Ty 2

61 2 0
                                    

Domenico Iustitia akan ramai orang datang. Acara ini tentu terbuka untuk umum, sekalian promosi sekolah mereka. Di pagar sekolah, terdapat spanduk besar bertuliskan 'Welcome to Domenico Iustitia birthday party.'

Terdapat red carpet dari pintu masuk hingga panggung acara. Tepat di sebelah kiri pintu masuk, terdapat loket penitipan barang juga tempat pembagian kupon undian serta makanan.

Kupon undian itu hadiahnya biasanya berupa barang. Kupon makanan hanya digunakan untuk satu orang, satu porsi makanan serta minum.

Sepanjang red carpet, terdapat hiasan bunga di samping kiri kanannya, juga karya anak-anak yang sengaja dipajang guna mengapresiasi usaha mereka.

Samping kanan panggung adalah stand makanan ataupun cindera mata. Sebelah kiri panggung adalah tempat persiapan.

Pesta itu terpusat di lapangan Domis (Domenico Iustitia) dengan alas karpet merah maroon dan kursi kursi yang amat banyak mengelilingi meja bertaplak putih. Ada sekitar 8 kursi yang mengelilingi meja.

Tak ada tempat khusus untuk para guru, semua sepakat untuk menyamaratakan warga sekolah.

Tempat itu bernuansa merah putih. Di atas panggung, terdapat siswa yang tengah mengecek kondisi microphone. Ada juga yang tengah merapikan meja-kursi, yang sedang mempersiapkan speaker, menata karya siswa, menyiapkan makanan, dan banyak lainnya.

Acara itu butuh lampu yang banyak mengingat berlangsungnya di malam hari pada pukul 22.00-sd selesai. Biasanya acara itu selesai paling cepat jam 1 dini hari. Karena acara itu dibuat H-1 pada saat malam 24.00 mereka merayakan birthday party secara simbolis dengan membunyikan gong oleh kepala sekolah.

"Gimana Ar? Kembang api aman?" Tanya Zidan dianggukin Arya. Zidan sebagai koordinator kembali melangkah melanjutkan tugasnya.

"Butuh bantuan Sil?" Tanya Zidan melihat Silvi membawa dua termos air. "Yes, please."

Setelah membantu Silvi, Zidan pergi ke ruangan OSIS, melapor kepada sang ketua bahwasanya persiapan berjalan dengan lancar.

"Bagus deh, tinggal bungkusin kado door prize sama pemenang lomba-lomba. Kita butuh bala bantuan untuk itu, bisa?" Ujar sang Ketua, Allen.

"Anak-anak teater lagi senggang sih..."

"Jangan lah, biarin mereka mempersiapkan diri, yang lain aja. Karin et Jani kemana?" Yah, unsur Francais nya melekat. (Et=dan)

"Mereka lagi beli tumblr tambahan buat di pintu masuk, itu kurang banget."

"Ya udah, kalo udah dateng, kabarin ya, saya tunggu di ruangan OSIS. Kalau bisanya anak-anak teater, nggak apa-apa." Zidan mengangguk sebagai jawaban.

Allen kemudian melangkah pergi ke pintu masuk. Selama perjalanan, ia menyapa dan disapa kawan-kawannya. Ia tersenyum manis mendengar compliment dari seorang adik kelasnya yang baru ikut organisasi OSIS, Nara.

Siapa yang tidak meleleh melihat senyum seorang Allen. Pemuda itu memang benar-benar membuat kaum hawa melemah.

Setelahnya, mata Allen menangkap dua gadis tengah berjalan sembari menenteng minuman segar. Dia adalah Karin dan Jani, Allen menyapa mereka.

"Hi, Allen!" Sapa mereka bersamaan.

"Katanya beli tumblr, ini apa?" Ia menunjuk minuman itu, keduanya terkekeh.

"Ini kan sekalian Al, kamu mau? Kita beli banyak, tapi nggak cukup buat semuanya sih..." Ujar Karin.

Allen menggeleng pelan, "buat yang lain aja, kita ngobrol tentang pengeluaran dulu ya, di ruang OSIS." Allen lebih dulu melangkah diikuti Karin dan Jani.

Thank YouWhere stories live. Discover now