09 || Aishan Masuk Pesantren

12.2K 663 3
                                    

بِسْـــــــمِ اللَّهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ

اَللَّهُمَّ صَلِّى عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ، وَعَلَى اٰلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ

اَللَّهُمَّ صَلِّى عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ، وَعَلَى اٰلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

*****

Pagi hari.

Dua mobil mewah dengan gagahnya memasuki gerbang pesantren. Semua santriah seakan terhipnotis ketika melihat dua pangeran tampan turun dari mobilnya. Seperti rakyat berebutan sembako, rela terhimpit-himpit asalkan bisa cuci mata.

"Gus Aishan sama Gus Abyan memang the best handsome banget ya?" celetuk salah satu santriwati.

"Aduh Taeh yung maaf ya kalau aku selingkuh."

"Hmm ... Gus Aishannn, bawaannya pengen aku ngap deh."

"Oppa Byan juga, aku aja sampai ileran liat senyumnya."

Aishan dan Abyan, kakak beradik yang sangat bertolak belakang. Soal tampan butuh tempo yang panjang untuk memilih salah satunya, tapi soal hati, tetap Abyan juaranya. Satu batu bata, dan satu lagi bongkahan es hidup. Mungkin itu adalah julukan yang tepat untuk dua cucu laki-lakinya Kyai Hamzah.

Meskipun ramai santriwati yang bertabrakan ingin melihat pria titisan Nabi Yusuf itu, namun masih ada seorang gadis yang tampak biasa saja bahkan kebingungan melihat santriwati sudah seperti orang menonton konser.

"Kok gue ngerasa kaya ada di rumah sakit jiwa sih?" desus Arsyi yang merasa jengkel. "Kalau aja Kak Haris gue yang dateng ... pasti udah pada mimisan tuh orang."

"Arsyi!" sapa Intan yang mendekatinya.

"Eh, Lo nggak ikutan?" tanya Arsyi.

"Ikutan apa?"

"Ikutan nggak waras kaya mereka."

Intan mengeleng. "Enggak, ana baru selesai masak tadi, kita makan yuk!"

Baru beberapa langkah mereka berjalan,
seseorang memanggil mereka.

"Arsyi, Intan! Aduhh kok nggak ajak-ajak sih, main berangkat aja?" desus Fiya.

"Yah ... gue pikir lo udah gila juga, lagian lo ngapain sih nonton cowok kaya begituan? malu-maluin tau nggak!" protes Arsyi.

"Ya ... maaf, abisnya Gus Aishan 'kan idola aku."

Arsyi memutar bola mata malas, "Alah ganteng segitu doang dijadiin idola, masih gantengan pacar gue, tau nggak?"

"Kamu jangan ngomong gitu, Syi! coba kamu lihat deh! barangkali kamu bakalan suka, trus nanti kalau Gus Aishan jadi jodoh kamu gimana?"

"Cihh ... amit-amit gue ama yang model begituan, lagian gue 'kan udah punya calon suami gue sendiri, ngapain coba,"

"Syi, yang pacaran 'kan belum tentu berjodoh." peringat Intan.

Ais & Syi [Revisi]Where stories live. Discover now