Simulasi Tawuran

688 183 18
                                    

Mainan sudah berserakan di ruang tengah rumah Nenek. Dari kuda-kudaan yang bisa dinaiki, mobilan kecil, sedang, hingga besar yang bisa dinaiki oleh Haruto, walaupun setelah itu mobilannya akan terbelah dua karena dosa Haruto yang berat.

"Wes! Mang Baeeeek, anaknya anarkis nih!" Hanbin yang sedang tiduran di sofa ruang keluarga langsung mengadu kala kepalanya tiba-tiba dipukul dengan gitar mainan oleh Taerin.

"Mbin! Main!"

"Iya main sok, jangan pukul kepala Mbin."

"Main! Ayoooooo! MBIIIIIIIN!"

Hanbin tentu saja langsung bangkit dari posisi tidurnya, mengusap-usap telinga yang terasa pengang karena terkena serangan dari pita suara Taerin dengan kualitas terbaik. 

"Iya ayok main ayok," jawab Hanbin pasrah, lengannya sudah ditarik oleh Taerin agar Hanbin ikut bergabung bersama Rohee dan Seowoo. Jisung sendiri asik bermain bersama Haruto di teras belakang. Sedangkan Lorin dan Jihan sibuk dengan boneka barbie masing-masing, alhamdulillah mereka lagi kompak. Semoga setelah ini nggak gelut. 

"Mbin," Seowoo langsung memberikan sebuah pisau mainan kepada Hanbin, sedangkan Taerin sudah siap dengan mainan dokter-dokterannya.

"Mbin ini!" Taerin memberikan suntikan di tangannya kepada Hanbin yang sedang kebingungan.

"Ini Mbin harus jadi Chef Arnold atau Mang Baekhyun?" tanya Hanbin bingung. "Masa iya Mbin suntik ayam panggang."

"Iiih Mang Mbin Dokterl!" titah Taerin agar Hanbin bermain dokter-dokteran. Tetapi Seowoo ingin Hanbin bermain masak-maskan, putri Teh Jiwon itu bahkan melempar spatula di tangannya dan mendarat estetik pada kepala Hanbin.

"Aaaaaaa... Teh Jiwooon! Mang Baeeeeek! Anaknya brutaaaaaaal niiih!" Hanbin sudah merengek, mengadukan dua bocah yang tingkahnya sudah ada turunan bar-bar dari orang tua masing-masing.

Kasian banget emang calon ayah ini, dia dikelilingi sama sepupu perempuan kecil dan para ponakan perempuan yang lain. Ini utung yang heboh cuma Taerin sama Seowoo, sedangan Rohee yang akhirnya memilih gabung dengan Lorin dan Jihan masih tetap duduk manis di depan tenda yang sudah Bobby buatkan sejak kemairn. 

"A Mbin, katanya ini para bocil kasih snack," Mingyu datang sembari melempar bungkus camilan untuk anak pada kakak sepupunya yang menatap bingung pada sekotak biskuit rasa apel.

"Ini ngasihnya satu-satu atau gimana?"

Mingyu mengedikan bahu, lelaki itu bahkan sudah asik tiduran di sofa, ia juga menajdikan boneka beruang kuning milik Hayi sebagai bantal. "Abisin aja kali, jangan kayak orang susah," balasnya dengan mata terpejam dan siap melanjutkan mimipi indahnya yang sempat tertunda. 

"BASAH! BASAH! BASAH! HAHAHAHA!"

Ini perkara sengketa Hanbin antara Seowoo dengan Taerin saja belum beres, terus sekarang ditambah sama Jisung yang main tembakan air sampai ke ruang tengah. Mana Yeonwoo sama Jiwon jadi pasukan di Jisung lagi. 

Udah bener Jisung main di luar, ini malah masuk ke dalem. Mana si sulung Mas Jinan itu dengan brutal menyemprot para manusia di ruang keluarga. "YEONWOO SERANG JIHAAAN!" perintah Jisung pada putranya Bang Ogi yang berusaha menembakan air pada Jihan, bapadahal itu bocah jalan aja masih oleng. 

"EH! EH! EH!" Nah, Jiwon lebih parah. Dia nggak bisa neken pedal buat nembakin airnya, jadi bocah itu pake pistol air buat mukulin Mingyu. Nama Jiwon ini kayaknya emang ada kutukan tersendiri. "KAK JIIIN! ANAK LO BRUTAL!

Rusuh banget ini ruang keluarga sama para bocah kematian, mereka semua berulah, kecuali Dihan yang asik nonton National Geographic di kamar nenek. Alhamdulillah anak Bobby yang satu itu masih bisa diselamatkan. Semoga Dihan selalu baik-baik saja ya, Nak. Kalau bisa ajak kakak sepupu yang masih bayi itu.

🍓

Mang Baek menghela napas lelah saat mendnegar teriakan Taerin. "Saha deui eta nu diajak geluuut," (Siapa lagi itu yang diajak ribut,) keluhnya yang berusaha menulikan kuping dan kembali memakan seblak yang Jennie buat. Bapaknya aja udah nyerah sama tingkah Taerin, apalagi para korban yang masih tetap jahil mengganggu Taerin. 

Kesabaran Taerin itu setipis baju dinas pengantin baru, udah tipis, tembus pandang, mudah dirobek pula. Terus emosi Taerin juga mudah dipancing, kayak ikan lele di empang yang nggak dikasih makan dua hari. Sialnya, Taerin mempunyai kakak sepupu tak berakhlak. Semakin Taerin emosi, semakin bahagia mereka. 

Apalagi Taehyung. 

Sekarang saja Si anak kedua Om Jaejoong itu asik mengganggu Taerin yang ikutan nongkrong dengan para sepupunya. "Heh, itu sepedanya palsuuu," goda Taehyung mengomentari sepeda plastik milik Taerin, "kalo asli rodanya bisa dikempesin, itu mah dari plastik! Huuu, sepeda Taerin Palsuuu!"

"Ih, kasian banget sepedanya palsu," Taehyung aja udah lebih dari cukup buat mancing emosi Taerin, lah ini ditambah sama Haruto, "sepeda murah!"

Wajah Taerin sudah merengut sebal, bibirnya manyun sepanjang mungkin, biasanya setelah ini Taerin akan berteriak kencang hingga terdengar ke kampung sebelah. Sayangnya, kali ini berbeda, Taerin turun dari sepeda plastik, dan sekuat tenaga mengangkat speda plastik itu. 

"WEH ANJIIIR!"

"MAMPUS KAK TETET!"

Suara benda yang dilempar, berpadu dengan teriakan kesakitan Taehyung serta tawa pecah Haruto. Iya, Taerin ngelempar itu sepeda plastik ke arah Taehyung. Sampe-sampe kakak sepupu reseknya itu terjatuh dari kursi santai di teras belakang. Mantap memang Taerin ini, selain pemilik pita suara sekelas speaker konser, tenaganya juga hampir menyamai hulk. 

"Eh, eh, eh," Haruto dengan semangat mendekati sepeda plastik yang menjadi korban Taerin, "anjaaay! Sampe lepas rodanya!" Masih dengan sisa-sisa tawanya, bungsu keluarga Heechul itu dengan kurang ajar menakut-nakuti Taerin. "Hayo, loooh. Dimarahin Baba sama Bubu, loooh ...." 

Dan, setelah itu, suara teriakan Taerin langsung memenuhi rumah nenek. Ini agak naik satu oktaf lagi, gardu induk di kampung bisa sampe meledak. Taerin, semoga mentalmu kuat, Nak. 

Tak hanya mental Taerin yang diuji, Dihan si duta buku dinosaurus juga kekuatan jiwa gilanya selalu diuji. Misalnya saja malam ini, putra Bobby itu berusaha tetap fokus pada bukunya di tengah keributan yang dibuat oleh Jisung, Jiwon dan Yeonwoo. 

"Si Yono, ya, bener-beneeer!" Hanbin dengan gemas menahan kerah belakang baju Yeonwoo saat putra Bang Suga itu bersiap lompat dari sofa di ruang keluarga lantai atas. "Emak bapak lo nggak segila itu, Yonooo!"

Ini untung Bang Ogi sama Mbak Wenda lagi nggak ada di lantai dua, jadi Hanbin aman dan nggak kena getok karena asal ganti nama anak mereka. Tapi, Yeonwoo emang bikin lidah ribet, sih, lebih enak Yono. Min Yono.

"Didididiii, ain yu aiiin!" Jiwon berusaha menarik buku di pangkuan Dihan. "Aiiiin!"

Dihan menatap tajam pada Jiwon, padahal itu bayi meskipun masuk ke dalam jejeran maknae, tetep aja kakak sepupu Dihan. "Pergi!" usir Dihan. Bocah berusia 2 tahun lebih itu memang paling benci kalau diganggu saat sedang membaca buku. 

"Didididiiii!" Jiwon itu jenis bocah kematian, dia harus dapetin apa yang dia mau. Dengan sekuat tenaga Jiwon menarik buku hingga terlepas dari tangan Dihan, "yuk, aiiin!"

Untung saja kesabaran Dihan itu setebal dompet bapaknya. Bocah berpiyama motif dinosaurus itu akhirnya mengalah. "Main dino?" tawarnya menunjuk berbagai jenis dinosaurus miliknya. 

Jiwon jelas mengangguk, "Yuk!"

Dihan, harapan kami sangat besar padamu, Nak.

Tbc

Dihan, aku harap kamu tetap waras sampai nanti dewasa. Kamu satu-satunya harapan keluarga, anak.

COUSIN 2.0✓Onde histórias criam vida. Descubra agora