21¦ Sedikit Sihir

1.1K 146 17
                                    

"Boruto?!"

Mitsuki berseru lantang ketika sobatnya itu benar-benar didorong oleh wanita asing tadi, sehingga Boruto terjatuh memasuki lubang. Ketika tangan Mitsuki digunakan untuk melilit wanita itu, dua anggota kepolisan datang menyusul. Mitsuki kira dua polisi itu akan memebelanya, tapi salah, nyatanya kini ia sendirian di tengah komplotan musuh.

"Maaf terlambat," ucap salah satu anggota kepolisian. Mitsuki ingat wajahnya, dialah polisi yang sempat duduk bertiga dengannya dan Boruto, di teras camp barat daya. Sedangkan satu rekannya lagi hanya diam, wajahnya terlihat kehilangan cahaya, muram.

Wanita itu mengeluarkan lidahnya, menjilat bibirnya sendiri sebelum tersenyum kecil. "Mitsuki, eh? Kau mau mati seperti kedua temanmu? Kau belum tahu, ya, kalau semua orang yang masuk ke sana tak akan bisa kembali hidup-hidup? Tenaga mereka akan diserap oleh lubang itu, hingga berakhir seperti Sarada yang kehilangan tenaga untuk sekadar melompat naik."

Tangan Mitsuki terkepal. "Siapa kalian?"

Hening membalas pertanyaan Mitsuki, yang membuat cowok itu meraung marah dan kembali berseru, "Kutanya sekali lagi, siapa kalian?!"

"Kami?" Wanita itu membiarkan satu burung hantunya melayang terbang. "Kami hanya orang-orang yang haus akan kekuasaan."

Tanpa aba-aba, Mitsuki menerjang gelapnya malam dan menghantam perut wanita itu dengan satu tendangan. Begitu wanita itu terdorong jauh bahkan menghantam satu-dua pohon, Mitsuki kembali berdiri dengan kuda-kuda mantap. Tangan kanannya melempar beberapa kunai peledak ke arah para polisi, sebelum cowok pucat itu kembali mengejar sosok wanita tadi. Berani macam-macam, Mitsuki jamin dirinya akan banyak membunuh di malam ini.

Denting besi beradu besi terdengar nyaring. Iris keemasan Mitsuki membola karena wanita tadi mengeluarkan belati dari balik pinggangnya, menangkis serangan kunai dari dirinya. Mitsuki melompat mundur dengan waspada. Diliriknya lubang tempat Boruto dan Sarada berada, dan tak ada tanda-tanda bahwa salah satu dari rekannya itu akan naik ke permukaan. Apa benar dirinya harus bertarung sendiri, di sini, di malam ini?

Ketika Mitsuki hendak kembali maju, tiba-tiba akar-akar kayu yang ada di tanah tumbuh memanjang, melilit kedua kakinya seperti ular.

"Terkutuklah kau, Mitsuki ...." Wanita itu tersenyum.

Mitsuki balas tersenyum. Ia melempar kunai dengan tenang. "Kau yang terkutuk." Dalam satu kepakan sayap burung hantu di udara sana, sosok Mitsuki pun berubah menjadi ular-ular kecil, dirinya terbebas dari ikatan akar dan lekas memanfaatkan kesempatan itu untuk lompat menuju dahan pohon. Aungan serigala terdengar dari kejauhan bersamaan dengan tibanya Mitsuki di atas pohon. Kedengarannya, serigala itu ada di tempat yang jauh.

Mitsuki menekuk lututnya di dahan pohon, memegang kunai dengan fokus tertuju pada wanita tadi. "Sekarang aku tahu. Jadi, semua kekacauan ini disebabkan oleh kau dan dua polisi itu? Hanya kalian bertiga, tapi efeknya mengganggu ketenangan seluruh penduduk desa." Tangan Mitsuki terkepal. Irisnya melirik lubang tempat Boruto dan Sarada berada. "Mau kalian bertiga itu apa, hah?"

"Sudah kukatakan, kami—ah, bukan kami, tapi aku. Aku hanya ingin kekuasaan ... dan mungkin sedikit kekuatan." Wanita itu tersenyum sambil mengangkat tinggi-tinggi kunai milik Mitsuki yang tadi berhasil ia tangkis. "Dua rekanku itu ... mereka tak lebih dari sekadar boneka yang inginnya kugunakan untuk merebut darah Uzumaki." Tatapannya melirik kedua polisi yang telah pingsan akibat kunai peledak yang Mitsuki lempar di awal tadi. "Dengan matinya Boruto Uzumaki, maka darahnya akan jatuh pada tanganku."

Mitsuki menegang. "Kau tahu soal Uzumaki?"

Wanita itu menatap Mitsuki dengan mata yang menggaris lurus, menyipit penuh keseriusan. "Selain itu, sharingan dari Sarada juga kuat. Sarada Uchiha, putri tunggal sekaligus harapan satu-satunya dari klan Uchiha untuk tetap bertahan di muka bumi. Kalau aku berhasil membunuh kalian semua, setidaknya aku dapat menghimpun kekuatan yang cukup besar untuk menenggelamkan Mizūmigakure."

Future? [BoruSara Fanfiction]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang