Bab 8

755 3 0
                                    


Saat teman-teman lain sedang menyantap hidangan yang selesai dimasaknnya, tiba-tiba saja arum keluar dari tenda dan menghampiri yang lain.

"Loh rum kok keluar tenda?? Memangnya kamu sudah pulih??" tanya tasya

"Sya darahku sangat amis, sepertinya aku harus segera mengganti pembalut" bisik arum kepada tasya

"Kamu sudah kuat untuk berjalan??" tanya tasya

"Udah sya, mau ngga kamu antak aku untuk ganti pembalut" ucap arum

"Yasudah aku kemasi dulu piring milikku yah, setelah itu aku akan langsung antarkan kamuu" ucap tasya

Tasya pun mengemasi piring miliknya dan meminta izin kepada teman-teman yang lain untuk mengantarkan arum pergi untuk mengganti pembalut.

"Guys, aku antar arum dulu yah" ucap tasya

"Kalian mau berdua saja?? Mau aku temani ngga??" tanya Joni

"Ngaa usah bang, ini urusan cewe" ucap tasya

"Mau aku temani?? Biar bertiga" ucap nisa

"Gausah nis, kamu sama ari saja di sini" ucap arum

"Yasudah kalau gitu kalian hati-hati dan lekasa kembali yah, jangan terlalu jauh" ucap joni

"Iya bang" ucap arum dan tasya

Arum dan tasya pun berjalanan menuju pohon besar yang lokasinya tak cukup jauh dari tenda mereka. Bau amis semakin menyengat, wajah saja hari ini merupakan hari pertama arum datang bulan. Ia pun bergegas untuk menggantinya dengan yang baru. Setelahnya pembalut yang masih bersimbah darah ia buang begitu saja tanpa dibersihkan atau pun di bungkus terlebih dahulu hingga membuat tasya terkaget.

"Lohh ko di buang gitu aja??" tanya tasya

"Ngga papa sya, udah penuh darah masa mau aku bawa lagi buat disimpan di tas" ucap arum

"Tapi pamali loh rum membuang bekas pembalut sembarangan terlebih lagi masih bersimbah darah seperti itu, takutnya darah haid kamu dijilat oleh makhluk halus" ucap tasya khawatir

"Masih aja kamu percaya tahayul sya" ucap arum

"Bukan gitu rum, tapi kita harus tetap menjunjung tinggi sikap sopan santun di mana pun kita berada" ucap tasya

"Sudahlah sya jangan dibesar-besarkan" ucap arum

Tasya pun hanya bisa menggelengkan kepala atas sikap yang dilakukan oleh arum, ia tak habis pikir jika arum akan melakukan hal demikian. Mereka pun kemudian kembali ke tenda untuk bergabung dengan yang lain. tasya memberitahukan sikap yang dilakukan oleh arum kepada joni.

"Bang, akum au ngomong bisa??" tanya tasya mengajak joni untuk berbicara di luar agar Tak ada yang mendengarnya.

"Kenapa sya??" tanya joni

"Tadi arum buang bekas pembalut yang masih bersimbah darah sembarangan bang, aku takut akan terjadi hal buruk setelahnya" ucap tasya

"Kamu ngga coba peringatkan dia??" tanya joni

"Sudah bang, namun dia tak menurut begitu saja" ucap tasya

"Gawat, semoga tak terjadi hal buruk setelahnya" ucap joni

"Itu juga yang aku khawatirkan bang" ucap tasya

"Jika nanti terjadi hal yang lebih buruk dari sebelumnya kita akan langsung turun" ucap joni

"Yasudah bang, semoga semuanya aman" ucap tasya

Setelah berbicang serius, nampak terlihat raut kecemasan dari keduanya karena sikap arum yang terbilang ceroboh dan tidak mengindahkaan nasihat tasya, jika terjadi hal buruk setelahnya ia pun akan merasa sangat bingung.

*Bersambung*

MALA PETAKA DARAHHAID DI JALUR PENDAKIAN GUNUNG CIKURAIWhere stories live. Discover now