Weird

1.5K 218 34
                                    

"Kau terlihat sangat pucat hyung, kau yakin tidak apa - apa?" Entah sudah berapa kali Jeonghan mendengar pertanyaan yang sama hari ini. Dirinya merasa sangat sehat akan tetapi para membernya terus menghawatirkannya hanya karena dirinya terlihat pucat hari ini.

"Aku baik - baik saja, jangan tanyakan lagi. Aku bosan mendengar pertanyaan yang sama,"

Hoshi terdiam, walau sebenarnya agak khawatir akan tetapi kali ini dirinya lebih baik mengikuti perkataan Jeongan, Jeonghan seram kalo sedang marah.

"Jeonghan-hyung sedang ada masalah kah? Sedari tadi kerjaannya marah - marah terus, sangat sensitif seperti wanita hamil." Dino berbisik kepada Seungkwan yang kebetulan duduk disebelahnya.

Seungkwan mengangguk setuju, "Aku bahkan tidak berani dekat - dekatnya. Takut berakhir seperti Mingyu-hyung,"

Sejak tiga hari yang lalu sebenarnya Jeonghan terus - terusan saja muntah, bahkan dirinya tidak bisa makan dengan benar akan tetapi dia dengan kekeh mengatakan bahwa dia dalam kondisi baik - baik saja. Emosinya juga agak tidak stabil, entah bagaimana ada saja yang membuat dirinya merasa ingin marah - marah, bahkan hal sepele seperti Mingyu yang tak sengaja menyenggolnyapun bisa berakibat fatal untuk emosinya.

"Mingyu, buatkan aku pudding. Aku mau sepuluh menit lagi sudah matang," Jeonghan berkata seenaknya.

Mingyu yang sedari tadi menjadi korban Jeonghan hanya menghela nafas, mau menolak takut, dirinya menatap para member yang sama sekali tidak membantunya dan malah memberikan tatapan iba, tanpa berbicara Mingyu berlalu dari sana membuatkan apa yang Jeonghan mau.

****

"Untukmu."

Rose tersenyum lebar saat melihat Lisa membawakan minuman dingin untuknya, tanpa tunggu lama dirinya mulai meneguk air yang dibawakan sampai habis setengahnya.

"Kau sedang ada masalah ya?" Lisa bertanya sembari terus memperhatikan wajah penuh keringat Rose, keduanya saat ini sedang beristirahat diruang latihan.

"Sok tahu sekali," Rose merebahkan dirinya dilantai dingin ruang latihan mereka, Lisa ikut berbaring disebelahnya.

"Kita sudah lama bersama, aku tahu gelagat kau ketika ada masalah,"

Rose hanya tersenyum menanggapinya. "Tidak ada yang harus dikhawatirkan, aku baik - baik saja. Hanya sedang lelah,"

Lisa mengangguk paham, "Kau tahu harus kemana saat butuh teman cerita bukan?" Rose tersenyum membalasnya,

"Ayo, lupakan dulu apapun yang sedang kau pikirkan itu!" Lisa bangkit dan mengulurkan tangannya yang disambut oleh Rose.

"Ngomong - ngomong kau terlihat agak berbeda," Lisa meneliti Rose dari atas sampai bawah, Rose menyerit tak suka. "Apa maksudmu?" Tanyanya dengan suara datar.

Lisa tertawa, "bukan dalam hal jelek, maksudku auramu berbeda, kau terlihat lebih cerah dan cantik. Hanya saja beberapa hari ini kau muram jadi ya begitulah,"

"Kau menginginkan apa dariku?" Rose bertanya dengan tatapan menyelidik, karena biasanya jika Lisa memujinya seperti ini selalu ada yang diinginkan, istilahnya seperti udang dibalik batu.

Lisa memutar kedua bola matanya malas. "Kau ini selalu curiga padaku ya? Aku tulus memujimu tau." Ujarnya kesal.

Rose hanya mengedikan bahunya, "Siapa tau bukan?"

PAPARAZI✓Where stories live. Discover now