part two: home raisya

53 1 0
                                    

Aretta juga raisya berjalan menyusuri koridor rumah sakit, sesekali mereka mengumpet di karenakan ada dokter dan suster yang sedang bertugas di saat jam segini.

22.00. tepat pada jam 10 malam, aretta dan raisya mengendap endap berusaha agar tak ketahuan oleh petugas keliling rumah sakit

"Pelan pelan, ta" kata raisya saat melihat aretta yang merintih kesakitan , aretta mengangguk

Mereka masih melanjutkan aktivitas mereka, namun langkah aretta terhenti saat melihat seseorang yang menurutnya tak asing

"Kenapa?" Tanya raisya tak mengerti saat aretta tiba tiba memperhentikan langkahnya

"Coba kamu lihat disana, dia aletta, kan?" ucap aretta dengan nada yang bisik bisik

"Loh, iya. itu aletta sama raya" jawab raisya setelah mengikuti telunjuk aretta yang menunjuk lurus ke depan sana

"Mereka mau ngapain?" Tanya raisya

"Mungkin ke ruangan aku, terus dia mau drama, kali"

"Yaudah, lo tunggu sini. biar gue yang labrak dia"

Dengan cepat aretta menahan pergelangan tangan raisya lalu menggeleng

"are you crazy?"

"i'm not crazy!, coba sekarang lo liat. lo sampai di usir sama bokap lo, itu karna siapa? ya karna aletta sialan itu."

"Cukup sya, gimana pun juga mereka masih keluarga aku juga." kata aretta membuat raisya berdecih tidak setuju

Apa apa-an? bahkan aretta masih menganggap mereka sebagai keluarga nya. setelah mereka memperlakukan aretta tidak adil, memperlakukan aretta dengan kasar. juga bahkan aletta yang berstatus sebagai saudara kembar aretta, dia selalu memfitnah aretta saat sedang di depan orang orang.

"Lo yang cukup ta, gue ga habis pikir sama lo."

"Lo..." raisya menggantung perkataan nya

Raisya menghembuskan nafasnya pasrah "oke, terserah lo. kita lanjut pulang, ayo mumpung sepi" ucapnya lalu menarik lembut lengan aretta

Sesekali aretta menoleh ke aletta yang sedang sibuk bertanya tanya pada petugas admin

"Tunggu apa lagi? Ayo." Aretta mengangguk lalu mengikuti langkah raisya, tatapan ya kosong.

and.. finally akhirnya mereka lolos dan sampai di parkiran. tepatnya sudah ada taksi online yang sebelumnya sudah raisya pesan, dengan cepat dan buru buru, raisya segera memasukan aretta ke dalam mobil itu.

Di sepanjang perjalanan, tidak Ada yang membuka percakapan, hanya saja Pak supir yang sesekali bertanya arah rumah raisya, itu juga hanya raisya jawab dengan anggukan

Aretta sepertinya mengerti jika saat ini raisya sedang kesal kepadanya karna masalah tadi.

Ia menoleh "sya" panggilnya

"Apa?"

"Thanks and sorry"

"buat?"

"Makasih karna kamu selalu ada buat aku, dan maaf soal tadi-"

"Gak usah bahas. sama sama dan gue udah maafin lo." kata raisya dengan senyum tipis nya

Melihat itu aretta membalas dengan senyuman, hingga akhirnya mereka sampai di depan gerbang yang menjulang tinggi ke atas.

Jika di bilang kaya, raisya emang orang kaya, namun dirinya selalu menolak saat mamahnya menyuruhnya untuk berangkat sendiri ke sekolah dengan mengenakan mobil milik almarhum ayahnya dan tanpa merepotkan aretta

Namun raisya lebih memilih untuk berangkat bersama aretta, lagi pula aretta tidak sama sekali merasa di repotkan oleh raisya juga keluarga nya. justru ia yang selalu merasa merepotkan keluarga mereka.

"Jangan pernah ngerasa kalau lo bukan siapa siapa dari keluarga gue. kita semua udah anggep lo dari bagian keluarga ini" ucap raisya tanpa sadar mengalihkan aretta dari lamunannya, aretta tersenyum dan mengangguk

Pelan tapi pasti mereka melangkah, raisya membuka gerbang itu supaya aretta bisa memasuki rumahnya,

"Ayo masuk" ucap raisya lalu mengambil alih genggaman aretta

"Mahhh, isya pulang" ucapnya setelah memasuki rumahnya

"Eh udah pulang kamu?, Eh- Ada retta juga? Sini sini duduk" ucap indah selaku sebagai mamah dari raisya

Keduanya menyalimi tangan indah

"Gimana keadaan kamu? bukannya kamu baru kecelakaan tadi sore? kenapa sudah boleh pulang?" tanyanya

"Iya tante, kita kabur hehe, abiznya retta bosen di rumah sakit"

"Ya ampun, Ada ada saja."

"Mah, Jadi gini.." raisya menggantung, membuat indah mengangkat Satu alisnya, tak mengerti

"Aretta di usir sama om andra sama tante sinta, terus boleh kan aretta tinggal di sini? Nanti aretta tidur sama isya aja gak apa apa"

"Ya ampun, andra kok begitu sama kamu nak? sure.. no problem girl, dengan senang hati. masalah nanti retta tidur dimana, kamu tidur di kamar tamu aja tidak apa apa"

"Mamah tau kan kalau om andra gak bersikap adil sama Aretta?" Kata raisya

"Yess, i know, fine kok kalau aretta mau tinggal di rumah ini. dengan senang hati. lagi pula saya sudah menganggap mu sebagai bagian keluarga ini, nak"

Tanpa sadar aretta telah membendung, air matanya sudah tak bisa tertahan lagi. Baru kali ini ia di lakukan layaknya seperti anak. bahkan keluarga ini adalah keluarga dari temannya

Jika ditanya ia malu atau tidak jawabannya adalah ya! Ia sangat malu kepada dirinya sendiri yang selalu merepotkan keluarga raisya, sudah tidak ada harapan lagi ia bisa di perlakukan seperti ini oleh papah, juga mamah nya

Ia merasakan hal yang berbeda, raisya dan indah terasa berbeda di matanya, bayangan mereka menjadi sangat banyak, matanya juga memburam. ia memegangi kepalanya yang terasa pusing

Sial! umpatnya, saat menyadari kepalanya terasa sangat sakit

"Kenapa ta?" tanya raisya khawatir

Bruk

Tak lama badannya terasa terhuyung ke depan, dengan singgap raisya menangkapnya

"Astaga, bi.. bibiii ambilin air hangat sama kain" teriak indah

Raisya membaringkan tubuh aretta di atas sofa, raut wajahnya terlihat sangat khawatir, ia mulai mengompres dahi aretta yang terasa sangat panas

"Sya, sebenarnya ada apa dengan aretta" Tanya indah dengan tatapan iba ke aretta

Raisya menghela nafasnya "sebenernya isya kasian sama aretta mah, dia selalu di lakuin kasar dan gak adil sama keluarganya, selebihnya kalau aretta di sekolah. aletta, kembaran aretta itu terlalu kejam sama retta. "

"Astaga, kok bisa mereka ngelakuin ini sama Aretta, padahal aretta terlihat sangat baik" Kata indah

"Apa mamah, kenal sama om andra?"

"Dia rekan bisnis mamah sayang, bukannya dia itu pengusaha yang memiliki perkantoran ternama, bukan?" kata indah

Namun tetap. jika di bandingkan dengan perusahaan milik indah perusahaan andra akan kalah. apa lagi indah selalu tidak main main jika sudah bertekad.

Raisya mengangguk "bahkan isya pernah liat saat aretta di kasarin sama om andra, itu semua lewat di depan mata isya, isya benci banget sama keluarga aretta. butt.. kenapa aretta masih terus membela mereka?"

"Itu karna aretta tahu, siapa yang telah melahirkannya ke dunia ini"

Aretta RaensyahWhere stories live. Discover now