Chapter 3 | Brainless

117 53 94
                                    

Aku marah!!

Aku bahkan merelakan waktu tidurku dan hari libur yang berharga untuk melesat ke apartemen Jaehyun pagi-pagi sekali sesuai janji kemari. Tapi, sudah sejam lebih aku menunggu, dia belum juga bangun. Dengan rasa dongkol yang memenuhi ubun-ubunku aku masuk ke kamarnya dan mengguncang bahunya dari samping tidak santai.








"Jung Jaehyun!!"






"Seriously? Aku sudah datang pagi-pagi dan kamu masih molor?!"








"Jung Jaehyun, bangun! Kalau terlambat jangan marah-marah ke aku ya," percuma teriak-teriak di depan orang kerasukan hantu molor, aku pakai pengeras suara saja Jaehyun tidak akan bangun. Bukannya bangkit karena goncangan ku dia malah semakin terlelap di dalam selimut tebalnya.






"Bagun atau aku pulang!!"





"Don't you dare!!" Jaehyun menggeliat keluar dari selimut, lalu aku langsung mencium bau alkohol yang sangat menyengat dari tubuhnya. Pasti tadi malam dia habis bersenang-senang lalu menyiksaku pagi ini. Wajahnya memerah menatapku sayu, dia juga bertelanjang dada. Astaga kasihan mataku.

"Sudah jam sebelas Jung Jaehyun. Katanya kamu mau pergi, ayo bangun." Aku mengguncangnya sekali lagi saat perlahan matanya kembali tertutup.

"Sejam lagi deh," dia bergumam kemudian menutup wajahnya dengan selimut mencoba melenyapkan suaraku yang menggema di penjuru kamarnya.

"Tadi kamu juga bilang sejam lagi. Kalau terlambat aku juga yang dimarahin!" Karena tidak sabar aku menarik selimutnya sampai badan Shirtless terekspos.

"Pusing," Keluh Jaehyun dengan wajah yang merah lalu memukul-mukul kepalanya.

"Pukul kepala bukan menghilangkan pusingnya malah bikin tambah pusing tau, bangun terus mandi aku buatin sup pereda mabok." Jaehyun tidak menghirauku tetap memukul kepalanya, mau tidak mau aku harus menghentikannya sebelum jidatnya benjol dan aku akan menjadi tersangkanya lagi.

"Ya ampun dibilangin jangan pukul kepala! Buruan mandi, abis itu sarapan." Masih dengan wajah yang sayu Jaehyun mengulurkan tangannya kepadaku, pasti para Fangirl diluar sana selalu memimpikan hal ini. Aku tidak ingin pamer, lagian apanya juga yang bisa dibanggakan menjadi manager orang sinting ini?!

"Apa?" heranku melihat kedua tangannya mengarah kepadaku.

"Mandiin— AWW." Aku memukul kepalanya sampai dia menoleh sangking kencangnya. Bisa-bisanya orang bodoh ini bicara seperti itu!

"Jangan aneh-aneh deh, mabok terus sampai mampus sana. Kalau sampai kita ga jadi pergi karena kamu ga mau bangun, aku lempar dari gedung. Kamu pikir aku punya banyak waktu buat main-main kayak gini?!" Jaehyun cuman mentapku tanpa dosa yang berteriak nyalang. Percuma ngomong sama orang gila, aku menyeretnya ke kamar mandi dan menutup pintunya kemudian. Mungkin merawat bayi masih mending daripada merawat Jung Jaehyun yang sedang mabok.

Setelah memastikan ada suara air mengenai lantai di dalam sana, barulah aku melesat ke dapur Jaehyun yang serba warna hitam dan abu-abu. Jaehyun suka masak jadi kulkasnya penuh dengan bahan makanan yang masih segar. Bahkan masakannya lebih enak daripada masakan ku. Doain supaya masalahku tidak menjadi bulan-bulanan dia nanti.

Sekitar setengah jam Jaehyun keluar lagi cuman pakai training, rambut basah dan wajahnya masih merah berarti dia masih mabok. Dia berjalan mengitari ruangan seperti orang bodoh dan tersandung-sandung di sofa.



"Hai bodoh disini!!" Tentu saja aku berteriak dalam hati.





Yang betul. "Dapur oyy!!"






What's Wrong With Manager Choi?¿ | Jaehyun Where stories live. Discover now