BUKAN JODOH

146 27 22
                                    

Pagi-pagi semua orang sudah pasti sedang beraktivitas dengan kegiatan masing-masing. Tapi tidak dengan Rasyid, pengangguran yang banyak duitnya. Entah bagaimana Rasyid menceritakan kejadiannya, pagi yang seharusnya santai kini malah sudah berdiri di depan pintu Apartemen Kayara. Matanya beberapa kali ia kucek, takut salah penglihatan. Ternyata bukan salah matanya, melainkan memang kenyataannya. Di depan pintu Apartemen Kayara, sudah ada Samuel tengah berdiri. Laki-laki itu masih saja berusaha. Patut di kasih jempol lima, untuk apresiasi kegigihan Samuel.

"Punten bu Kayara." Kedua orang beda lawan jenis tersebut menoleh bersama ke arah Rasyid. Yang di lihat memberikan senyuman__namun terlihat mencurigakan."Minimal jangan depan pintu kali."

"Lo ada apa ke sini?" Tanya Kayara tanpa basa basi. Untuk bertanya pada Rasyid tidak ada kata basa basi lagi, langsung gas aja.

"Mau minta uang sekalian numpang makan."

"Niat amat lo."

"Emang udah gue niatin dari rumah, jadi ada makanan apa?"

"Gue aja baru bangun."

"APA!?" Kayara menggeplak bahu Rasyid, karena jujur saja suara Rasyid lumayan keras hingga membuat Kayara kaget. Kenapa juga Rasyid pake drama teriak, takutnya ganggu para tetangga. "Gue ceritanya kaget dan terkejut gitu, Ay."

"Kasih kode dulu sama gue, biar kagak kaget"

"Siap."

"Samuel, karena urusan lo udah selesai, maaf gue tinggal karena harus mandi." Kata Kayara ketika ia sadar bahwa bukan Rasyid saja yang berdiri depan pintu apartemen. Bukan Kayara mau mengusir, hanya saja ini sudah waktunya mandi.

"Gue boleh ikut lo mandi?" Dan Kayara makin jadi kesal dengan ucapan Rasyid. Rasyid yang sudah melihat wajah Kayara menahan amarah, ia segera lari masuk ke dalam tanpa ijin pada pemiliknya. "Woy anak Konda!! Sape yang nyuruh lo masuk?!"

"Kagak ada!!" Rasyid jawab dengan teriakan juga, dan Kayara hanya bisa menghela napas.

"Sejak kapan kamu sering beteriak Aya?" Ya Tuhan, Kayara tidak ingat kalau Samuel masih ada. Begini nasib Kayara kalau sang mantan masih berharap kembali. Jadinya hidup Kayara bagaikan di hantui mantan.

"Dari dulu gue sering teriak, lo aja yang nggak pernah tau."

"Kenapa?"

"Karena cewek idaman lo, kalem, lembut dan feminim. Jadi Samuel, ini diri gue sebenarnya."

"Saya pikir selama ini sudah mengenal kamu, ternyata masih banyak yang tidak saya kenali. "

"Karena gue sibuk memperbaiki diri supaya gue setara sama lo, nyatanya susah."

"Kalau begitu Terima kasih Kayara"

"Iya" Kayara melihat Samuel pergi dengan jalan yang pelan. Mungkin saja ini hal baik untuk keduanya. Dan Kayara berharap semua selesai tanpa ada lagi drama di Rumah Sakit.

"Sakit setan!" Teriakan Rasyid tidak Kayara hiraukan, ia tetap tiduran di soffa dengan kaki berada di paha Rasyid. Untuk seorang pemilik, bebas. Memangnya Rasyid, tukang numpang. "Kagak perlu loncat juga anjir."

"Maaf Syid, sengaja."

"Kalau lo nggak sengaja, malah gue yang bingung."

"Oke." Kayara baru menyadari bahwa ia sedang melakukan kesalahan. Tunggu, Rasyid tidak mungkin dengan sengaja datang ke Apartemen untuk sekedar menumpang makan. Untuk seorang Rasyid soal makanan bukan hal yang sulit. Sepertinya ada sesuatu. "Lo main ke sini ada apa?"

"Mama pengen ketemu sama lo." Kayara kaget, ia langsung terperanjat dari duduknya. Matanya hampir saja keluar, dan Rasyid tentu saja menatap Kayara ngeri. "Ay,"

RASYIDWhere stories live. Discover now