05. Alur yang melenceng

595 87 10
                                    

"Payah"

Satu kata yang bikin emosi jasper langsung kesulut. Tapi dia mencoba sabar, ingat jasper ini lebih baik daripada latihan militer sama bapak-bapak ambisius gila olahraga itu.

Tidak sengaja jasper ngelirik ke arah jendela dimana ada princess charlote yang sedang menyulam dengan tenang. Dia jadi ada ide baru aja mau ngelaksanain ide nya, hawthorne menarik dagunya.

Membuat ia mengerutkan dahinya.

"Apa yang kau lakukan grand duke?"

"Fokuslah atau kau akan seharian berada disini" titahnya dengan wajah datarnya. Jasper mendengus kesal sial dari tadi saja dia masukin benang ke jarumnya tidak masuk-masuk.

"Baiklah. Tapi bisakah kau membantuku memas–"

"Bekerja keraslah waktu makan siangku sudah tiba. Aku harus pergi"

setelah mengatakan itu hawthorne langsung pergi dari hadapannnya tak lupa memberi hadiah kecil menyentil dahi jasper sebelum pergi.

"Bajingan sialan" gumam jasper geram yang  mencoba bersabar lalu masih mencoba memasukan benang itu ke dalam jarum. Matahari sudah mulai terbenam sepertinya jasper ditinggalkan oleh hawthorne karena pria itu tak kunjung kembali.

Semua pelanggan bahkan sudah menyelesaikan sulaman mereka dan pulang kehunian mereka masing-masing. Meninggalkan jasper yang masih duduk di bangku kayu selama berjam-jam di bawah cahaya lentera.

Akhirnya ia berhasil menyelesaikan sulaman bunga dandelion itu dikanvas dengan sedikit bantuan nyonya may yang kasihan padanya karena tangannya terus-terusan tertusuk jarum.

"Sshh...perih" desisnya ketika ia sedang menguatkan tali benangnya. Ia tersenyum lebar bangga kepada dirinya tak sengaja darahnya terjatuh di kanvas itu membuat ia terkejut.

"Aahh sialan kenapa bercak darahku jatuh sih" sesalnya sembari mencoba menghapus namun sudah keburu kering dan tercampur dengan kain kanvas.

"Terserahlah. Biarkan aku beristirahat punggung ku pegal sekali hahh nyaman nya" ia mengambil pagar tembok untuk kasur tidurnya, mata serigalanya mulai terpejam.

Wajahnya sengaja ia tutup menggunakan kanvas miliknya agar tidak ada yang mengganggu.

Tidak menyadari bahwa pria yang mengajaknya ke sini berdiri menyaksikan itu tanpa sepatah katapun. Dan berjalan mendekati jasper ketika lelaki itu sudah terlelap pulas.

"Ayahmu sangat merepotkan. Aku jadi telat untuk memberimu makan" ujarnya seorang diri sembari mengambil kanvas itu dari wajahnya, ia tertegun sekejap.

"Darah?" Hawthorne memberanikan diri menarik tangan jasper dengan lembut. Matanya melotot melihat kedua tangan jasper dibalut kain perban.

"Ugh dasar hawthorne sialan"

Hawthorne langsung melepaskan tautan tangan mereka ketika jasper berbicara. Jantungnya berdegup kencang namun ketika melihat lelaki itu ternyata hanya sedang mengoceh dalam tidurnya ia bernafas lega.

"Awas saja kau. Meninggalkan aku yang lapar disini sendirian" lanjutnya membuat hawthorne tak bisa menahan tawanya.

"Kebiasaanmu tak pernah berubah jasper"

"Kebiasaanmu tak pernah berubah jasper"

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Ugh..lapar sekali aroma apa ini yang menggoda iman" gumam jasper ketika baru terbangun dari tidurnya. Mata serigalanya melihat ke segala penjuru ruangan.

"Jika kau sudah sadar. Makanlah agar kau tidak perlu menggerutu tentangku di dalam tidurmu"

Mendengar itu otomatis kantuk jasper hilang. Wajah baru bangunnya terlihat lucu di mata hawthorne apalagi sekarang lelaki itu melototkan matanya.

"Hahh? Apa yang aku ucapkan memangnya?" Panik jasper lalu mendekati hawthorne yang sedang menulis.

"Dan kemana kau membawaku hah? Ini dimana?"

"Makan saja dan duduk dengan tenang disana. Aku sedang bekerja" seperti ada sihir tubuh jasper langsung mengikuti perintahnya. Mulut jasper menganga tak percaya.

"Tenang saja. Kau ada di kamarku"

Baru saja ingin mengutuk hawthorne ia langsung tergiur dengan makanan lezat di hadapannya.

Seperti refleks dari kehidupan sebelumnya ia meminta izin untuk melahap semua hidangan menggiurkan ini di depannya.

"Grand duke terimakasih atas makanannya. Selamat makan!"

Jasper menutup mulutnya ketika merasakan cita rasa yang benar-benar menggoyangkan lidahnya. Rasanya seperti masakan ibunya, air matanya langsung menetes ketika mengingatnya namun ia terus melahap semua makanan itu.

"Wah enak sekali. Aku akan memaafkan mu karena makanan enak ini"

Hawthorne tersenyum tipis dan menggelengkan kepalanya ketika melihat tingkah laku jasper. Ia tahu sangat tahu bahkan ketika awal pertama kali mereka bertemu lelaki yang sedang bersamanya bukanlah prince jasper yang asli.

"Siapa kau sebenarnya masuk ke dalam ceritaku?"

Jadi Antagonis di Dunia Isekai | HajeongwooWhere stories live. Discover now