04. Grand Duke Hawthorne

593 92 8
                                    

Sekarang jasper sedang mengikuti setiap gerak-gerik hawthorne. Namun langkahnya terhenti saat dihadang oleh seorang pedagang yang menghampirinya.

"Ugh maaf saya sedang mencari seseorang pak" ucapnya tak enak dan ingin berteriak ketika hawthorne hilang dari pandangannya. Sial padahal ia tadi sudah hampir berhasil.

Setelah memberikan beberapa koin emas dia langsung berlari dan mengikuti jejak aroma hawthorne yang memabukkan. Bahkan aromanya saja wangi sekali.

"Dimana kau hawthorne ish" geram jasper dan terpaksa membuka penutup wajahnya engap.

"Terimalah"

Suara bariton disampingnya membuat ia berbalik menatap sebentar lalu mundur beberapa langkah ia bahkan hampir terjatuh dari kursi kayu. Sial dia adalah hawthorne!

Kalau ada ponsel di dunia ini dia pasti sudah menelpon max dan memberitahu lelaki itu. Bagaimana ini apa yang harus ia lakukan sekarang tidak mungkin dia langsung meminta hawthorne menjadi pelatihnya.

"Kau mengikutiku prince jasper" ujar hawthorne menatap dingin dirinya yang menggeleng keras.

"T-tidak ah! Baiklah aku memang mengikutimu" jujurnya ketika ditatap dingin oleh pria itu.

Bibirnya manyun kesal bagaimana bisa pria ini tau ia mengikutinya, ia pun menegak habis air yang diberi pria itu untuk meredam emosinya.

"Eh kau mau kemana lagi?!" Tangan jasper tak sengaja menarik tangannya hawthorne ketika pria itu akan pergi. Hawthorne berbalik dan menatap tangan mereka datar.

"Lepaskan. Aku tak ada urusan denganmu"

Setelah mengatakan itu hawthorne pergi darinya membuat jasper buru-buru berlari mengejar langkah pria itu. Tak lupa menutup sebagian wajahnya.

"Yak! Sialan sok ganteng–"

Brukk

"Kau ingin mencari ribut denganku?" Dengan cepat hawthorne memukul telak dirinya ke bawah tanah.

Nafas jasper memburu ia terkekeh karena terkejut atas pukulan hawthorne padanya. Pria itu menatap dirinya tajam di atas tubuhnya sembari memegang kerah bajunya.

"E-eiy sorry sorry. Kau marah granduke? Lihat kau memang tampan bahkan sangat" dengan berani jasper menepuk pipi hawthorne membuat pria itu melotot.

"Ck. Perilakumu sangat buruk prince jasper. Ikut aku biar aku sendiri yang mengajarimu tentang adab dan sopan santun" ujar hawthorne panjang lebar.

Jasper yang mendengarnya senang mata serigalanya berbinar-binar ia tak perlu bersusah payah karena orangnya sendiri yang mengajukan.

Lagipula Jasper kan dikenal memiliki sifat yang buruk kenapa tidak ia gunakan saja sebagai senjata untuk terus bersama hawthorne agar pria ini menjadi pelatihnya. Menjadi antagonis kadang bermanfaat.

"Pelan-pelan ish. Tinggi kita hampir sama tapi kenapa langkahmu cepat sekali sih" gerutu jasper ketika ditarik oleh hawthorne.

《》

Deng

Ia kira hawthorne ingin membawanya ke perpustakaan tetapi lelaki itu malah membawanya ke tempat menyulam. Dimana semua muridnya wanita semua, lihat bahkan ada princess charlotte disini. Ia menatap tajam hawthorne yang sedang berbicara dengan pemilik tempat ini.

Sebentar, disini ada princess charlotte dan ia sedang bersama Grand duke hawthorne.

Bukankah ini saatnya untuk mengenalkan mereka berdua agar menjadi dekat. Lalu, ia bisa terbebas dari kematian. Ide yang bagus ia terkikik geli memikirkannya lalu berubah menjadi kesal ketika hawthorne berbalik dan menatapnya.

"Jangan menatapku seperti itu. Menyulam bukan hanya wanita saja yang bisa melakukannya pria juga bisa" ujar hawthorne mendekatinya. Wajahnya tampak senang. Menyebalkan

"Kau yang terburuk. Aku membencimu" kesal jasper membuat hawthorne tertawa semua wanita yang ada disana menjerit terpesona melihatnya.

"Kau harus menungguku selama aku menyulam!"

Tangannya menarik hawthorne untuk duduk disampingnya. Pria itu tampak terkejut dan menatap dirinya kaku. Bahkan semua wanita yang ada disana juga sama terkejutnya.

"Hanya suami yang bisa melakukan itu untuk istrinya"

"Yasudah tidak apa. Berlagak lah kau sebagai–APAA?!" Mata serigalanya melotot lucu, membuat hawthorne menutup matanya terkejut.

Jasper melirik ke segala penjuru benar ia tak menyadarinya semua wanita yang ada disini termasuk princess charlotte datang sendiri. Dan apakah pria yang disamping para wanita itu adalah pasangan sudah menikah?! telinganya merah.

"Tidak apa yang mulia. Anda bisa menunggu sembari mengajarinya" wanita tua pemilik tempat ini yang masih sangat cantik itu menghampiri mereka berdua. Tampak sangat mengenal hawthorne.

"Kau prince jasper bukan? Salam kenal saya may semua pelanggan saya memanggil saya nyonya may" wanita itu tersenyum lembut padanya dan mengusak rambutnya.

Mendapat perilaku lembut dari may membuat jasper terdiam. Dari semua bab novel yang ia baca prince jasper tak pernah mendapat sentuhan kasih sayang saat wanita itu menyentuh bahkan berbicara dengan tokoh yang ia sukai dengan lembut mampu membuat matanya berkaca-kaca.

"Eng! Salam kenal nyonya may" ujarnya sembari terkekeh. Hawthorne yang melihat itu ikut tersenyum kecil, ia kira jasper akan menolaknya ketika di ajak ke tempat ini mengingat wataknya yang keras.

Semua wanita lajang disana terbakar api cemburu. Kedatangan grand duke hawthorne tentu membuat mereka senang bukan main. Namun rasanya semua fokus pria tampan itu hanya tertuju pada si berandal jasper.

"Aku sudah mengenal yang mulia sedari kecil dan mengajarinya langsung disini. Jadi jangan takut pria tampan ini bisa kau andalkan" lanjut may tersenyum lebar.

Hawthorne tampak bangga di matanya membuat jasper hanya bisa mendengus. Ini memang tidak se melelahkan pelatihan yang diberikan ayahnya namun kegiatan seperti ini membuat ia ngantuk kebosanan dan perlu digaris bawahi ia memiliki kesabaran setipis tisu untuk menyulam semua benang ini.

"Kesabaran dimulai dari hal kecil. Jadi bisakah kita mulai prince jasper?" Tanya hawthorne seperti tau apa yang ia pikirkan membuat ia menghembuskan nafasnya dan mengangguk pasrah.

Ini bukan melatihnya sebagai pria kuat tetapi pria ini melatihnya sebagai menjadi wanita secara perlahan. Lalu sekarang bagaimana ia mengenalkan hawthorne dengan princess charlotte.

"Kau harus bersyukur jasper. Ini adalah langkah awal yang bagus" gumamnya membuat hawthorne yang masih bisa mendengar diam-diam tersenyum kecil.

_

Jadi Antagonis di Dunia Isekai | HajeongwooWhere stories live. Discover now