140821

47 4 0
                                    

140821
D-352

[]

Jeonghan mengintip dari balik panggung menuju tempat penonton yang kini telah dipenuhi oleh penggemar S.Coups, atau yang dengan penuh kasih sayang Seungcheol panggil Couprangs. Mereka semua hadir untuk melihat pre-recording penampilan lagu terbaru Seungcheol di salah satu program musik.

Kemarin Seungcheol mengeluarkan sebuah mini album berisi enam lagu. Childhood, begitu dia menamainya. Jeonghan sudah memutar album tersebut setidaknya enam kali sejak dirilis. Lagu-lagu Seungcheol yang sangat upbeat selalu menyenangkan untuk didengarkan selagi beraktivitas. (Jeonghan sesungguhnya ingin mendengarkan lagu selagi bekerja, tapi dia tentu tidak mungkin memproduksi lagu sambil mendengarkan lagu lain.)

Namun, melodi dan suara Seungcheol yang selalu membuat ketagihan bukan satu-satunya alasan kenapa Jeonghan mendengarkan album Childhood berulang kali. Dia sedang mencari bukti.

Jeonghan ingat menghabiskan seharian penuh memutar semua lagu Seungcheol setelah pemakamannya. Jika dibayangkan dari sudut pandang orang ketiga, pemandangan itu aneh sekali: Jeonghan mendengarkan lagu-lagu upbeat dengan tatapan kosong sambil sesekali mengusap air matanya. Siapa yang menangis mendengarkan lagu hip-hop? Hanya dia, mungkin.

Jeonghan juga ingat menemukan beberapa hal yang bisa menjadi petunjuk atas kondisi kesehatan mental Seungcheol. Semuanya sangat jelas, terutama di empat album terakhirnya: Trauma, Anyone, Childhood, dan Fear. Saat menyadarinya, air mata Jeonghan mengalir lebih deras, begitu juga alkohol yang memasuki tenggorokannya. Satu pertanyaan yang mengusik pikirannya: Kenapa selama ini dia tidak menyadarinya?

Sayangnya, Jeonghan tidak ingat apa saja, jadi kemarin dia sibuk mencatat semua hal yang sekiranya mencurigakan. Setelah dia benar-benar puas dengan analisisnya, dia berencana mengirimkannya pada Joshua. Dia ingat betul Joshua berjanji akan membantunya jika dia betulan bisa membalikkan waktu. Karena waktu sudah kembali, tidak ada salahnya dia mencoba membuat Joshua membantunya. Semoga saja Joshua betul-betul akan menepati janji yang, secara teknis, tidak pernah dia buat itu.

"Jeonghannie! Di situ kau rupanya."

Jeonghan berbalik, mendapati Seungcheol berjalan ke arahnya sambil memperbaiki earpiece-nya. Dia mengenakan sebuah jas hitam dengan payet hitam berkelap-kelip dan celana berwarna cokelat tua. Sebagian kecil rambutnya jatuh menutupi dahinya. Jeonghan bisa membayangkan teriakan fangirls di luar sana saat melihat penampilan Seungcheol itu.

"Kenapa? Kau mencariku?" tanya Jeonghan iseng. "Kau tampak keren."

"Aku selalu keren, Hannie," Seungcheol mengedipkan mata kanannya. "Aku hanya heran kenapa kau tiba-tiba menghilang dari ruang tunggu. Kukira kau sudah pulang."

"Untuk apa aku pulang sebelum pertunjukan dimulai?"

Seungcheol tertawa kecil. "Oh ya, kalau kau mau menonton, kusarankan menonton dari kursi penonton. Atau kau bisa bergabung dengan Mingyu hyung di belakang kamera. Kau sudah pernah memonitor penampilan seseorang?"

Jeonghan menggeleng. "Ah, itu terdengar menyenangkan. Kalau begitu aku akan bergabung dengan Mingyu hyung. Hwaiting, Cheollie!"

Butuh waktu sesaat bagi Jeonghan untuk menemukan Mingyu. Setelahnya, mereka berdua bersama-sama pergi ke sebuah ruangan kaca di belakang kursi penonton. Beberapa monitor berukuran kecil ditata rapi di salah satu sudut ruangan. Semuanya sama-sama menampilkan Seungcheol dari berbagai sudut. Seungcheol tampak sedang berbicara dengan penggemar di baris depan selagi menunggu rekaman dimulai.

[SVT FF] 365: Please Don't GoWhere stories live. Discover now