4. Mari Berkunjung Ke Rumah Kucing

72 18 3
                                    

Aroma anyir darah dan obat-obatan kimia bercampur menjadi satu menyambut kedatangan Vader yang cukup tergesa-gesa memasuki ruang pribadi Asmosius—pintu bersimbol tikus—area kekuasaan sang putra tertua

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Aroma anyir darah dan obat-obatan kimia bercampur menjadi satu menyambut kedatangan Vader yang cukup tergesa-gesa memasuki ruang pribadi Asmosius—pintu bersimbol tikus—area kekuasaan sang putra tertua. Derapnya begitu menggebu menciptakan derit berirama pada lantai kayu yang minim perawatan. Sepanjang mata memandang, ia mendapati laboratorium kecil bahkan mayat dengan tubuh termutilasi di atas meja eksperimen. Meski kini sudah pagi, kamar Asmosius dirancang sangat gelap dan minim cahaya. Tempat itu memiliki banyak sekali bak transparan—sekilas mirip akuarium raksasa berisikan mayat gadis cantik beserta liquid pengawet bergelembung. Sekitar sembilan bak, dengan mayat yang berbeda rupa. Usut punya usut mereka adalah mantan pacar—korban Asmosius—yang belum dieksperimenkan sehingga selagi menunggu waktu agar tidak membusuk ia perlu menaruhnya dalam bak berisi larutan pengawet.

Tak mendapati Asmosius di bilik pertama, Vader bergegas ke sisi berikutnya, menghiraukan rak tempat kandang para tikus putih bergaun diletakkan—hasi final eksperimen Asmosius setelah merakit cip otak korbannya untuk ditanamkan dalam tikus. Vader tampak tidak peduli, wajahnya sudah mengeras sebelum memasuki ruangan. Dia pun segera menuju bilik terakhir yakni tempat Asmosius tidur.

Perlu dicatat, ruang pribadi Asmosius terdiri dari tiga bilik. Bagian pertama tempat laboratorium diletakkan, kedua rak koleksi para tikusnya, ketiga ruang istirahat dan meja kerja bersih. Setiap bilik pasti memiliki koridor kecil yang berisikan rak buku besar di sepanjang jalan. Vader memberikannya kamar yang besar dan lengkap akan fasilitas karena hasil dari pencapaian Asmosius dalam menuntaskan segala misi darinya. Anak ini bahkan tak pernah mengecewakan Aldert van Leanders. Dia seperti boneka ciptaan sempurna hanya saja rusak pada tampilan luarnya, namun tidak untuk sekarang. Vader benar-benar marah sembari membawa koran terkini, dia meremasnya kuat.

Sesuai dugaan, Asmosius memang berada pada bilik terakhir—sibuk dengan aktivitas merakit alat di meja kerjanya. Di belakangnya terdapat papan hitam besar yang terbentang menempel dinding semacam detective investigate board, menampangkan seluruh foto target baik wanita maupun pria yang sudah sepenuhnya dicoret merah. Namun tersisa satu yang ia letakkan tepat di tengah papan, bahkan sengaja melingkari satu foto pria berseragam marsekal dengan kepala berwujud kucing hitam menggunakan kapur merah ... Cateo, sang pemburu iblis, manusia berkepala kucing, sekaligus musuh bebuyutannya yang berulang kali selamat dari kematian.

"Asmosius! Lihat apa yang tengah kau lakukan!" Vader melempar koran pagi tepat di atas meja putra sulungnya. Cukup kasar hingga membuat berkas di sekitarnya terbang berhamburan. "Sudah kubilang lakukanlah dengan rapi! Bagaimana bisa kau menggantung kepala mayat di atas pagar alun-alun Buttervia! Ini bukan ketidaksengajaan lagi melainkan kesengajaan! Kau dengar, Sius! Asmosius kau dengar?!"

Sosok yang tengah diprotes hanya terdiam. Sibuk merakit alat. Tidak ada jawaban, Vader pun naik pitam.

"ASMOSIUS!"

"Iya-iya,Vader. Baiklah, aku yang melakukannya!"Asmosius menjawabnya dengan nada bercanda, dia tersenyum sembari mengambil koran yang terjatuh, dibacalah berita mengenai kepala Rox yang tergantung sempurna di pagar alun-alun. "Sangat indah, Vader. Bukankah menarik jika menciptakan sedikit variasi dalam karier membunuhku?"

Asmosius : The Master of Rats [Leanders Series]Where stories live. Discover now