12

71 4 0
                                    

Pertandingan selesai akhirnya aku kembali ke kota perantauanku pulau dewata bali, tapi kepulanganku dari Jakarta ini amatlah sedih sudah tidak bertemu dengan kedua orang tuaku karena sedang ada perjalanan bisnis.

Aku juga tidak bertemu dan berpamitan dengan rachsel karena dia ada kegiatan hari ini

"ahh" dengusku kesal

"kenapa del? Ada apa?" ucap masrha panik

"ahh tidak apa-apa sayang, aku hanya kesal karena orangtuaku tidak datang"

"yaudah ayo, bentar lagi kita boarding"

"hati-hati ya adikku" ucap indah mengucapkan perpisahan kepada kembarannya

"ya kakak juga ya" balasnya sambil berpelokan

Tak tepat waktu, ternyata racshel sedari tadi berada di terminal yang sama dengan adel, tetapi sangat disayangkan karena team kampus adel sudah memasuki ruang tunggu penerbangan

Huh huh huh

"ehh shel, lo ngapain?"

"ndah adel udah masuk ya?"

"udah baru aja, udah jadwal penerbangan juga"

"ehh shel gw duluan yah"

Pamit indah kepada ashel karena harus menuju ke kantornya

"astaga, telat banget gw" gumam ku kesal dan langsung mencari tempat duduk

"ya tuhan, kenapa ada acara bangun kesiangan si gw" merutuki diri sendiri

"hei shel kok nangis"

"adelllll" larinya dan menubruk tumbuh jangkung pria yang di tangisinya

"tadi ka indah telpon gw, kasian katanya si ashelll...."

"udah gausah dilanjutin, sori ya gw telat"

"bhuka dhulo, ghue ga ga bisa nafas"

"huh, ahh elah tangan lo bau shel" lanjutku bercanda

"ahh adel, lo mah"

Akhirnya aku tidak pulang dengan kesedihan, karena akhirnya aku bertemu dengan sahabat terbaikku, senyum ini tak mau lontur meskipun disebelahku juga ada orang kesayanganku

"senyum-senyum mulo di liat-liat nih, lagi seneng banget ya"

"hehe iya nih, tadi aku kan.." hampir saja keceplosan

Karena pada saat ingin bertemu rachsel, adel izin ke marsha untuk ke toilet ya meskipun lomayan sangat lama

"kamu kan apa?"

"aku tadi di telepon sama daddy hehe" ucapku bohong

"locu banget si, yang lagi seneng abis di telepon daddy"

"makasih ya shel udah nyempetin dateng ke bandara" ucapku mengirim pesan kepada rachsel, dan memandang langit penuh awan di loar jendela

Sesampainya di Bali aku langsung menuju kos ku, tak perlo repot untuk mengantarkan kekasihku pulang

Karena dia adalah pemilik kosannya

YOUR ADMIERWhere stories live. Discover now