Bab 6

836 2 0
                                    


            Saat di dalam perjalanan, arum merasakan ada hal yang aneh dalam dirinya, tubuhnya mendadak lemas, perutnya pun begitu sakit seperti orang yang akan datang bulan, ia pun kemudian meminta izin kepada teman-temannya untuk memastikan apakah ia benar-benar datang bulan atau tidak.

Ia kemudian mengajak tasya untuk menemaninya, dan setelah di cek ternyata arum memang benar-benar datang bulan dan hari ini tepat hari pertama.

"Sya aku datang bulan, gimana nih??" tanya Arum kebingungan

"Kamu ada pembalut ngga, kalau ada langsung pakai aja jangan sampai darahnya menetes kemana-mana" ucap Tasya

"Ada-ada, kebetulan aku bawa dua pembalut, semoga aja nanti bisa cukup" ucap Arum

"Yasudah langsung pakai aja" ucap Tasya

Arum pun langsung memakai pembalut yang dibawanya tersebut. Setelahnya ia pun merasa lega, namun rasa sakit datang bulan di hari pertama tetap dirasakan oleh Arum, namun ia berusaha untuk tak mengindahkan rasa sakitnya tersebut.

"Kamu beneran kuat ngga rum??" tanya Joni

"Aku kuat bang, semoga saja rasa sakitnya lekas reda" ucap Arum

"Yasudah, ayo kita lanjutkan perjalanan lagi" ucap Joni

Mereka bertujuh pun kemudian melanjutkan perjalanan lagi menuju puncak gunung cikuray, mereka sudah masuk ke dalam hutan dengan pepohonan yang nampak menjulang begitu tinggi kea rah langit, untung saja mereka semua dibekali keilmuan pendakian saat di kelompok pecinta alam di kampusnya, sehingga mereka tak begitu kesulitan dalam beradaptasi dan mencari jalan yang dirasa mampu mengantarkan mereka hingga sampai puncak.

Mereka selalu berpikiran bahwa gunung bentuknya yaitu mengerucut ke atas, sehingga jika mereka paham arah mata angin dan mengikutinya ke atas, maka mereka pun akan sampai di puncak, itu lah hal yang selalu mereka pikirkan, sehingga mereka memiliki semangat besar untuk bisa sampai di puncak meskipun harus melewati hutan belantara yang nampak belum terjamah oleh manusia.

Saat dalam perjalanan, tiba-tiba saja arum merasakan dingin di tubuhnya, bulu kuduknya pun merinding seketika, ia sendiri pun tidak tahu apa yang membuatnya merasakan hal tersebut, namun ia merasakan ada sesuatu yang mengikutinya dan melekat di tubuhnya.

"Rum kamu ngga papa?? Ko wajahmu pucat??" tanya tasya

"Dingin banget sya" ucap Arum yang mulai menggigil

"Guys berenti dulu, arum kedinginan" ucap tasya memberhentikan semua teman-teman yang lain

Joni sebagai leader pun mencoba memastikan kondisi Arum dengan memeriksa dahi Arum, dan benar saja tubuh Arum sangatlah dingin. Joni pun langsung bertindak dengan memberikan jaket milikya kepada Arum.

"Tubuhku berat banget, seperti ada sesuatu yang menempel di punggungku" ucap Arum

Salah satu dari merasa ada yang peka terhadap hal-hal yang berbau ghaib yaitu Agus, agus pun langsung membisikan sesuatu hal kepada Joni selaku leader tanpa langsung memberitahukannya kepada arum, sebab ia khawatir arum akan menjadi panik setelah mengetahuinya.

"Bang Joni, arum sepertinya ketempelan" bisik Agus kepada Joni

"Ketempelan apa maksud lu" ucap Joni

"Ada gadis cantik berbaju merah yang sedang berada di punggung Arum saat ini, aku bisa merasakannya" ucap Agus

"Lu ngga boong??" tanya joni

"Ngga bang, tapi tolong lu ga usah bilang hal ini ke dia, takut dia parno" ucap Agus

"Terus gimana cara ngobatinnya??" tanya Joni

"Gua sendiri bingung bang, mungkin bisa pakai air minum yang sudah dibacakan ayat al quran sebelumnya bang" ucap Agus

Joni pun bergegas mengambil air mineral di ranselnya dan mulai membacakan ayat al quran yang ia tahu, ia pun kemudian mencipratkannya ke punggung arum dan tak lupa meminta arum untuk meminum air mineral tersebut, meskipun arum merasa aneh dengan sikap joni, namun ia menuruti semuaa perkataan joni.

Bersambung

MALA PETAKA DARAHHAID DI JALUR PENDAKIAN GUNUNG CIKURAIWhere stories live. Discover now