirinya, menangis dengan sejadi - jadinya.

Jeonghan yang melihat itu bahkan ikut merasakan sakit, dirinya mendekatakan dirinya perlahan, dan membawa Rose kedalam pelukannya.

"Jika ini tentang, kandunganmu. Aku minta maaf,"

Butuh keberanian untuk mengucapkan kalimat itu supaya bisa keluar dari bibirnya. Jeonghan mengelus rambut blonde milik Rose dan makin mengeratkan pelukannya saat dirasa Rose semakin menangis.

"Aku hanya tidak ingin kau menderita seperti ini, aku tidak mau kau menyalahkan dirimu sendiri dan sedih. Jika kau bertanya apa alasan aku menyembunyikannya. Itu adalah alasanku."

Jeonghan melepaskan pelukannya dan menangkup pipi Rose, menghapus air mata yang tidak berhenti mengalir.

"Aku tidak ingin melihat air mata ini jatuh dari wajahmu. Aku hanya ingin melihat kau tersenyum, bukan menangis seperti ini."

"Ta-tapi, kenapa harus menyembunyikannya? Bukannya aku juga berhak mengetahui ini?"

Jeonghan mulai mengeluarkan senyum teduh, dirinya kembali membawa Rose kedalam pelukannya. "Aku minta maaf, sudah jangan menangis lagi."

Rose mengangguk. "Lalu, dimana oppa mengubur janin itu? Aku ingin menemui anakku."

****

"Hallo, sweety. Walaupun terlambat tapi ini Eomma. Maaf baru datang dan maaf baru mengetahui kamu pernah ada, hidup didalam rahim Eomma."

Rose tersenyum sembari meletakan buket bunga disisi nisan sang anak. Dirinya tanpa sadar meneteskan air matanya kembali, Jeonghan sendiri hanya menatap Rose dari belakang sembari membawa Jaehyuk didalam gendongannya.

"Maafkan Eomma yang tidak bisa menjagamu. Tapi satu hal yang harus kamu ketahui. Walaupun kita tidak pernah bertemu tapi Eomma sangat menyanyangimu, jika kau tidak keberatan. Datanglah setiap hari ke mimpi Eomma, Eomma akan sangat senang jika kamu mau datang."

"Ah, kau tidak perlu menghawatirkan Eomma dan Appamu ya? Kau tau, kamu memiliki adik yang tak kalah lucu, dia Jaehyuk. Jika kau ada aku percaya kau akan menjadi kakak yang keren, benar bukan?"

Jeonghan ikut jongkok disebelah Rose, dan saat itu pula Jaehyuk diambil alih oleh Rose diperkenalkan kepada anaknya itu.

"Jangan cemburu pada adikmu ya? Walaupun kalian tidak berasal dari janin yang sama. Tapi sekarang dia adalah adikmu, ah kau tidak perlu khawatir juga. Eomma, Appa dan Jaehyuk akan sering berkunjung kemari. Dan kau harus tau, jika kami sangat menyanyangimu. Sama besarnya seperti kamu menyayangi adikmu. Jadi tolong jaga kami diatas sana ya? Aku tau kau melihat kami."

"Jangan segan untuk datang ke mimpi kami, kami akan menunggumu."

"Sayang sekali, tapi sepertinya kami harus pergi sekarang, tapi jangan khawatir kami akan kembali lagi dan membawakan banyak hadiah untukmu. Kami mencintaimuuu,"

Setelahnya Rose berdiri diikuti Jeonghan, Rose berjalan terlebih dahulu sambil mengendong Jaehyuk. Sementara Jeonghan menatap lamat nisan sang anak dan mengusapnya sebelum akhirnya ikut melangkah dan mengandeng Rose serta mengambil alih gendongan Jaehyuk.

Yak, mereka sadar berlarut dalam kesedihan tidaklah berguna. Mereka memilih berdamai dengan keadaan dan memulai semuanya dari awal, memulai kisah keluarga mereka tanpa dipenuhi penyesalan untuk melangkah maju.


Rose, Jeonghan, dan Jaehyuk.

Mereka akan memulai menjadi keluarga seutuhnya, keluarga yang hanya akan menciptakan keindahan didalamnya.

TAMAT

guys maaf banget kalo kesannya maksa banget wkwk, tapi ini beneran tamat ya kalo aku paksa alurnya bakal makin amburadul wkwkwk.

Niatnya mau debutin Rose ft Seventeen. Gass gak nih? Wkwk

Jangan lupa cek work aku yang lain ya guys!!

PAPARAZI✓Where stories live. Discover now