part eight: debat

31 1 0
                                    

Gelisah. gadis ini terus merasakan hal yang sangat tidak karuan di dalam tubuhnya, terasa ngilu. tetapi ingat! aretta adalah gadis yang selalu menutup nutupi rasa sakit ataupun menutupi masalah yang sedang ia hadapi

Ia masih terus meresapi rasa sakit nan nyeri itu, ia menatap nanar ke depan, menatap elvan yang sedang berjalan kesusahan karna membawa sebuah gaun yang berwarna hitam

Sedikit berbinar mata aretta saat melihat gaun yang sedang elvan bawa, gaun yang hampir beberapa bulan ini aretta sangat menginginkannya, gaun yang setahnya adalah gaun yang memiliki harga tidak murah, aretta bahkan sempat berfikir.

Ia hanya mempunyai pekerjaan sampingan, biasanya saat sepulang sekolah, ia akan berangkat dan mulai mengerjakan pekerjaan itu, maka dari itu. jika ia ingin memiliki gaun indah itu maka ia harus mengumpulkan uang terlebih dahulu

Aretta menghela nafasnya panjang ya tuhan, tolong berikan aku kesehatan dan jangan buat semuanya jadi berantakan batinnya, sembari memijat pelipisnya

"pake" ucap elvan yang berdiri di depan aretta sembari menyelonongkan gaun itu,

"ah, kak mending kita gak usah ikut frome night, kamu masih sakit, aretta juga gak bawa duit buat beli gaunnya" jawabnya sembari menatap lurus gaun itu

Elvan tersenyum tipis, lalu ia mendekatkan wajahnya pada wajah aretta, "Lo pikir gue mau jual gaun ini, ke lo?" ucapnya sembari meniup kecil muka aretta, aretta sontak mendorong tubuh elvan

"Hah?" Jujur saat ini aretta benar benar tak paham dengan lelaki yang ada di depannya,

"Ck. hah hoh hah hoh" elvan berdecak kesal.

"Ini gue beli untuk lo. banyak bacot lo."

HAH? WHAT?? Apa dia bilang?? untuknya? bisa bisanya, gaun ini sepengatahuannya tidaklah murah. sangat sangat mahal, ia terlonjat kaget saat elvan dengan entengnya berkata kalau gaun itu adalah untuknya

"Gak mau!" setelah berfikir lama akhirnya aretta mendapatkan jawaban untuk menolaknya, walaupun gaun ini adalah gaun yang ia impi impikan dari dulu, tetapi tetap saja ia tidak mau menerima barang dari orang yang baru saja ia kenali

"Lo aneh, lo kaya bukan cewe cewe lain yang kalau di kasih hadiah tuh seneng. lo beda, lo malah nolak ini"

"Kamu yang aneh, tiba tiba ngasih gaun, aku bukan siapa siapa kamu dan kamu juga bukan siapa siapa aku!"

ah ya ampun, bodoh. seharusnya ia tak mengatakan itu, jika tidak elvan akan kembali marah kepada aretta

Aretta menunduk saat lelaki itu tengah menatapnya tajam, perlahan ia perlahan mengangkat dagu aretta dengan satu tangannya

"Omongan lo bener juga, oke kalau itu mau lo. detik ini juga lo punya gue, gak ada cowo yang boleh nyentuh lo selain gue" tatapan tegas milik elvan kembali bertemu dengan tatapan aretta, perlahan elvan mendekatkan wajahnya

Cup!

Satu kecupan singkat berhasil mendarat di bibir aretta, ia membelalak kaget, ini kedua kalinya untuk dirinya bisa merasakan bibir elvan

"Pakai sebelum gue marah sama lo" bisik elvan membuat bulu kuduk aretta berdiri

Aretta segera berdiri lalu ngacir pergi ke kamar mendi, elvan kembali menegakkan tubuhnya, memasukkan tangannya ke dalam sakunya

"Itu cara gue" ucapnya pelan, lalu membuka pintu apart, dan pergi.

.
.
.

"Nat natt, kata lo gue pantesnya pake warna apaan" teriak raisya pada nathan yang masih sibuk memainkan game di handphone nya

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Oct 23, 2022 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Aretta RaensyahWhere stories live. Discover now