9. MENYERANG

4.2K 100 2
                                    

"Sav, lo dari tadi senyum-senyum sendiri. Kenapa lo?" tanya Lorenzo sambil menyerahkan sekaleng minuman soda pada Savier.

"Gak kenapa-napa," balasnya cuek.

"Idih, nih gue kasih tahu ya Sav. Tingkah lo sekarang ini kayak lagi di mabuk cinta tahu! Beneran deh gue gak bohong!" Lorenzo meminum soda itu sampai habis lalu meremukkannya dalam genggaman tangannya.

"Apa? Bos gue udah gede guys!" timbrung Kenzo sambil berseru.

"Emang bos lo apaan? Kekar gini masa gak gede," sahut Joseph sambil merangkul Savier, friendly.

"Kok lo diam aja Sav? Ngomong dong!" seru Kenzo.

"Ketua kita ini rada pemalu guys," timbrung Arwana sambil memberikan tatapan menggoda pada Savier.

Savier yang sedari tadi diam merasa risih dengan topik pembicaraan mereka membuatnya bangkit lalu berjalan kearah tong sampah untuk membuang kaleng minumannya.

"Siapa tuh nama cewek tadi? Gue lupa. Ra-ra gitu belakangnya," ujar Joseph.

"Eira!" sentak Savier.

Tanpa ia sadari kelima sahabatnya menatapnya dengan tatapan menggoda. Untuk pertama kalinya Ketua Salvanior peduli pada perempuan. Hot News!

Kenzo menepuk pelan bahu Savier, "Slow bos, gak usah ngegas. Nanti salto loh!" Ucapannya membuatnya Savier menatapnya tajam.

"Salting maksudnya bos," balas Kenzo cengengesan.

"Lagian lo sekarang jadi aneh banget. Savier yang gue kenal itu gak pernah peduli ataupun dekat sama cewek kecuali Mamanya. Sekarang malah kecantol sama anak baru disekolah kita," ungkap Arwana.

"Iya Sav, lo pasti udah jatuh sama pesona Eira. Ya gak?" Joseph tertawa, merasa senang menggoda Savier.

"Kalo gitu PJnya jangan lupa Sav! Gue tungguin dikantin selama seminggu," ujar Lorenzo dengan tidak sopannya.

"Parah lo, kasian dong bos kita! Baru juga pacaran masa duitnya udah habis duluan buat nafkahin lo pas jam istirahat," balas Kenzo sewot.

"Bercanda ngab, tapi kalo mau gue sih gak nolak." Arwana merangkul Lorenzo lalu mengacak-ngacak rambutnya.

"Astaga! Lo malu-maluin gue aja. Tapi nanti hasilnya bagi dua ya," ujarnya, kemudian mendapat seruan dari anggota Gennaios yang lain.

"Sama aja lo, udah gak berkawan lagi kita ya," sahut Joseph, jengkel.

"Bercanda doang Jos, galak amat!" balas Arwana.

"Tapi jujur aja ya, menurut gue Eira cantik sih walau rada pendiem," ujar Lorenzo.

"Iya, bener banget! Gue juga baru tahu dia sahabatnya Serra, tapi gue sama sekali gak bisa temuin sekolah lama mereka," jelas Kenzo.

"Wih, tumben banget lo sampai segitunya," seru Arwana, karena sangat jarang Kenzo melakukan hal seperti ini.

"Gue gabut pas itu dan memang gue penasaran sama Serra yang udah langsung pengen ngegebet Romeo pas pertama kali masuk sekolah," tuturnya.

"Iya, gue juga penasaran. Serra itu punya keberaniannya gede banget, dan juga tahan banting. Gila!" seru Joseph sambil menggelengkan kepalanya, tak menyangka.

"Setelah gue selidiki tentang dia, gue gak nemuin apa-apa kecuali biodatanya aja." keenamnya tampak kebingungan karena Kenzo adalah salah satu hacker hebat yang selama ini disembunyikan keluarganya bahkan yang tahu hanya keluarga dan sahabatnya. Mereka semua berusaha menyembunyikan identitas Kenzo agar tidak bocor kedunia luar.

"Gue ngerasa ada yang sengaja mengunci rapat informasi tentang Eira karena pas gue coba buat ngebobol servernya itu, gue masih gak bisa dan gue yakin ada orang yang lebih pro dari gue," jelasnya lagi.
"Mungkin Eira bukan orang biasa," cetus Romeo yang sedari tadi diam.

"Mungkin juga." Arwana menepuk bahu Kenzo. "Ken, gue bakal minta orang-orang gue buat ngebantu lo."

"Gak usah Ar, gue juga gak penasaran banget. Lagipula mereka berdua bukan urusan gue."

"Semoga mereka bukan suruhan musuh kita untuk ngintai sekolah," ujar Lorenzo.

"Maksud lo?" tanya Savier.

"Gue setuju sama Lorenzo, tapi kita gak boleh asal ngambil kesimpulan sebelum ketemu bukti yang jelas," ujar Kenzo.

"Gue setuju sama Kenzo, kita harus temuin bukti dulu karena menurut gue dari penjelasan Kenzo. Eira itu memang bukan orang biasa," balas Joseph.

Kelimanya terdiam menunggu respon Savier. Namun tiba-tiba salah satu dari mereka mendapatkan sebuah notifikasi.

Romeo membaca sebuah pesan. "Sav."

Savier menoleh, "kenapa?"

"Markas kita yang didekat sekolah dibakar sama Streffon."

Seperti mendapatkan alarm tanda bahaya kelimanya terkejut bukan main.

"Anjing!"

"Bangsat!"

"Streffon biadab!"

"Kurang ajar sih Xander," maki savier. "Zo, gue mau lo perintahin semua anak Salvanior untuk kepung markas inti Streffon. Gue yakin sekarang Xander lagi dimarkas itu dan juga lo abisin markas mereka yang lain!" Lorenzo bergegas melaksanakan perintah Savier yang sedang dipenuhi api kebencian.

"Sav, lo jangan gila! Lo mau masuk kantor polisi karena ngebakar aset orang!" seru Joseph yang tidak setuju dengan kegilaan sahabatnya itu.

"Gak akan ada yang berani sama Savier. Lo lupa siapa keluarganya dan gue juga gak bakal tinggal diam kalau Streffon berani ngelapor ke pihak berwajib," jawab Arwana penuh ketegasan dan wibawa walaupun sebenarnya ia sangat ingin meledakkan satu per satu anak Streffon namun ia masih berusaha mengontrol emosinya.

"Gak usah basi-basi lagi!" sentak Savier, "semuanya berangkat!"

Semua anggota Salvanior menaiki motor mereka masing-masing. Beberapa dari mereka membawa bendera berlambang Salvanior. Tatapan permusuhan dan penuh api kebencian terlihat jelas dimata semua anggota Salvanior.

Lorenzo mengarahkan anggotanya memencar kearah berbeda dibantu oleh Arwana dan Kenzo. Mereka bertiga berjalan terpisah untuk menyelesaikan perintah Savier.

Savier tiba disebuah gedung sepi yang merupakan milik Streffon. Ia maju lalu merobek banner milih geng itu lalu mengarahkan semua anak buahnya untuk menyerang anak buah Streffon.

Perkelahian kedua geng besar iru dimulai dan lebih ganas. Mereka yang menggangu Salvanior belum mengetahui seberapa kuat geng ini dan akan menyesal ketika dikalahkan.
Anggota Streffon yang diserang tiba-tiba merasa kewalahan dalam melindungi markas mereka karena belum melakukan persiapan apapun. Beberapa anggita Streffon sudah tumbang. Savier berjalan memasuki gedung itu untuk menghabisi Xander.

Matanya menyorot tajam seperti elang. Beberapa orang berusaha menahannya dan terjadilah perkelahian antara Savier dan sepuluh orang anggota Streffon. Savier menumbangkan sepuluh dengan satu pukulan.

Ia tersenyum sinis. "Segini doang kemampuan lo semua. Lemah!" pungkasnya lalu berlari kelantai atas gedung itu yang ia yakini adanya keberadaan Xander disana.

Savier membuka pintu ruangan Xander namun sialnya terkunci dari dalam.

Penakut, pecundang, tak berguna! makinya dalam hati.

Dengan sekuat tenaga Savier menendang pintu itu sampai terbuka. Ia sudah tidak tahan lagi untuk menghajar makhluk biadab didalam sana. Dengan tiga kali tendangan pintu itu terbuka.

Baru saja Savier ingin masuk ia dikejutkan dengan pemandangan yang sulit ia jelaskan.

"Shit!"

SAVIERWhere stories live. Discover now