080821

66 11 0
                                    

080821
H-358

[]

"Annyeonghaseyo, Couprangie-deul~! Apa kabar?"

Sambil berjalan ke treadmill, Joshua memasang headset dan mendengarkan siaran langsung yang dilakukan Seungcheol. Mengingat perbedaan waktu, di sana pasti masih pagi. Berhubung sekarang masih tanggal tujuh di Los Angeles, dia lupa mengucapkan selamat. Mungkin setelah siaran langsung Seungcheol selesai dia akan mengirimkan pesan.

Telepon aneh yang Joshua terima dari Jeonghan seminggu lalu sedikit banyak membuatnya penasaran. Dia sudah sangat jarang mengikuti berita yang berasal dari Korea Selatan. Kemampuan Bahasa Korea yang dia miliki pun pasti sudah karatan saking lamanya dia tidak menggunakannya. Meski begitu, satu hal yang dia tahu pasti: jika Seungcheol sudah tidak ada, dia akan tahu.

Setelah telepon itu berakhir, Joshua langsung mengecek berbagai kanal berita yang dia tahu. Berita terbaru mengenai Seungcheol hanya mengenai comeback-nya sebentar lagi. Sudah ada beberapa unggahan teaser baik di akun Instagram dan Twitter resmi dari agensinya, juga di akun pribadinya. Joshua ingat pernah menyukai salah satunya. Sejauh yang bisa dia lihat dari akun-akun itu, Seungcheol baik-baik saja. Bahkan sedang berada di puncak kariernya.

"Terima kasih banyak atas ucapan selamat ulang tahun dari kalian!" Suara Seungcheol kembali memasuki telinga Joshua setelah beberapa saat dia tidak fokus. "Ulang tahunku selalu spesial karena keberadaan kalian."

Seungcheol lanjut membicarakan mengenai comeback-nya yang sebentar lagi — sebuah mini album yang "berbeda dari album sebelumnya", katanya — dan Joshua mendengarkan sambil lalu.

Omong-omong, Joshua jadi penasaran apa yang sebenarnya membuat Jeonghan meneleponnya. Mereka sudah tidak pernah berbicara sejak... empat tahun yang lalu. Joshua pergi meninggalkan Korea Selatan di tahun 2017 dan tidak pernah sekalipun berbicara dengan orang-orang yang dia kenal di sana. Tentu dengan pengecualian seperti orang tuanya dan beberapa sepupunya. Juga Seungcheol meski mereka hanya berbicara setahun dua kali saat ulang tahun masing-masing. Jeonghan? Dia seakan-akan sudah musnah sama sekali dari daftar kontak Joshua.

Karena itu, aneh sekali saat dia menerima telepon dari Jeonghan seminggu lalu. Dia bahkan sempat mengira Jeonghan salah menekan kontak ketika pertama melihat notifikasinya. Dia mengabaikannya hingga panggilan ketiga. Jika sudah tiga kali, tidak mungkin Jeonghan salah menekan kontaknya. Pasti ada sesuatu yang urgent dan harus segera disampaikan. Nyatanya dia hanya mengada-ada.

Joshua menyimpulkan kalau Jeonghan hanya mengerjainya. Dia memang suka mengerjai orang, tapi kali ini sudah kelewatan. Atau bisa jadi dia mabuk dan bermimpi buruk. Atau — Joshua sendiri tidak pernah percaya hal-hal ajaib seperti di film-film yang sering diceritakan oleh rekan kerjanya, tapi kalau sesuatu seperti itu ada, mungkin Jeonghan baru saja kembali dari berpetualang ke dunia alternatif.

"Benar, aku memang tampan sekali di konsep sekarang ini, kan?" Seungcheol menyugar poninya. Joshua mendengus. Seungcheol selalu suka membicarakan tentang dirinya sendiri "Aku suka konsep sekarang ini. Terutama konsep pengendara motor itu. Itu ideku, karena kurasa akan cocok sekali dengan lagu-laguku nanti. Tapi memang rambutku sekarang hitam, bukan pirang. Aku tetap tampan, kan? Awas saja kalau kalian bilang tidak."

Joshua tersenyum tipis. Seungcheol adalah seorang rapper, yang biasanya memiliki konsep yang garang, tapi sifat aslinya sebagai seorang anak bungsu tetap tidak bisa disembunyikan. Sejauh ini, memasuki sekitar sepuluh menit dalam live-nya, dia sudah tiga kali merajuk. Dia yang tertua di antara mereka bertiga, tapi kadang kala Joshua berpikir dia perlu mengurus Seungcheol seperti mengurus seorang adik.

[SVT FF] 365: Please Don't GoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang