PART 4

20.5K 1.9K 1.2K
                                    

Revisi setelah end

Feren melewati pintu masuk di samping pos satpam. Aime sudah tidak dilihatnya lagi. Bisa jadi dia sudah masuk ke dalam gedung sekolah. Feren mempercepat langkahnya. Tapi baru saja beberapa langkah melewati pos satpam, handphonnya mendadak berdering. Ada panggilan masuk. Cepat-cepat ia merogoh benda berbentuk persegi panjang itu dari dalam saku jaketnya. Panggilan dari Mbok Enik ternyata.

“Hallo.” Terdengar suara Mbok Enik setelah Feren menerima panggilan itu.

“Iya, Mbok. Ada apa?” tanya Feren tanpa basa-basi. Ia khawatir kalau Aime makin jauh dari jangkauannya.

“Tuan, Neng. Tuan.” Di seberang Mbok Enik terdengar panik.

“Papi kenapa, Mbok?”

“Tuan kambuh. Neng di mana? Cepet pulang, Neng. Mbok takut tuan kenapa-kenapa.”

“Aku lagi di—” jawaban Feren terhenti sejenak karena terdengar suara seperti ada sesuatu yang jatuh dari atap. “Tunggu bentar kalau gitu, Mbok. Aku langsung balik sekarang.” Lanjut Feren.

***

“We have arrived, Princess.” Terdengar suara berat Pak Acil yang membuyarkan ingatan Feren terhadap kejadian malam itu.

Feren mengusap wajahnya kasar. Agar bisa mengembalikan dunianya ke masa sekarang. Agar membuatnya lebih fokus. Ia kemudian meraih tasnya di kursi sebelah, memperbaiki sweeternya dan keluar melalui pintu mobil yang sudah dibukakan lebar-lebar oleh Pak Acil. “Have a nice day, Princess.”

Feren hanya membalas dengan senyuman. Kemudian masuk melewati pintu gerbang utama. Ia sempat berhenti sejenak melihat ke arah pintu pejalan kaki di samping pos satpam.

***

Seperti biasa, kelas XI IPA 1 dalam keadaan hening. Apalagi sebentar lagi bel masuk akan menggema. Semua sibuk dengan buku masing-masing. Begitu juga dengan Jose. Sam dan komplotannya juga tidak berani membuka suara jika pada saat-saat seperti ini. Bahkan sesekali Sam menelungkupkan wajah. Dipikirnya masih bisa tidur sejenak sebelum guru mata pelajaran pertama masuk.

Tidak lama bel masuk berbunyi. Madam Reva, wali kelas mereka datang tidak lama setelah bel berhenti mengudara. Namun kali ini Madam Reva tidak sendiri, ia bersama Pak Adit yang menyusulnya dari belakang.

“Selamat pagi anak-anak,” ucap Madam Reva. Yang kemudian disambut riuh oleh seluruh siswa. Pengecualian Sam yang baru terbangun karena suara teman-temannya. Suara yang melintas ditelingannya seperti gemuruh komplotan lebah.

“Maaf sebelumnya, madam mau ngambil waktu kalian sedikit sebelum jam pelajaran pertama dimulai.” Para siswa memperhatikan dua guru mereka yang berdiri di depan kelas dengan antusias.

“Seperti yang kalian ketahui, madam sebentar lagi akan melakukan proses persalinan,” ucap Madam sambil mengelus perutnya yang sudah sekitar delapan bulan membuncit. “Karena itu, mungkin dalam kurun beberapa bulan ke depan, madam akan meminta cuti ke pihak sekolah. Cuman, kalian tenang saja. Di sini madam meminta bantuan Pak Adit untuk menggantikan sementara menjadi wali di kelas kalian ini. Kelas XI IPA 1. Gimana? Kalian setuju? Kalau setuju, berarti Pak Adit akan merangkap sebagai wali kelas dan guru olahraga kalian.”

“Setujuuuuu ….” Para siswa menjawab serentak. Mereka sangat antusias. Apalagi Pak Adit memang termasuk salah satu guru favorit mereka selain Madam Reva.

Pak Adit tersenyum menyambut antusias para siswa di hadapannya.

“Oke kalau gitu, madam tinggal ya. Sampai jumpa lagi pada beberapa bulan ke depan. Madam tunggu kedatangan kalian saat madam lahiran nanti.”

THE BLOCKADE (TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang