3. Boo Putri Mandratama

388 38 2
                                    

Jam sudah menunjukan pukul 15.00. Panda kecil yang tadi pagi ditemui Evan mulai bosan berada di dalam kamar terus sejak pagi.

Dia sedang duduk ditikar dengan sebuah buku cerita di depannya. Tadi Bi Siti memberinya sebuah buku, supaya bisa mengisi kebosanan hewan milik majikannya itu dengan membaca buku.

Panda itu menutup buku cerita yang sudah selesai di baca. Buku itu menceritakan
kisah putri cantik yang bernama Belle. Menurutnya cerita itu lumayan bagus.

Panda kecil itu merebahkan badannya, menatap langit-langit kamar. Tak berselang lama, pintu kamar Evan terbuka dan masuklah seorang lelaki tampan berumur 22 tahun.

Panda yang mendengar pintu terbuka mendudukan dirinya dan melihat ke arah pintu. Mata bulatnya melotot berbinar. Akhirnya orang yang dari tadi dia tunggu datang juga. Yah, orang yang masuk adalah Evan.

"Ayah!" Panda itu berlari kecil kearah Evan dan memeluk kaki jenjang Evan.

Evan tersenyum kecil, lalu mengangkat panda itu, kali ini dia tidak mengangkat melalui tengkuknya, tapi dia memegang kedua sisi badan Panda kecil dan meletakkannya di atas ranjang. Dia berjongkok di depan Panda kecil itu.

"Kau menungguku?" tanya Evan sambil menatap Panda kecil didepannya lekat.

Panda kecil mengangguk heboh. "Aku bosan di dalam kamar menunggu Ayah. Kenapa Ayah pulangnya lama?!" sungguh kata-kata paling panjang yang pernah panda itu keluarkan dari dalam mulutnya.

"Ada Meeting di kantor yang harus ku hadiri" jelas Evan lalu duduk disamping Panda kecilnya. "Kau, Apa kau ingin memiliki nama?" sambungnya.

"Nama? Aku ingin punya nama Ayah!" Ujar sang Panda antusias saat mendengar nama.

"Kau ingin nama seperti apa?" tanya Evan lagi, Panda itu berpikir sebentar, terlihat dari kedua telinganya yang bergerak-gerak. Sepertinya kedua telinga Panda ini akan bergerak jika dia sedang berpikir. Tak lama kepala bundar si Panda menggeleng "Tidak tahu" jawabnya.

Evan sebenarnya sudah memikirkan nama untuk Panda kecil dihadapannya, hanya saja dia merasa nama itu sedikit aneh dan takut kalau Panda itu tidak menyukai nama yang dia kasih.

"Bagaimana kalau Boo. Apa kau suka dengan nama itu?" tanya Evan ragu-ragu.

"Boo?" gumam Panda itu sambil memiringkan kepalanya ke kanan.

"Kalau kau tidak suka, Aku bisa memikirkan nama yang lainnya"

"Boo!" Panda itu berucap heboh dengan raut muka bahagia.

"Kau menyukainya?" tanya Evan yang melihat tingkah heboh Pandanya. Panda itu mengangguk dengan semangat.

"Baiklah, namamu sekarang Boo" Final Evan. Panda itu mengangkat tangannya ke atas "Yeay. Aku punya nama" Ujar Boo bahagia.

Evan menatap Boo dengan perasaan senang, tapi kalau kalian melihat wajahnya, dia sama sekali tidak menunjukan ekspresi apapun, alias Datar.

"Ayah" Panggil Boo menatap ke arah Evan, Evan hanya berdehem menanggapinya. "Nama Ayah Apa?" tanya Boo

"Bukan nama Ayah apa, tapi Siapa Boo. Kau sepertinya butuh belajar lagi dalam merangkai kata" protes Evan

"Hihi. Oke Boo ganti. Nama Ayah Siapa?" tanya Boo lagi.

"Evan Galileo Mandratama kau bisa memanggilku Evan" Jelas Evan, tapi tetap saja Panda itu pasti hanya akan memanggilnya Ayah.

"Kenapa nama Ayah panjang? Namaku hanya Boo" sewot Boo tidak terima namanya pendek.

"Kau ingin nama panjang?" tanya Evan, Panda itu mengangguk semangat.

"Kau Jantan atau Betina?" tanya Evan terlebih dahulu sebelum dia memberikan nama panjang ke Panda kecil yang sekarang memiliki panggilan Boo.

"Kata profesor aku Panda yang cantik" jawab panda itu sambil tersenyum manis. Evan yang melihatnya tertawa kecil.

"Ayah kalau tertawa terlihat sangat tampan" Ujar Boo. Sadar kalau dirinya tertawa, Evan segera menetralkan mukanya. Dia berpikir nama panjang apa yang cocok untuk Boo.

Evan berdehem sebentar sebelum berucap "Boo Putri Mandratama. Itu nama Panjangmu"

"Wahh. Nama yang bagus Ayah. Boo suka" Reflek Boo memeluk Evan, walau nyatanya tangan pendek itu tidak bisa sepenuhnya memeluk tubuh Evan.

Evan yang dipeluk tiba-tiba oleh Boo sempat kaget. Sayangnya dia tidak membalas pelukan Boo.

Evan melepaskan pelukan Boo. "Sepertinya hari ini kau harus mandi. Aku akan menyiapkan air hangat untukmu" Evan berlalu pergi ke kamar mandi menyiapkan air hangat untuk si Panda mandi.

Boo menatap sendu kepergian Ayahnya. "Ayah tidak memeluk Boo" ucapnya lirih.

"Tidak boleh terjadi, Boo harus bisa mendapatkan kasih sayang dari Ayah" dengan semangat yang menggelegar. Boo turun dari kasur dan berjalan menyusul Evan ke kamar mandi dengan kaki kecil nya yang dihentak-hentakkan ke lantai.

"Ay-" belum selesai Boo bicara dia sudah diangkat Evan dan dicemplungkan kedalam bak mandi yang berisi air hangat.

"Saatnya mandi panda kecil" Boo pasrah saja dimandikan oleh Ayahnya. Evan mulai menyiramkan air hangat ketubuh Boo. Setelah dirasa badan Boo basah semua dia mengambil Sabun cair dan mulai menyabuninya serta menggosok badan Panda supaya bersih sepenuhnya.

Boo asik dengan air, dia menampar-nampar air yang menenggelamkan sebagian tubuhnya, hingga menimbulkan cipratan yang mengenai tubuh dan wajah Evan.

"Bisakah kau mandi dengan tenang? Atau kau mandi saja sendiri" ancam Evan. Panda itu menggeleng panik, dia tidak bisa mandi sendiri, tangan hitam pendeknya pasti tidak akan sampai untuk menggosok seluruh tubuhnya.

"Kalau begitu, Jadilah Panda yang baik dan mandi dengan tenang." Boo mengangguk patuh. Dia berhenti menampar-nampar air, dan memilih diam memainkan bebek-bebek kecil yang ikut berendam di bak mandinya.

Tadi sebelum pulang Evan sempat melihat ada penjual bebek-bebek kecil. Dia membelinya untuk Boo yang menunggunya dirumah.

"Selesai" gumam Evan. Dia mengangkat Boo keluar dari bak mandi. Belum sempat menghanduki Boo, Si Panda kecil itu sudah mengibas-gibaskan badannya yang menimbulkan cipratan air ke arah Evan.

"Boo" Evan menegur Boo dengan pelan. Dia sedikit maklum karena kebanyakan hewan memang sering seperti itu kalau sehabis mandi. "Maaf, Ayah" cengir Boo tanpa rasa bersalah.

Evan menghanduki Boo dan membawanya ke tikar yang berada di kamar. Boo, dia dudukkan di atas tikar dan dia mulai mengelapi badan gemuk Boo yang basah.

"Ada satu hal yang ingin ku tanyakan padamu" Ucap Evan sambil terus mengelap badan Boo.

"Tanya Apa Ayah?" Boo memiringkan kepalanya ke kiri. Mungkin dia capek memiringkan kepalanya ke kanan terus. Jadi sekarang gantian ke kiri.

"Kenapa kau memanggil ku Ayah?" Evan menghentikan sebentar aktivitasnya mengelap badan Boo. Dia menatap Boo menuntut sebuah jawaban.

"Waktu itu, sebelum Profesor menaruh Boo di kotak kardus. Dia bilang, jika ada seorang wanita yang membuka kotak kardus ku, aku harus memanggilnya Mama. Kalau dia seorang laki-laki aku harus memanggilnya Ayah, begitu. Karena waktu itu yang buka kotak kardus Boo pertama kali Ayah. Jadi Boo memanggil Ayah dengan sebutan Ayah." Jelas Boo panjang. Evan mengangguk mengerti.

"Apa kau senang bertemu denganku?" tanya Evan.

"Tentu Boo senang. Karena Boo mendapatkan Ayah yang Tampan dan perhatian seperti Ayah Evan. Hehe.." Boo tersenyum lebar. Evan yang melihat itu tanpa sadar ikut tersenyum bahagia.

🐼🐼🐼

Akhirnya si Panda kecil sudah memiliki nama🌼

Boo, kalian bisa membacanya menjadi Bow😊

Next Part⏩

Vote dan Komen🌱

Panda Kecil Kesayangan CEOWhere stories live. Discover now