6. Kantor

310 28 4
                                    

Dipagi yang cerah ini sudah terdengar keributan disebuah rumah mewah milik Evan.

"Boo mau ikut Ayah ke kantor" rengek Boo sambil menarik-narik celananya.

"Tidak Boo. Kau dirumah saja" tolak Evan sejak tadi.

"Nggak mau. Boo mau ikut. TITIK!!" Ucap Boo sambil menekan kata Terakhir.

"Boo. Kau harus menjadi anak penurut. Kau harus tetap dirumah"

"Tidak. Boo mau ikut Ayah ke kantor. Boo gak mau dirumah. Ayahhh~" Rengek Boo yang kali ini dia sudah memberikan muka paling sengsaranya.

Evan menatap Boo jengah. Dia tidak mau membawa Boo kekantornya. Pasti nanti dia akan menjadi pusat perhatian karena membawa hewan peliharaan kekantor. Walaupun sebenarnya memang setiap hari dia menjadi pusat perhatian dikantor, karena parasnya yang tampan melebihi rata-rata ketampanan seorang lelaki pada umumnya.

Alasan yang lainnya juga karena kantornya ada sebuah peraturan tidak boleh ada hewan yang masuk ke dalam kantor baik itu hewan peliharaan sekalipun. Masa iya dia yang membuat peraturan dia sendiri juga yang melanggarnya. Kan tidak lucu. Bisa jatuh harga dirinya nanti.

"Boo" Ucap Evan lembut supaya Boo mau mengerti

"Ayah~" alih-alih menurut, Boo malah semakin merengek.

Para Maid dan Bodygard yang melihat adegan Tuan dan hewan peliharaannya merasa gemas sendiri. Sungguh momen langka Seorang Evan Galileo Mandratama itu berbicara lembut.

Mereka merasa kedatangan Boo kerumah ini membuat suasana rumah menjadi hidup. Yang biasanya sepi seperti rumah tidak berpenghuni, kini berubah menjadi ramai karena tingkah laku panda kecil itu yang ada-ada saja.

Evan menghela nafasnya kasar "Tidak!" Ucap Evan mutlak. Lalu mengangkat Panda kecil itu dan memberikannya kepada Bi Siti. Tanpa mengucap sepatah katapun, Evan langsung pergi keluar dari rumah diikuti para Bodygard.

"AYAH!!!" Teriak Boo kencang, memberontak dari gendongan Bi Siti ingin turun mengejar.

Tapi sayang, Mobil Evan sudah melaju pergi dari pekarangan rumah. Meninggalkan Boo yang sedih melihat Ayahnya pergi tanpa mengajak dirinya.

"Ayaahhh!~" Tangis Boo kencang dan terus memberontak ingin turun.

"Boo. Jangan nangis. Tuan pasti bakal pulang kok. Kamu tenang aja" Bi Siti berusaha menenangkan Boo yang terus memberontak dalam gendongannya.

"Nggak mau! Mau Ikut Ayahhh!!!" Ucap Boo disela tangisannya.

Bi Siti terus berpikir bagaimana cara supaya panda kecil ini tenang. "Gimana kalau nanti kita ke kantor Tuan. Setelah kamu mandi?" tanya Bi Siti

Boo langsung berhenti menangis menyisakan air mata yang menempel di area pipinya. "Bener?" tanya Boo memastikan

"Iya"

"Ya udah ayo mandi" Ajak Panda itu antusias. Dia sudah tidak sabar ingin ke kantor Ayahnya.

"Haduh. Semoga tidak kena amuk Tuan Evan. Karena Saya mengajak Boo untuk ke kantornya. Padahal dia tadi sudah melarang. Tapi mau bagaimana lagi. Ini supaya Boo berhenti menangis. Semoga Tuan Evan memakluminya." Batin Bi Siti.

🐾🐾🐾

"Ayoo Bibi. Kita berangkat ke kantor Ayah"

"Sebentar. Saya mau menyiapkan barang-barang yang mungkin akan kamu butuhkan nanti selama disana"

Bi Siti sibuk memasukkan beberapa barang kedalam tas. Boo sudah rapih, bulu-bulu halusnya sudah bersih dan sudah disisir juga. Dia menggunakan pita warna merah muda di lehernya. Terlihat sangat imut.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Jun 17, 2023 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Panda Kecil Kesayangan CEOWhere stories live. Discover now