1 ▪️ Hitam, Ciri Khas

94.2K 7.8K 560
                                    

' Lo harus kuat untuk diakui di mana pun saat ini. Ibaratnya tanda kali, walaupun tanda tambah dan kurang ada di depan, operasi hitung bakalan tetap ngedahuluin tanda kali '
[ Zilos - 01 ]

✒. Happy reading!

Deruman suara motor yang riuh adalah sebuah ciri khas. Mereka semua memimpin jalanan dengan warna hitam mendominasi. Bagaikan bayangan, tak terlihat tetapi saat diperhatikan sangatlah jelas dan padat. Dalam berbagai warna, tidaklah memikat tetapi sekalinya mendominasi, mereka bagaikan magnet yang bisa menarik perhatian apapun di sekitarnya.

Satu motor sport dengan warna hitam pekat diikuti sembilan motor yang lain telah memasuki gerbang Horizon High School, atau biasanya disebut HZ High School, sekolah yang bergengsi di kota, tepat di negara Indonesia.

Tidak mungkin murid HZ High School tidak mengenali siapa sepuluh lelaki berjaket hitam dengan tulisan 'ZWART' terpampang jelas di atas punggung itu. Setiap mata yang melihat, telinga yang mendengar, ataupun mulut yang bergumam, mereka akan tahu siapa Zwart.

Sekelompok siswa HZ High School yang selalu menoreh prestasi gemilang dalam setiap lomba. Dikenal sejak mereka menginjakkan kaki di SMP Antares. Berawal dari kelompok kecil asal karena tim belajar, siapa sangka mereka telah berubah menjadi sosok dikagumi dari berbagai kalangan begitu menduduki bangku SMA. Menakjubkannya, mereka adalah generasi pertama yang menempati kelas Z-1.

Kelas unggulan HZ High School yang tercipta akibat dari mereka yang terus menerus menorehkan prestasinya membuat pihak sekolah mengadakan kelas khusus. Kelas bagi mereka yang berhak, kelas bagi mereka yang memimpin.

Satu lelaki yang selalu memimpin barisan di depan, membuka helmnya dengan cepat. Ia menyipitkan mata saat sinar matahari sudah meninggi. Tangannya segera menarik tudung yang tersambung dengan jas almamaternya untuk menghalau cahaya dari seluruh bagian kepala.

Langkah lelaki itu dipercepat, diikuti sembilan lelaki lain di belakang. Dan semua pergerakan itu, tak luput dari perhatian murid-murid lain yang ada. Sebab, sepuluh lelaki itu memanglah pusat atensi yang tidak boleh diabaikan begitu saja.

"Padahal belum jam tujuh, kenapa udah panas aja. Kira-kira kenapa, North?" lelaki dengan rambut oranye gelap itu melirik ke sampingnya, tepat pada lelaki dengan bekas luka sayatan dari alis hingga bawah mata di bagian kanan.

Lelaki yang ditanya itu menyeringai, ia merangkul lelaki di sebelahnya. "Penyebab cuaca panas belakangan ini gara-gara posisi matahari ada di wilayah utara ekuator. Biasanya, jadi penanda sebagian wilayah Indonesia bakalan memasuki musim kemarau."

"Untung ada info cuaca berjalan."

"Kalau kayak gini terus, gimana nasib Zilo--" mulut lelaki yang sudah membentuk huruf O itu langsung terkatup begitu tolehan dan lirikan tajam ia dapatkan dari depan. Ia mengubah raut wajah lemasnya menampilkan senyuman jenaka. "Bercanda, lo 'kan kuat."

Tiba di kelas yang berada di lantai dua gedung khusus kelas 12, sepuluh lelaki itu masuk ke dalam dengan tertib, mulai menyimpan tas masing-masing di bangku yang sudah ditentukan di hari sebelumnaya. Bangku yang hanya berjumlah lima dengan sepuluh kursi.

Melepas jaket, menggantinya dengan almamater abu-abu sekolah sudah dilakukan mereka semua. Hingga sosok yang sejak tadi menutupi kepalanya dengan tudung itu menampilkan rambut putihnya, kontras sekali dengan pakaian yang melekat. "Lima menit lagi ucapara, keluar sekarang."

"Lho, baru juga nyampe?" lelaki dengan rambut hitam legam disertai penampilan yang amat rapi itu mengeluh. Ini memang hari senin, setiap murid diwajibkan mengikuti upacara. "Males banget."

"Males males pala lo lemes. Kepala gue udah mencapai titik didihnya nih. Kalau lo nambahin larutan pemicu, entar menguap, siap-siap aja tangan gue melayang."

ZWARTWhere stories live. Discover now