5. Dandelions

4.5K 457 114
                                    

5

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

5. Dandelions

"Aku memang selalu bilang gapapa, tapi aku gak pernah bilang kalau ini gak sakit."

🍒🍒🍒🍒

"Kamu jahat!"

Alora tiba-tiba berhenti di depan Shaka saat laki-laki itu akan menuju ke kelas, lalu gadis itu berteriak di depan muka Shaka.

Gadis itu menatap Shaka marah dan pandangan dingin.

"Aku yang lebih dulu kenal kamu, gak pernah tuh kamu ajak pulang bareng, makan malam bareng, bahkan gak pernah kamu ajak ke sungai Feyre."

Shaka mengernyitkan dahi menatap kemarahan Alora. Serta sedikit bingung dengan maksud gadis ini memarahinya.

"Selalu aku yang harus maksa biar bisa jalan berdua sama kamu. Tapi kemarin, itu inisiatif kamu sendiri kan? Aku iri Shaka!" Nafas Alora terengah-engah.

Shaka menatap balik Alora dengan pandangan dingin.

"Alora, listen to me!" Laki-laki itu menarik nafas pelan sebelum melanjutkan ucapannya. "Lo gak bisa ngatur gue mau pulang sama siapa, makan sama siapa, gak bisa Alora. Yang berhak atas diri gue ya gue sendiri. Lo gak ada hak buat ngatur-ngatur. Juga, kita berdua tidak memiliki hubungan apa-apa."

"Kalau lo suka sama orang, jangan bertingkah laku yang bikin orang itu memiliki pandangan remeh."

"Kalau di balikin keadaannya, lo mau gak dipaksa suka sama orang yang jelas-jelas lo sendiri gak suka. Engga kan?"

Shaka sempat melirik paperbag berisi kotak bekal yang berada di tangan kiri Alora.

"Sorry, kalau misal ucapan gue ada yang bikin lo sakit hati. Semakin kesini, lo memang harus diberi gertakan tegas."

Alora benar-benar melihat Shaka yang berbeda hari ini. Tatapan Shaka padanya tidak ada kelembutan lagi. Ucapan Shaka sangat benar. Jika Alora ada di posisi Shaka, dia tidak akan mau dipaksa mencintai orang yang dia tidak suka. Alora tidak suka di paksa, namun dia suka memaksa orang untuk memenuhi ekspetasinya.

"Cuma wanita gila yang ngejar-ngejar cowok sampai lupa martabat tinggi seorang perempuan."

Kali ini, Shaka akan bertindak lebih keras dengan Alora. Dia adalah tipe cowok, kalau suka, maka dia yang mengejar perempuan itu.

"Ra, jangan bikin gue tambah benci sama lo. Ini bukan rasa suka lagi Alora. Lo udah terlalu obsesi. Dan satu lagi, gak semua yang lo mau bisa lo dapetin."

Setelah Shaka berlalu pergi dari hadapannya, Alora melempar kotak makan yang sejak awal berada di tangan kirinya. Gadis itu benar-benar sakit hati dengan penolakan Shaka. Dia begitu membenci dirinya kenapa bisa jatuh cinta hanya dengan Shaka. Shaka adalah satu-satunya laki-laki yang membuat Alora mengenal cinta. Sekarang, laki-laki itu juga yang membuat dia hancur karena rasa cinta itu.

SHAKARUBY (HIATUS)Where stories live. Discover now