Ty 4

28 2 0
                                    

Kini mereka terpaksa menjalani misi tanpa kehadiran Vanya. Sebenarnya Vanya mengaku telah sembuh total, namun Eran bersikeras untuk melarang Vanya ikut serta.

Mereka telah menemukan beberapa orang untuk dimintai informasi, dan informasi-informasi tersebut dapat mereka terima. Tak ada yang mencurigakan. Kini mereka berangkat menuju informan terakhir yang diketahui bertempat tinggal di Vevo.

Dalam data, orang itu dikatakan bukan pribumi Vevo. Ia baru pindahan beberapa bulan yang lalu. Sebelumnya, dia menetap di Rya. Jika kalian menebak Noe, jawabannya adalah benar.

"Jadi dia temen kecil lo?" Tanya Bara, Allen hanya mengangguk. Ia dengan santai menyetir mobil dengan minuman dingin di tangan kirinya. Eran dan Vanya tidak ikut.

"Lebih enak dong nanti." Ucap Karin.

Mereka menempuh perjalanan selama kurang-lebih 15 menit. Mobil hitam itu terparkir didepan rumah bercat putih dengan paduan warna biru.

Keempatnya melangkah masuk dengan Allen yang mengetuk pintu. Setelahnya seorang kakek membuka pintu.

"Maaf Kek, apa ini benar rumahnya Noelva Shaquille?" Tanya Karin. Kakek itu mengangguk lalu mempersilahkan mereka masuk.

Tak lama setelahnya, seorang gadis sebaya mereka datang dengan berbagai camilan serta minuman. "Sorry lama."

"Nggak, sorry juga kalo gue dadak ngabarin mau kesini." Jawab Allen.

"Dimakan dulu." Noe menyuguhkan makanan itu, diterima baik.

"Sebenernya, kita mau denger kesaksian kamu waktu kebakaran Ceae waktu itu. Sorry banget kalo lo ngerasa gimana-gimana." Tutur Karin.

"Oh? Waktu itu gue nggak tahu banyak. Yang gue tau waktu itu ada om-om beli roti, dan ibu-ibu dua anak. Tapi gue keburu turun. Pas di eskalator, tiba-tiba pengumuman kebakaran. Ya gue lari keluar lah."

"Apa lo liat lorong di depan toko roti?" Tanya Bara.

"Lorong apaan? Nggak merhatiin ke situ, sorry. Emangnya ada apa ya?"

"Gini, ibu-ibu dua anak itu, ibu dan adeknya Karin. Kematian adiknya dianggap bukan sebuah kecelakaan, melainkan seperti pembunuhan berencana." Jelas Bara kemudian.

"Alzey ya?" Semua yang ada disana terkejut, terlebih Karin dan Allen.

"Kalian dateng juga akhirnya. Gue nggak nyangka kalo orang itu temen lo." Noe menatap Allen.

"Om tuxedo itu, gue tau siapa. Dia om nya Eran kan? Biar lebih jelas, Kakek gue aja yang jelasin."

Kakek pembuka pintu itu melangkah kemudian ikut duduk di samping Noe.

"Sebelumnya perkenalkan, saya Luca. Saya turut berdukacita atas kematian Alzey, juga Catherine. Saya merupakan anak buah Thomas, yang kalian sebut om tuxedo.

Kalian mendengar nama Kyle? Jika ya, harusnya dia adalah adik Karin, Kakak dari Alzey dan Lean. Nasibnya tidak mengenakan. Kyle diambil paksa oleh Thomas sepuluh tahun lalu yang sampai sekarang saya juga tidak tahu dia dimana.

Catherine dan Thomas berselingkuh, hal itu membuat Erik marah. Namun ayah kamu baik, Karin. Dia menerima Kyle dan mengurusnya dengan sepenuh hati. Namun Thomas tidak suka Catherine masih berhubungan dengan Erik, dia meminta Catherine untuk bercerai. Namun sepertinya Catherine lebih mencintai Erik, sehingga hal itu membuat Thomas kesal.

Thomas mengambil paksa Kyle yang saat itu masih berusia lima tahun. Catherine sangat marah waktu itu, sampai akhirnya dia menyerah karena bagaimanapun juga Kyle adalah anak Thomas.

Thomas rupanya masih menaruh dendam hingga setahun kemudian dia meluncurkan rencananya untuk membunuh salah satu dari keluarga kalian, dan yang kena adalah Alzey.

Thank YouWhere stories live. Discover now