6. SAH!

686 22 6
                                    

بِسْـــــــــــــــــــــمِ اللَّهِ الرَّحْمَٰنِ الرَّحِيم

اَللهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ




"Sudah siap, nak?" tanya Hasyim, selaku adiknya ayah Arana

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Sudah siap, nak?" tanya Hasyim, selaku adiknya ayah Arana. Wali Arana setelah kepergian ayahnya.

"In syaa Allah siap, om," balas Pak Aldan mengangguk.

"Kalau begitu kita mulai sekarang." Hasyim menjulurkan tangannya dan langsung dijabat oleh Pak Aldan.

Sanak keluarga serta tamu undangan yang berhadir mulai diam tak lagi riuh seperti sebelumnya.

"Ankaḫtuka wa zawwajtuka makhthûbataka Arana Reyandra binta Ahmad Reyan allatî wakkalanî waliyyuhâ bi mahri 10.000 dirham, hâlan."

"Qabiltu nikâḫahâ wa tazwîjahâ bil mahril madzkûr hâlan," jawab Pak Aldan begitu lancar dan lantang.

"Bagaimana?" Kepala penghulu menoleh ke kanan dan kiri menunggu tangggapan para saksi.

"Sah!"

"Alhamdulillah."

•••

Butiran cairan bening menggenang di pelupuk mata Arana ketika kata 'sah' menggelegar terdengar sampai ke kamarnya.

Rasanya campur aduk, antara bahagia namun bercampur duka karena harus melepas masa muda.

Ceklek

"Astaghfirullah, kenapa nangis...." Bunda Naya bergerak cepat menghampiri Arana di pinggir kasur. Menangkup kedua pipi putrinya dengan ibu jari yang menghalang jatuhnya air mata.

"Gapapa kok, Bun. Rara cuma ngga nyangka aja sekarang udah berubah status jadi istri orang." Arana terkekeh.

"Ya Allah, Nak... Bunda minta maaf ya, maafin Bunda udah nyita masa muda kamu."

"Bukan salah Bunda kok. Kan maksud Bunda baik... Nanti Bunda umroh yang khusyu' ya. Jangan lupa do'ain rumah tangga Rara," ucap Arana melempar senyuman.

"Pasti sayang." Bunda Naya membawa Arana ke dalam dekapannya.

Senja Yang AbadiWhere stories live. Discover now