5. Wabah Memukau Di Onderzorg

49 14 0
                                    

Perjalanan Cateo, Asmosius dan Emma membutuhkan waktu sekitar tiga jam untuk tiba di gerbang Onderzorg

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Perjalanan Cateo, Asmosius dan Emma membutuhkan waktu sekitar tiga jam untuk tiba di gerbang Onderzorg. Ketika malam sudah menyusup negeri, hembusan angin meniup rindangnya pepohonan hutan, kegelapan menghasut seakan-akan terdengar suara tak kasat dari balik kegelapan. Gerobak kuda mereka melesat cepat menembus gulita, Cateo bertugas menyetir sementara Asmosius membawa lentera, lalu Emma sengaja bersembunyi di dalam karung—memakai wujud tikus. Sebelum berangkat mereka sudah menyusun rencana yang dipelopori oleh Asmosius sendiri.

Pertama, Asmosius dan Cateo harus memakai jubah hitam panjang yang sama dengan topi marsekal hitam kebesaran agar wajah sedikit tertutup. Kedua, Emma perlu tetap dalam wujud tikus dan bersembunyi dalam karung hingga tiba di Onderzorg sehingga akan memudahkan mereka ketika sedang dihadapkan sesi pemeriksaan oleh para penjaga gerbang depan. Ketiga, Asmosius menggambar lambang warga Onderzorg pada tangan kirinya sesuai anjuran Cateo, meski lambang itu tidak bisa discan, paling tidak penjaga menafsirkannya sebagai tanda warga yang sudah surut. Mengingat setiap warga Onderzorg memiliki tanda yang sama pada tangan kiri, Cateo tentu bisa mewakili mereka untuk discan. Keempat, Asmosius, Emma dan Cateo harus naik gerobak dengan kuda yang menariknya, agar tidak menimbulkan kecurigaan bahwa mereka seorang bangsawan melainkan pedagang yang membawa satu karung berisi bahan pokok seperti beras atau rempah-rempah.

Maka tibalah mereka di medan perang. Gerbang Onderzorg yang di baliknya terdapat lift menuju bawah tanah—tempat kota itu bersembunyi. Ketika gerobak mereka memasuki perkarangan dengan rimbunan pepohonan tua menjalar melingkar, dua penjaga kekar berkepala singa menghadang kendaraan Cateo.

"Identifikasi data kalian! Hanya warga kota Onderzorg yang boleh masuk ke dalam!" ucap salah satu penjaga lantang. Suaranya bergema hingga memantul di antara desiran angin malam. "Apakah kalian manusia?"

Cateo turun dari gerobak dengan gaya kerennya, magun suci ia letakkan di belakang punggung karena akan merepotkan menentengnya di leher selama perjalanan.

"Bukan, lebih tepatnya dulu kami manusia namun sekarang tidak lagi. Berikan kayu pendetektsi tanda bodoh itu!" Cateo berucap percaya diri, tubuh tingginya menatap sinis ke arah penjaga. Dia dengan percaya dirinya menunjukkan lambang warga Onderzorg—lambang bergambar kepala kucing. Penjaga pun mengambil kayu kuno yang dipercaya warga Onderzorg sebagai alat untuk scanner sesama lambang warga. Satu-satunya kayu yang mampu bereaksi terhadap lambang dengan tinta khusus berwarna hitam. Seperti dugaan mereka, kayu itu mengeluarkan cahaya hijau yang menandakan bahwa lambang Cateo telah terdeteksi maka segeralah tiba waktunya Asmosius mengescan. "Oh ayolah, sampai kapan kalian harus patuh pada aturan? Anak ini tidak perlu dicurigai, dia pelayanku. Lihat! Ada lambang juga di tangan kirinya! Kami harus cepat menuju kota karena persediaan makanan ini akan membusuk jika tidak segera diolah."

Kedua penjaga tampak berpikir sejenak. "Baiklah segeralah masuk. Pastikan kalian berhati-hati dengan penduduk."

Cateo tersenyum. "Tentu saja, ayo pelayan ...segeralah bawa karung itu!" ujarnya kepada Asmosius. "Kau lama sekali."

Asmosius : The Master of Rats [Leanders Series]Where stories live. Discover now