Ty 5

29 2 0
                                    

"Lalu menurut kalian, ini cuman pena biasanya? Kata gue sih nggak." Pendapat Bara.

"Ya terus maksud lo? Tuh pena berharga gitu?" Jawab Vanya.

Bara membuka pena itu. Ketika dibuka, kilau cahaya membutakan mata mereka sesaat. Pena itu bukan sekedar pena, melainkan wadah segala informasi.

Muncul sebuah sistem di udara yang terbentuk dari pena silver itu. Sistem itu menunjukkan titik dimana mereka berada, juga tumpukan informasi-informasi penting.

Eran terlihat sangat terkejut melihatnya. Ia kemudian meng-klik tombol bertuliskan file. Layar itu berubah menjadi putih disertai tiga pilihan file yang berbeda. Judul pertama adalah huruf O, judul kedua adalah P dan terakhir adalah C.

Eran terpaku melihat sesuatu yang sangat canggih didepan matanya. Tak hanya Eran tentunya, Vanya sampai membekap mulutnya sendiri.

Bara mencoba meng-klik file bertuliskan O. Setelahnya terlihat tulisan loading. Beberapa detik kemudian muncullah seorang lelaki yang wajahnya dipotret dari tahun ke tahun, lengkap dengan data diri.

"Bar, bilang ke gue ini bukan Allen."

"Itu Allen, Kar."

"Jadi Allen beneran pengkhianat?"

"Nggak tau."

"JELAS LAH, SALAH KITA UDAH PERCAYA SAMA DIA."

"Sabar dulu, ini data apa dulu. Jangan langsung gegabah ngambil kesimpulan." Bara, sang penengah.

"Eh, di kertas itu, ada kata-kata yang nggak kita ngerti nggak sih? Coba cari di internet barangkali ada petunjuk." Usul Karin kemudian.

Mereka kemudian mencari makna huruf tersembunyi itu. Setelah sekian lama mencari, mereka menemukan rumus abjad aneh itu. Tulisan itu berarti Ka-Phu-Rra.

"KAPURA!" Pekik mereka bersamaan. Kini mereka harus kembali menjelajah tempat aneh itu.

•••

"Pak, kita temennya Allen ditunjuk buat ngambil berkas di ruangan yang kayak kemarin. Bisa nggak ya?" Tanya Bara kepada security tempo hari.

"Baik, ikuti saya." Security itu memimpin jalan hingga mereka benar-benar sampai di tempat itu. Mereka sudah menyiapkan sidik jari Allen yang mereka print dari sistem di pena kemarin.

Setelah berhasil masuk, mereka mulai mencari sesuatu yang tidak pasti, kebenaran. Dari petunjuk pena yang tertulis, terdapat sebuah tempat kecil dimana orang-orang itu menyimpan kunci untuk ke tempat ke dua, lorong dengan huruf P. Sama halnya dengan lorong huruf C, lorong P juga memiliki tempat penyimpanan kunci untuk membuka lorong huruf O.

Setelah mereka mencari ke setiap sudut ruangan, mereka tak menemukan apa-apa. Karin mengembuskan napas lelahnya, ia mengedarkan pandangannya. Karin menatap langit-langit ruangan itu.

Langit-langit itu berwarna biru terang dengan lampu yang cantik. Lampu itu terlihat seperti sebuah cangkir. Cantik. Karin mengerjap, dengan mata berbinar, ia mengatakan bahwa satu-satunya tempat yang belum mereka periksa adalah lampu itu!

"Nggak menutup kemungkinan sih, tapi siapa yang mau naik?" Tanya Vanya meletakkan jari telunjuk dan jempol nya di dagu.

"Gue aja, pake kursi ini bisa kan." Bara yang tertinggi menawarkan diri.

Eran meletakkan kursi di atas meja untuk dinaiki Bara. Vanya dan Karin memegang kursi itu. Make sure aman.

Setelah Bara berhasil mencapai lampu, ia meraba lampu yang seperti cangkir itu. Tangganya menemukan sesuatu dengan permukaan sedikit kasar. Ia mengambilnya, setelah memastikan tak ada yang tersisa, Bara kembali turun.

Thank YouWhere stories live. Discover now